Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Budaya Belanja Black Friday Menjelang Natal yang Mulai Memudar di Era Digital

29 November 2024   21:18 Diperbarui: 30 November 2024   05:53 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah iklan penjualan Black Friday di Pentagon City di Arlington, Virginia, AS, 27 November 2024. Sumber gambar: REUTERS/Benoit Tessier/Foto Arsip

Salah satu toko yang memberikan diskon besar menyambut hari raya di Indonesia | Sumber Gambar: Dokumentasi Merza Gamal 
Salah satu toko yang memberikan diskon besar menyambut hari raya di Indonesia | Sumber Gambar: Dokumentasi Merza Gamal 

Pada momen ini, toko-toko dan pusat perbelanjaan menawarkan diskon besar-besaran untuk menarik konsumen. Bahkan, beberapa tahun terakhir, platform e-commerce memperkenalkan Harbolnas (Hari Belanja Online Nasional) pada tanggal 12 Desember, yang menjadi fenomena belanja daring terbesar di Indonesia.

Seperti halnya Black Friday di Amerika, belanja musiman di Indonesia juga didorong oleh antusiasme masyarakat untuk mempersiapkan perayaan. Selain pakaian baru, barang-barang rumah tangga, makanan khas, dan hadiah menjadi fokus utama pembelian.

Kesamaan dan Perbedaan Black Friday dengan Musim Berbelanja Hari Raya di Indonesia

Kesamaan:

  1. Diskon Besar-Besaran: Baik Black Friday maupun belanja musiman di Indonesia menawarkan potongan harga yang menggiurkan.
  2. Antusiasme Pembeli: Konsumen di kedua negara memanfaatkan momentum ini untuk menghemat pengeluaran sambil memenuhi kebutuhan.
  3. Peran E-commerce: Kemudahan belanja daring menjadi pilihan utama, terutama pasca-pandemi.

Perbedaan:

  1. Latar Budaya: Black Friday berakar dari tradisi Thanksgiving dan Natal, sementara di Indonesia lebih terkait dengan hari raya keagamaan dan perayaan akhir tahun.
  2. Fokus Belanja: Black Friday lebih banyak menawarkan barang elektronik, mainan, dan produk bermerek, sedangkan di Indonesia kebutuhan sehari-hari seperti bahan makanan dan pakaian lebih dominan.

Pelajaran dari Black Friday untuk Industri Ritel Indonesia

Fenomena Black Friday menawarkan banyak pelajaran bagi industri ritel di Indonesia, seperti:

  1. Inovasi Strategi Promosi: Pengalaman interaktif seperti demo produk atau penawaran eksklusif dapat meningkatkan daya tarik toko fisik.
  2. Optimalisasi E-commerce: Dengan meningkatnya belanja daring, platform digital perlu terus berinovasi untuk memberikan pengalaman belanja yang aman dan nyaman.
  3. Pendidikan Konsumen: Mengedukasi masyarakat untuk berbelanja bijak agar terhindar dari pembelian impulsif dan memanfaatkan penawaran dengan efektif.

Kesimpulan

Black Friday, meski perlahan memudar di Amerika Serikat, tetap menjadi simbol evolusi dalam dunia ritel global. Sementara itu, Indonesia memiliki tradisi belanja musiman yang tak kalah meriah, dengan karakteristik unik yang mencerminkan kebutuhan dan budaya lokal.

Baik bagi konsumen maupun pelaku industri ritel, memahami pola belanja ini menjadi kunci untuk memaksimalkan peluang ekonomi dan menciptakan pengalaman belanja yang lebih baik di masa depan.

Fenomena ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya adaptasi terhadap perubahan perilaku konsumen, baik di tingkat lokal maupun global, demi kelangsungan industri ritel yang dinamis dan inovatif.

Penulis: Merza Gamal (Pemerhati Sosial Ekonomi Syariah)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun