Sesuai dengan berita yang dilansir oleh berbagai media internasional, termasuk Reuters dan AFP hari ini, Indonesia kini resmi menjadi anggota penuh BRICS yang dipimpin oleh Brasil selama tahun 2025.
Pemerintah Brasil menjelaskan bahwa Indonesia telah mendapat lampu hijau dari blok ini sejak 2023, tetapi baru diminta bergabung setelah pemilihan presiden yang diadakan tahun lalu. Prabowo Subianto, yang mulai menjabat sebagai presiden menggantikan Joko Widodo pada Oktober 2024, kini memimpin negeri ini dalam babak baru kerja sama internasional.
"Indonesia berbagi dengan anggota kelompok lainnya mendukung reformasi lembaga tata kelola global, dan berkontribusi positif terhadap pendalaman kerja sama di Global South," kata pemerintah Brasil seperti diberitakan Reuters.
Dengan populasi terbesar keempat di dunia dan ekonomi yang terus berkembang, kehadiran Indonesia di BRICS menghadirkan peluang sekaligus tantangan.
Lantas, apa saja implikasi langkah besar ini bagi masa depan Indonesia? Berikut analisis ringan tentang dampak dan strategi yang dapat diambil.
Apa itu BRICS?
BRICS awalnya dibentuk pada 2009 oleh Brasil, Rusia, India, dan Tiongkok sebagai forum ekonomi untuk memperkuat kerja sama di antara negara-negara berkembang. Afrika Selatan bergabung setahun kemudian.
Kini, dengan tambahan anggota baru termasuk Indonesia, BRICS semakin mengukuhkan dirinya sebagai blok penting dalam tata kelola ekonomi global. Visi utamanya adalah memperjuangkan reformasi lembaga multilateral, memperdalam kerja sama di kawasan Global South, dan mengurangi dominasi dolar AS dalam perdagangan internasional.
Apa Keuntungan Bergabungnya Indonesia ke BRICS?
Bergabungnya Indonesia ke BRICS membuka berbagai peluang strategis yang dapat dimanfaatkan untuk memperkuat ekonomi nasional. Salah satunya adalah akses ke pasar besar yang mencakup lebih dari 40% populasi dunia.
Dengan peluang ini, Indonesia dapat meningkatkan ekspor produk unggulan seperti kelapa sawit, tekstil, dan produk perikanan. Tidak hanya itu, keanggotaan ini memberikan kesempatan untuk diversifikasi mitra dagang, sehingga Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada pasar tradisional seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Hubungan yang lebih erat dengan negara-negara BRICS seperti India, Brasil, dan Rusia juga membuka jalan bagi peningkatan perdagangan bilateral.
Di sisi lain, kolaborasi di bidang teknologi dan infrastruktur menjadi salah satu manfaat besar yang dapat diraih. Dengan negara anggota seperti Tiongkok dan India yang memiliki keunggulan di sektor tersebut, Indonesia dapat mempercepat pengembangan energi hijau, digitalisasi, serta infrastruktur transportasi.
Selain itu, keanggotaan BRICS juga mengukuhkan posisi Indonesia sebagai pemimpin di kawasan Global South, selaras dengan visi politik luar negeri yang bebas aktif.
Tantangan yang Harus Diantisipasi
Meskipun menawarkan berbagai keuntungan, bergabungnya Indonesia dalam BRICS juga menghadirkan tantangan yang perlu diantisipasi. Salah satunya adalah potensi konflik kepentingan di antara anggota. Setiap negara memiliki prioritas nasionalnya sendiri, dan Indonesia harus cermat dalam menavigasi dinamika ini untuk memastikan kepentingannya tetap terwakili.
Selain itu, langkah BRICS untuk meningkatkan transaksi nondolar dapat memicu tekanan dari negara-negara Barat, seperti Amerika Serikat, yang khawatir terhadap melemahnya dominasi dolar AS. Hal ini memerlukan strategi diplomasi yang hati-hati agar Indonesia tidak terjebak dalam konflik geopolitik.
Sebagai anggota baru, Indonesia juga perlu beradaptasi dengan dinamika internal BRICS. Membangun hubungan yang kuat dengan anggota lain dan memahami proses pengambilan keputusan kolektif menjadi kunci agar keanggotaan ini memberikan manfaat maksimal.
Langkah Strategis untuk Memaksimalkan Manfaat
Untuk memastikan keanggotaan BRICS memberikan dampak positif, Indonesia perlu mengambil langkah-langkah strategis. Salah satunya adalah memanfaatkan peluang investasi dan transfer teknologi dari anggota lain untuk memperkuat infrastruktur dan sektor energi hijau.
Selain itu, menjaga keseimbangan hubungan dengan negara-negara Barat tetap menjadi prioritas agar tekanan eksternal dapat diminimalkan.
Indonesia juga perlu mendorong promosi perdagangan bilateral dengan anggota BRICS, termasuk penggunaan mata uang lokal dalam transaksi, untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS.
Selain itu, sebagai anggota baru, Indonesia memiliki peluang untuk memimpin diskusi mengenai isu-isu penting bagi negara berkembang, seperti reformasi lembaga multilateral dan penguatan kerja sama di Global South.
Apa Selanjutnya?
Keanggotaan Indonesia dalam BRICS adalah langkah strategis yang mencerminkan ambisi negeri ini untuk berperan lebih besar di panggung global. Dengan strategi yang tepat, Indonesia dapat mengubah keanggotaan ini menjadi pendorong utama bagi pembangunan ekonomi dan diplomasi globalnya.
Penutup
Bergabungnya Indonesia ke dalam BRICS bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga pengakuan terhadap posisi strategis Indonesia di dunia. Keanggotaan Indonesia dalam BRICS adalah sebuah momentum strategis yang dapat membuka babak baru dalam pengaruh global Indonesia.
Dengan memanfaatkan peluang ini secara bijaksana dan menghadapi tantangan dengan langkah proaktif, Indonesia dapat mempertegas perannya sebagai motor penggerak kerja sama negara-negara berkembang.
Kesempatan ini tidak hanya berfungsi sebagai ajang diplomasi global, tetapi juga sebagai landasan untuk memperkuat pembangunan dalam negeri yang berkelanjutan dan inklusif.
Melangkah ke depan, keberhasilan Indonesia dalam BRICS tidak hanya diukur dari manfaat ekonomi langsung, tetapi juga dari bagaimana negara ini mampu menjembatani kesenjangan antara negara maju dan berkembang.
Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, Indonesia dapat memastikan bahwa masa depan BRICS menjadi bagian dari upaya kolektif untuk menciptakan tatanan dunia yang lebih adil dan berimbang.
Penulis: Merza Gamal (Pemerhati Sosial Ekonomi Syariah)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI