Penutupan layanan marketplace oleh Bukalapak mulai 7 Januari 2025 mengejutkan banyak pihak. Sebagai salah satu unicorn terkemuka di Indonesia, langkah ini menimbulkan tanda tanya besar, terutama terkait sisa dana hasil IPO perusahaan yang hingga Juni 2024 masih signifikan.
Bursa Efek Indonesia (BEI) pun memberikan sorotan tajam atas langkah ini, meminta klarifikasi terkait penggunaan dana IPO yang dihimpun sejak 2021. (Silahkan baca berita lengkap di sini)Â
Penutupan Marketplace Bukalapak: Langkah Strategis atau Tantangan Baru?
Keputusan Bukalapak untuk menutup layanan marketplace tidak diambil tanpa alasan. Dengan fokus pada produk virtual seperti pulsa, token listrik, dan pembayaran tagihan, perusahaan ini mencoba mengoptimalkan margin keuntungan.
Langkah ini juga mencerminkan upaya efisiensi di tengah persaingan ketat dengan pemain besar seperti Tokopedia dan Shopee. Namun, dampak keputusan ini tidak hanya memengaruhi Bukalapak sendiri, tetapi juga UMKM yang sebelumnya mengandalkan platform ini sebagai saluran distribusi.
Penutupan marketplace menunjukkan bagaimana persaingan ketat di industri e-commerce memaksa perusahaan untuk terus beradaptasi dengan perubahan pasar.
Penggunaan Dana IPO: Sorotan Bursa Efek Indonesia
Melansir laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Saham Perdana, Bukalapak telah menggunakan Rp11,49 triliun dari total Rp21,9 triliun yang dihimpun sejak IPO pada 6 Agustus 2021.
Hingga 30 Juni 2024, dana sebesar Rp6,4 triliun telah dialokasikan untuk modal kerja perusahaan, meski masih terdapat sisa dana IPO yang signifikan sebesar Rp9,82 triliun.
Selain itu, dana IPO juga digunakan untuk modal kerja entitas anak seperti PT Buka Mitra Indonesia (Rp1,14 triliun), PT Buka Usaha Indonesia (Rp16,9 miliar), dan PT Buka Pengadaan Indonesia (Rp35,6 miliar).
Alokasi lainnya termasuk Bukalapak Pte. Ltd. (Rp1,05 miliar) dan PT Five Jack (Rp1,25 miliar). Sebesar Rp3,89 triliun juga digunakan untuk pengembangan usaha.
Bursa Efek Indonesia (BEI) telah meminta penjelasan dari Bukalapak mengenai rencana penggunaan dana IPO yang tersisa. Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menyatakan bahwa BEI telah melakukan hearing dan menelaah laporan keuangan perusahaan untuk memahami strategi penggunaan dana tersebut.
Reaksi Pasar dan Nasib Investor Bukalapak