Indonesia, sejak dahulu kala, dikenal sebagai surga rempah dunia. Kekayaan alamnya yang luar biasa menjadikan Nusantara rebutan para pedagang dari belahan dunia, terutama bangsa Eropa seperti Portugis, Belanda, dan Inggris.
Mereka datang untuk mendapatkan cengkeh, pala, lada, dan berbagai rempah lain yang pada masa itu lebih berharga daripada emas. Sayangnya, obsesi terhadap rempah ini membawa konsekuensi kelam: penjajahan selama lebih dari 3,5 abad.
Namun, dari sejarah panjang ini lahirlah tradisi kuliner Nusantara yang kaya rasa, termasuk di antaranya kuliner Minangkabau. Di balik cita rasa masakan Minang yang menggugah selera, terdapat perpaduan bumbu dan rempah yang mencerminkan betapa berharganya "emas hijau" Nusantara.
Masakan Minang: Lebih dari Sekadar Rendang
Ketika mendengar masakan Minangkabau, pikiran banyak orang mungkin langsung tertuju pada Rendang, yang telah dinobatkan sebagai salah satu makanan terenak di dunia. Namun, kekayaan kuliner Minang tidak berhenti di sana. Masakan lain seperti Kalio, Gulai, Sate, Asam Padeh, Pangek, dan berbagai hidangan lainnya juga tak kalah menggoda.
Di setiap hidangan Minang, rempah-rempah memainkan peran utama. Tak hanya memberikan rasa yang khas, tetapi juga mengawetkan makanan secara alami. Gulai Anyang, salah satu warisan kuliner khas Nagari Limokaum di Batusangkar, adalah contoh sempurna dari bagaimana rempah menciptakan harmoni rasa yang unik.
Gulai Anyang: Cita Rasa Unik Tanpa Santan
Gulai Anyang adalah hidangan tradisional yang diwariskan turun-temurun di Limokaum. Berbeda dengan gulai pada umumnya yang menggunakan santan, Gulai Anyang diolah tanpa santan, menjadikannya lebih ringan tetapi tetap kaya rasa.
Hidangan ini memanfaatkan rempah-rempah Nusantara untuk menciptakan rasa yang kompleks, dengan sentuhan asam segar dari asam kandis.
Sekilas, tampilannya yang merah keemasan dan aromanya yang menggoda mungkin mengingatkan Anda pada Tom Yam khas Thailand. Namun, cita rasanya benar-benar berbeda---lebih mendalam dan sarat dengan sentuhan khas Minang.
Resep Gulai Anyang: Kelezatan Warisan Nenek Moyang
Bahan Utama:
- 1,5 kg jeroan (campur daging berlemak sesuai selera)
- 100 gr cabai keriting (digiling kasar atau diuleg)
- 1,5 liter air