Dampak Saham dan Reaksi Pasar
Setelah kabar merger ini mencuat, saham Nissan naik lebih dari 20% pada perdagangan awal, sementara saham Honda turun sekitar 3%. Mitsubishi Motors, di mana Nissan merupakan pemegang saham teratas dengan kepemilikan 24%, juga mengalami kenaikan saham hingga 14%.
Langkah ini terjadi di tengah upaya restrukturisasi besar-besaran oleh Nissan, yang baru-baru ini mengumumkan rencana penghematan biaya sebesar $2,6 miliar, termasuk pemangkasan 9.000 pekerjaan dan pengurangan kapasitas produksi global sebesar 20%.
Honda, di sisi lain, telah mengalokasikan $65 miliar untuk investasi dalam kendaraan listrik hingga tahun 2030, dengan target ambisius untuk mencapai 100% penjualan EV pada tahun 2040.
Jika merger ini berhasil, kombinasi Honda, Nissan, dan Mitsubishi Motors di bawah satu perusahaan induk berpotensi menciptakan salah satu grup otomotif terbesar di dunia.
Namun demikian, keberhasilan langkah ini sangat tergantung pada kemampuan kedua perusahaan untuk menyelaraskan visi, mengatasi tantangan keuangan, dan memanfaatkan keunggulan kompetitif mereka.
Langkah ini juga memberikan pelajaran penting bagi pelaku industri lainnya: fleksibilitas, kolaborasi, dan inovasi adalah kunci untuk bertahan di pasar yang terus berubah. Dalam era kendaraan listrik dan otomatisasi, tidak ada tempat bagi stagnasi.
Merger Honda dan Nissan bukan hanya tentang menyelamatkan dua perusahaan raksasa, tetapi juga tentang membangun masa depan baru bagi industri otomotif Jepang di tengah gempuran perubahan global yang tak terhindarkan.
Penulis: Merza Gamal (Advisor & Konsultan Transformasi Corporate Culture)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H