Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Gulai Anyang Sebuah Warisan Kuliner Limokaum yang Kaya Rempah

3 Desember 2024   08:07 Diperbarui: 3 Desember 2024   08:17 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Dokumentasi Dapur Merza Gamal 

Indonesia, sejak dahulu kala, dikenal sebagai surga rempah dunia. Kekayaan alamnya yang luar biasa menjadikan Nusantara rebutan para pedagang dari belahan dunia, terutama bangsa Eropa seperti Portugis, Belanda, dan Inggris.

Mereka datang untuk mendapatkan cengkeh, pala, lada, dan berbagai rempah lain yang pada masa itu lebih berharga daripada emas. Sayangnya, obsesi terhadap rempah ini membawa konsekuensi kelam: penjajahan selama lebih dari 3,5 abad.

Namun, dari sejarah panjang ini lahirlah tradisi kuliner Nusantara yang kaya rasa, termasuk di antaranya kuliner Minangkabau. Di balik cita rasa masakan Minang yang menggugah selera, terdapat perpaduan bumbu dan rempah yang mencerminkan betapa berharganya "emas hijau" Nusantara.

Masakan Minang: Lebih dari Sekadar Rendang

Ketika mendengar masakan Minangkabau, pikiran banyak orang mungkin langsung tertuju pada Rendang, yang telah dinobatkan sebagai salah satu makanan terenak di dunia. Namun, kekayaan kuliner Minang tidak berhenti di sana. Masakan lain seperti Kalio, Gulai, Sate, Asam Padeh, Pangek, dan berbagai hidangan lainnya juga tak kalah menggoda.

Di setiap hidangan Minang, rempah-rempah memainkan peran utama. Tak hanya memberikan rasa yang khas, tetapi juga mengawetkan makanan secara alami. Gulai Anyang, salah satu warisan kuliner khas Nagari Limokaum di Batusangkar, adalah contoh sempurna dari bagaimana rempah menciptakan harmoni rasa yang unik.

Gulai Anyang: Cita Rasa Unik Tanpa Santan

Gulai Anyang adalah hidangan tradisional yang diwariskan turun-temurun di Limokaum. Berbeda dengan gulai pada umumnya yang menggunakan santan, Gulai Anyang diolah tanpa santan, menjadikannya lebih ringan tetapi tetap kaya rasa.

Hidangan ini memanfaatkan rempah-rempah Nusantara untuk menciptakan rasa yang kompleks, dengan sentuhan asam segar dari asam kandis.

Sumber Gambar: Dokumentasi Dapur Merza Gamal 
Sumber Gambar: Dokumentasi Dapur Merza Gamal 

Sekilas, tampilannya yang merah keemasan dan aromanya yang menggoda mungkin mengingatkan Anda pada Tom Yam khas Thailand. Namun, cita rasanya benar-benar berbeda---lebih mendalam dan sarat dengan sentuhan khas Minang.

Resep Gulai Anyang: Kelezatan Warisan Nenek Moyang

Bahan Utama:

  • 1,5 kg jeroan (campur daging berlemak sesuai selera)
  • 100 gr cabai keriting (digiling kasar atau diuleg)
  • 1,5 liter air

Bumbu-bumbu:

  • Daun-daunan: serai, daun kunyit, daun salam, daun jeruk, daun ketumbar
  • Rempah-rempah: cengkeh, pala, jintan, adas manis, kapulaga
  • 1 sdm ketumbar
  • 1 tangkup daun ketumbar
  • 8 cm kulit kayu manis
  • 1 kelopak asam kandis
  • 5 cm jahe dan lengkuas (dikeprek)
  • 10 siung bawang putih (dicincang)
  • 16 siung bawang merah atau 2 bawang bombai (dirajang)

Cara Memasak:

Sumber Gambar: Dokumentasi Dapur Merza Gamal 
Sumber Gambar: Dokumentasi Dapur Merza Gamal 
  1. Cuci bersih jeroan, lalu masukkan ke dalam panci besar.
  2. Tambahkan semua bumbu dan daun-daunan, aduk hingga merata.
  3. Tuangkan air, lalu nyalakan api sedang hingga mendidih.
  4. Kecilkan api, masak perlahan selama 1,5 jam hingga jeroan empuk dan bumbu meresap sempurna.
  5. Koreksi rasa, dan Gulai Anyang siap disajikan.

Perjalanan Rasa dan Sejarah dalam Setiap Hidangan

Gulai Anyang adalah lebih dari sekadar makanan; ini adalah warisan budaya yang mencerminkan sejarah panjang Nusantara. Hidangan ini adalah bukti betapa berartinya rempah dalam kehidupan masyarakat Minang, bukan hanya sebagai pemberi rasa, tetapi juga sebagai warisan tradisi.

Ketika mencicipi Gulai Anyang, Anda tidak hanya menikmati kelezatannya tetapi juga mengenang masa lalu Indonesia yang penuh perjuangan. Ini adalah undangan untuk memahami kekayaan budaya kita dan melestarikan resep-resep tradisional yang menjadi identitas bangsa.

Jadi, siapkah Anda menyelami rasa dan cerita di balik Gulai Anyang, sebuah warisan Limokaum yang menggugah selera?

Selamat mencoba dan nikmati perjalanannya!

Penulis: Merza Gamal (Pensiunan Gaul Banyak Acara)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun