Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Kunjungan ke Pameran Basoeki Abdullah Art Awards #5 di Galeri Nasional

2 Desember 2024   12:59 Diperbarui: 2 Desember 2024   13:57 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diskusi "Coversation with Nothings". Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Apa sebenarnya kekosongan? Dalam diskusi tersebut, berbagai sudut pandang dibahas, mulai dari bagaimana teknologi menciptakan ruang kosong di antara interaksi manusia hingga bagaimana seni mengisi kekosongan tersebut dengan makna baru.

Diskusi ini benar-benar membuka mata saya. Bagi saya, kekosongan yang dibicarakan tidak melulu berarti nihil atau tidak ada apa-apa, melainkan sebuah ruang untuk refleksi dan peluang untuk menciptakan sesuatu yang baru.

Diskusi
Diskusi "Coversation with Nothings". Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Seni hadir di dalam kekosongan ini sebagai medium yang memungkinkan manusia untuk berdialog dengan dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya.

Para Pemenang dan Pesan dalam Karya

Pada pameran ini, lima seniman muda berhasil meraih penghargaan utama, masing-masing mendapatkan hadiah Rp 100 juta. Karya-karya mereka menunjukkan keunikan dan keberanian dalam mengeksplorasi tema yang menantang:

  1. Agnes Hansella -- First of the Gang: Karya yang menggambarkan hubungan manusia dengan lingkungan dalam balutan seni kontemporer.
  2. Angela Sunaryo -- Kerokan: Mengangkat tradisi keseharian dalam visual yang mengejutkan.
  3. Asmoadji -- Bercermin pada Sekitar: Mengajak kita merenungkan peran kita dalam lingkungan sosial.
  4. Suvi Wahyudianto -- Billboard Tak Berwarna dan Utopia Pasca Ingatan: Sebuah eksplorasi tentang teknologi dan memori kolektif.
  5. Syaura Qotrunadha -- Alterasi Kisah Sang Pengelana: Menceritakan perjalanan manusia dengan perspektif baru.

Salah satu karya seni rupa finalis. Sumber gambar: Dokumentasi Kopaja71/Andriyanto 
Salah satu karya seni rupa finalis. Sumber gambar: Dokumentasi Kopaja71/Andriyanto 

Setiap karya memiliki kekuatan untuk menyampaikan pesan yang mendalam, membuktikan bahwa seni tidak hanya soal keindahan, tetapi juga cara untuk menyuarakan kritik sosial dan gagasan besar.

Kenapa Harus Mengunjungi Pameran Ini?

Bagi saya, kunjungan ke pameran ini lebih dari sekadar menyaksikan karya seni. Pameran ini memberikan ruang bagi refleksi, dialog, dan apresiasi terhadap seni rupa Indonesia yang semakin kaya dan dinamis.

Dari karya-karya yang memukau hingga diskusi yang menggugah pikiran, semuanya menginspirasi saya untuk melihat seni sebagai medium yang hidup dan relevan.

Jika Anda belum sempat berkunjung, masih ada waktu hingga 8 Desember 2024 untuk menikmati pameran ini. Percayalah, setiap langkah di dalam galeri ini akan memperkaya perspektif Anda tentang seni dan kehidupan.

Masalah sosial dalam karya seni rupa finalis. Sumber Gambar: Dokumentasi Merza Gamal 
Masalah sosial dalam karya seni rupa finalis. Sumber Gambar: Dokumentasi Merza Gamal 

Jadikan kunjungan Anda sebagai bentuk dukungan kepada para seniman muda berbakat yang telah menuangkan energi dan kreativitas mereka ke dalam karya yang luar biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun