Agar tetap relevan, ada beberapa strategi yang dapat diterapkan oleh Periplus:
- Kurasi Lokal:Â Menghadirkan koleksi buku yang sesuai dengan kebutuhan komunitas setempat. Misalnya, buku-buku tematik yang relevan dengan tren lokal.
- Pengalaman Berbeda: Mendesain toko dengan konsep yang lebih menarik, seperti kafe buku atau ruang baca yang nyaman, sehingga pengunjung merasa betah.
- Berbasis Komunitas:Â Mengadakan acara diskusi buku, peluncuran buku bersama penulis, atau kegiatan literasi yang melibatkan komunitas pembaca.
- Adaptasi Digital: Memanfaatkan platform seperti #BookTok untuk menarik pembaca muda, serta meningkatkan pengalaman belanja omnichannel.
- Efisiensi Lokasi: Fokus pada cabang-cabang strategis dengan potensi pasar yang lebih besar dan biaya operasional yang terkendali.
Masa Depan Toko Buku Fisik
Penutupan toko buku Periplus di Plaza Senayan dan Malioboro Plaza adalah pengingat bahwa toko buku fisik menghadapi tantangan besar di era digital. Namun, bukan berarti toko buku fisik tidak memiliki masa depan.
Dengan inovasi yang tepat dan pemahaman mendalam tentang kebutuhan konsumen, toko buku masih bisa menjadi oasis di tengah hiruk-pikuknya kota, tempat di mana para pencinta buku bisa menemukan inspirasi dan kenyamanan.
Di masa depan, toko buku fisik dapat memanfaatkan peran unik mereka sebagai ruang budaya. Selain menjual buku, mereka bisa menjadi tempat bagi masyarakat untuk berkumpul, belajar, dan berbagi. Dengan menyediakan ruang untuk diskusi, peluncuran buku, atau lokakarya literasi, toko buku fisik dapat memperkuat hubungan emosional dengan komunitas.
Teknologi juga harus diintegrasikan dengan pengalaman toko fisik. Misalnya, menggunakan aplikasi seluler untuk memberikan rekomendasi buku berbasis preferensi pelanggan atau mengadakan acara daring yang terhubung dengan kegiatan di toko fisik.
Toko buku fisik juga dapat bekerja sama dengan penerbit untuk menawarkan edisi terbatas atau buku eksklusif yang hanya tersedia di toko tertentu.
Bagi Periplus dan toko buku lainnya, adaptasi adalah kunci. Mereka harus lebih fleksibel dalam menentukan lokasi, mungkin dengan memilih tempat yang lebih terjangkau atau bahkan membuka gerai-gerai kecil di komunitas lokal.
Selain itu, mengadopsi model bisnis yang lebih ramping dengan fokus pada pengalaman pelanggan dapat membantu mereka bertahan.
Yang terpenting, toko buku fisik harus mampu membangun narasi yang relevan bagi generasi muda. Dalam dunia yang serba cepat, toko buku dapat menjadi tempat di mana orang melambat sejenak untuk mengeksplorasi dunia kata-kata.
Dengan demikian, toko buku fisik tidak hanya akan bertahan, tetapi juga berkembang sebagai pusat literasi, budaya, dan inspirasi.
Penulis: Merza Gamal (Advisor & Konsultan Transformasi Corporate Culture)