Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Mampukah Transformasi 365 Copilot dari Microsoft Menyaingi ChatGPT dari OpenAI?

24 Desember 2024   20:12 Diperbarui: 24 Desember 2024   20:12 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal diolah dari File Photo Reuters/Dado Ruvic 

Microsoft terus menjadi pemain utama dalam inovasi teknologi, terutama di bidang kecerdasan buatan (AI). Produk unggulan mereka, Microsoft 365 Copilot, menjadi salah satu wujud komitmen perusahaan untuk mendukung produktivitas pengguna melalui teknologi AI. (Sumber: Reuters, 24 Desember 2024) 

Namun demikian, di balik pencapaian ini, Microsoft juga menghadapi tantangan besar, mulai dari biaya operasional hingga ketergantungan pada teknologi OpenAI. Apa langkah Microsoft untuk mengatasi masalah ini?

Bagaimana strategi ini memberikan pelajaran berharga bagi pengguna maupun pelaku industri AI? Mari kita telusuri lebih jauh.

Menyiasati Ketergantungan pada OpenAI

Sejak peluncurannya pada Maret 2023, Microsoft 365 Copilot mengandalkan teknologi GPT-4 dari OpenAI. Namun, ketergantungan ini menimbulkan tantangan terkait biaya dan kecepatan.

Dalam upaya untuk lebih mandiri, Microsoft kini mengembangkan model internal, seperti Phi-4, dan menyesuaikan model bobot terbuka lainnya. Langkah ini memungkinkan perusahaan untuk mengurangi biaya sekaligus meningkatkan efisiensi produk mereka.

Menurut sumber yang mengetahui langkah ini, tujuan Microsoft adalah memberikan nilai tambah kepada pelanggan dengan biaya yang lebih terjangkau. Hal ini sejalan dengan upaya mereka untuk memperluas pasar dan menjangkau lebih banyak pengguna.

Berdasarkan informasi yang tersedia, survei Gartner pada Agustus 2024 menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan masih dalam tahap uji coba dan belum benar-benar mengadopsi Microsoft 365 Copilot.

Namun, analisis dari BNP Paribas Exane optimis bahwa adopsi Copilot akan terus meningkat, dan memperkirakan Microsoft dapat menjual kepada lebih dari 10 juta pengguna berbayar dalam waktu dekat. (Sumber: Kabar Bursa, 24 Desember 2024) 

Diversifikasi Teknologi: Kunci Ketahanan di Tengah Kompetisi

Microsoft menyadari bahwa diversifikasi adalah kunci untuk menjaga daya saing. Selain mengembangkan teknologi internal, mereka juga membuka pintu untuk model dari mitra lain, seperti Anthropic dan Google. Strategi ini mencerminkan fleksibilitas Microsoft dalam menghadapi persaingan di pasar AI yang semakin sengit.

Langkah diversifikasi ini tidak hanya menguntungkan Microsoft, tetapi juga memberikan pilihan kepada pelanggan. Dengan berbagai alternatif teknologi yang lebih hemat biaya dan efisien, pengguna dapat menikmati manfaat AI tanpa terbebani biaya yang tinggi.

Tantangan Adopsi: Membuktikan Nilai Produk

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun