Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Pelajaran dari Pengalaman Pribadi Menghadapi Delay Massal Penerbangan

24 Desember 2024   10:01 Diperbarui: 25 Desember 2024   07:40 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Papan pengumuman yang menandakan terjadinya delay massal di Bandara Juanda, 21 Desember yang lalu. (Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal)

Penerbangan yang tertunda atau delay bukanlah hal baru bagi para penumpang pesawat, terutama di Indonesia yang menghadapi berbagai tantangan operasional dan cuaca.

Namun, pengalaman setiap individu menghadapi situasi ini sering kali berbeda, tergantung pada kondisi dan perasaan saat itu.

Artikel sederhana ini mencoba merangkum pelajaran dari berbagai pengalaman delay massal yang pernah saya alami, dengan harapan dapat memberikan wawasan bagi pembaca dan pihak terkait.

Kejadian di Juanda: Delay Massal yang Membuat Lelah

Akhir pekan lalu, saya mengalami delay penerbangan massal di Bandara Juanda, Surabaya. Hari Sabtu sore itu, saya baru saja menyelesaikan kelas pelatihan untuk para direktur dan eksekutif senior dari pagi hari, sebuah kegiatan yang cukup menguras energi.

Keinginan untuk segera tiba di rumah harus tertunda karena alasan operasional yang diumumkan oleh pihak bandara. Hampir semua penerbangan mengalami keterlambatan. Akibatnya penumpang menumpuk di ruang tunggu keberangkatan.

Saat akhirnya diperbolehkan naik ke pesawat, saya menyadari bahwa antrean untuk runway pun masih panjang. Dari ruang kemudi, pilot mengumumkan bahwa jarak pandang di bandara asal hanya sekitar dua ribu meter, jauh di bawah standar minimum.

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa cuaca yang buruk menjadi alasan utama keterlambatan, meskipun penjelasan awal hanya menyebut "operasional." Dalam situasi ini, saya hanya bisa bersabar, meskipun rasa lelah semakin terasa.

Delay Massal Akibat Bencana Kabut Asap

Pengalaman serupa pernah saya alami beberapa tahun lalu di Pekanbaru. Kala itu, kabut asap akibat kebakaran hutan menyebabkan seluruh penerbangan tertunda seharian penuh. Kondisi bandara menjadi penuh sesak, dengan fasilitas yang terbatas untuk menampung penumpang selama berjam-jam.

Delay ini tidak hanya melelahkan secara fisik, tetapi juga menimbulkan ketidakpastian yang membuat saya dan penumpang lain harus bersiap untuk kemungkinan terburuk, seperti pembatalan penerbangan. Delay karena bencana alam beberapa kali saya alami di beberapa destinasi, bahkan pernah sampai menginap di Bandara.

Dalam situasi seperti ini, pelajaran penting adalah selalu mempersiapkan diri dengan kebutuhan dasar seperti makanan ringan, power bank, dan hiburan pribadi. Memantau informasi cuaca juga sangat membantu untuk mengantisipasi situasi yang tidak terduga.

Delay Massal dan Krisis Keluarga: Sebuah Ujian Kesabaran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun