Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Refleksi Akhir Tahun; Rumah Ibadah sebagai Pilar Persatuan Bangsa

30 Desember 2024   11:07 Diperbarui: 30 Desember 2024   11:07 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah ibadah sebagai pemersatu, Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal diolah dengan Generative AI

Di tengah keragaman masyarakat, rumah ibadah memiliki peran penting sebagai tempat suci yang mempersatukan umat. Akhir tahun adalah momen refleksi, saat kita merenungkan perjalanan hidup selama setahun dan menyusun harapan baru untuk masa depan.

Dalam konteks ini, rumah ibadah menjadi simbol penting persatuan bangsa, tempat di mana umat dari berbagai latar belakang berkumpul untuk menemukan kedamaian dan mempererat tali persaudaraan.

Namun, sejarah dan realitas saat ini mengingatkan kita bahwa ada pihak-pihak yang terkadang menyalahgunakan rumah ibadah untuk kepentingan tertentu.

Dalam konteks Islam, kisah tentang Masjid Dhirar dalam Surah At-Taubah ayat 107-110 memberikan pelajaran mendalam tentang pentingnya menjaga kesucian niat dalam membangun dan memanfaatkan rumah ibadah.

Kisah Masjid Dhirar: Sebuah Pengingat Penting

Masjid Dhirar dibangun oleh sekelompok kaum munafik dengan tujuan memecah belah umat Islam dan mendukung musuh Nabi Muhammad SAW. Meski tampak seperti masjid pada umumnya, tempat ini dirancang untuk menyebarkan kekufuran dan menciptakan konflik.

Allah SWT dengan tegas memerintahkan Nabi untuk tidak mendirikan shalat di masjid tersebut dan akhirnya memerintahkan penghancurannya.

Ayat-ayat ini menekankan bahwa rumah ibadah harus didirikan dengan niat suci dan digunakan untuk tujuan yang mendekatkan diri kepada Allah serta mempererat persaudaraan di antara umat.

Sebaliknya, jika niatnya menyimpang, maka keberadaan rumah ibadah tersebut justru akan menjadi sumber kerusakan.

Relevansi dengan Kondisi Saat Ini

Di masa kini, kita sering menyaksikan bagaimana rumah ibadah kadang-kadang digunakan untuk agenda yang justru memecah belah umat.

Contohnya adalah ketika tempat ibadah dijadikan alat untuk menyebarkan kebencian, ideologi ekstremis, atau kepentingan politik sempit. Situasi ini mencerminkan paralel dengan apa yang digambarkan dalam kisah Masjid Dhirar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun