Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kembalinya Optimisme di Sektor Manufaktur Indonesia

4 Januari 2025   20:12 Diperbarui: 4 Januari 2025   20:12 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Meski PMI mencatatkan angka yang positif, tidak berarti sektor manufaktur Indonesia terbebas dari tantangan. Salah satunya adalah tekanan biaya input yang masih tinggi. Meskipun lebih rendah dibandingkan rata-rata survei, inflasi biaya input akibat kenaikan harga bahan baku dan logistik yang lebih mahal tetap menjadi hambatan bagi banyak perusahaan.

Selain itu, masalah waktu pengiriman pemasok juga menunjukkan sedikit pemburukan, yang mencerminkan adanya gangguan dalam rantai pasokan.

Hal ini masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi sektor manufaktur Indonesia untuk memperbaiki efisiensi distribusi dan memastikan pasokan bahan baku dapat berjalan lancar. Sektor ini juga perlu mengelola inflasi biaya agar tetap bisa bersaing di pasar global.

Apa Artinya Bagi Ekonomi Indonesia?

Kenaikan PMI Manufaktur Indonesia ini tentunya membawa dampak positif bagi perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Sebagai sektor yang menyumbang signifikan terhadap PDB Indonesia, pemulihan sektor manufaktur bisa mempercepat pemulihan ekonomi nasional pasca-pandemi.

Peningkatan PMI menandakan bahwa sektor manufaktur Indonesia mulai menunjukkan daya tahan yang lebih kuat di tengah ketidakpastian ekonomi global. Peningkatan permintaan ekspor, terutama dari negara-negara mitra dagang utama seperti China dan negara-negara ASEAN, berpotensi menjadi pendorong utama bagi pertumbuhan lebih lanjut.

Selain itu, pemulihan sektor manufaktur juga memberikan dampak positif pada tenaga kerja, di mana semakin banyak lapangan pekerjaan yang tercipta, meskipun dengan peningkatan yang masih terbilang kecil.

Meningkatnya lapangan pekerjaan ini membantu mengurangi tingkat pengangguran, serta meningkatkan daya beli masyarakat yang pada akhirnya mendukung pertumbuhan ekonomi.

Menjaga Momentum Pemulihan

Untuk memastikan agar ekspansi sektor manufaktur ini dapat berlanjut dan bahkan semakin membaik, pemerintah dan sektor swasta perlu bekerja sama. Peningkatan investasi dalam infrastruktur, digitalisasi, dan inovasi dalam sektor manufaktur harus didorong lebih lanjut.

Kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan lembaga keuangan untuk menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi sektor manufaktur akan menjadi kunci agar sektor ini dapat terus tumbuh.

Selain itu, perlu ada upaya untuk memperbaiki rantai pasokan, mengurangi ketergantungan pada impor bahan baku yang mahal, serta mengatasi masalah inflasi biaya yang masih menghantui banyak perusahaan. Peningkatan kapasitas produksi dan efisiensi distribusi akan sangat mendukung sektor manufaktur Indonesia dalam menghadapi tantangan global.

Kesimpulan

Kenaikan PMI Manufaktur Indonesia pada Desember 2024 memberikan harapan baru bagi sektor manufaktur di Indonesia. Meskipun tantangan masih ada, angka positif ini menunjukkan bahwa sektor ini sudah mulai bangkit dan memperlihatkan sinyal pemulihan yang kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun