Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ace Hardware Pulang ke Negaranya dan Aspirasi Hidup Indonesia Hadir Membawa Harapan Baru

26 November 2024   09:48 Diperbarui: 26 November 2024   10:08 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada bulan Juni 2024, sebuah langkah signifikan terjadi di dunia ritel Indonesia: ACE Hardware Indonesia berganti nama menjadi PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (AHI), dengan kode saham ACES.

Keputusan ini tidak hanya menjadi perubahan nama, tetapi juga menandakan perpisahan dengan merek internasional yang telah hadir selama hampir tiga dekade, yaitu ACE Hardware International Holdings Ltd..

Sejarah Kerja Sama: 29 Tahun Kolaborasi

Selama hampir tiga dekade, ACE Hardware telah menjadi nama besar di industri ritel Indonesia. Melalui lisensi dengan ACE Hardware International Holdings Ltd., jaringan toko ini dikenal sebagai penyedia produk rumah tangga, peralatan, dan perlengkapan berkualitas.

Namun demikian, semua itu berubah ketika perjanjian lisensi diputuskan untuk tidak diperpanjang dan akan berakhir pada 31 Desember 2024. Keputusan ini, yang disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 7 Juni 2024, menjadi momentum bagi perusahaan induk, Kawan Lama Group, untuk menghadirkan wajah baru dengan nama Aspirasi Hidup Indonesia.

Langkah ini bukan hanya soal nama, tetapi juga menggambarkan visi perusahaan untuk bertransformasi dan menyelaraskan diri dengan tren pasar serta preferensi konsumen yang semakin berubah.

Strategi Baru: Fokus pada Identitas Lokal dan Inovasi

Gregory S. Widjaja, Direktur PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk, menegaskan bahwa perubahan nama ini sejalan dengan fokus perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya di masa mendatang.

Keputusan tersebut bertujuan untuk menjawab kebutuhan pasar yang semakin dinamis, dengan konsumen yang menginginkan pengalaman berbelanja yang lebih relevan dan terhubung dengan identitas lokal.

"Nama baru ini mencerminkan komitmen kami untuk memberikan pelayanan terbaik dan menciptakan pertumbuhan bisnis yang lebih berkelanjutan, serta menjadi sumber inspirasi untuk kehidupan yang lebih baik bagi pelanggan," ungkap Gregory di depan Media.

Selain itu, PT Aspirasi Hidup Indonesia kini tengah mempersiapkan peluncuran identitas merek baru yang mencerminkan komitmen perusahaan terhadap kualitas dan pelayanan terbaik, yang dijadwalkan untuk diperkenalkan kepada seluruh pelanggan pada awal 2025. Hal ini akan memperkuat keberadaan merek lokal yang sudah melekat di hati konsumen Indonesia.

Kinerja Keuangan Positif: Pertumbuhan yang Kuat

Keputusan untuk bertransformasi dan memperkenalkan merek baru ini juga didorong oleh kinerja keuangan yang solid pada semester I-2024. Perusahaan mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 21 persen menjadi Rp366 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan bersih juga mengalami pertumbuhan yang signifikan, mencapai 14 persen, yaitu sebesar Rp4,1 triliun.

Tak hanya itu, Aspirasi Hidup Indonesia berhasil meraih Single-Store Sales Growth (SSSG) sebesar 10,7 persen di semester pertama 2024. Ini menandakan bahwa meskipun perubahan besar sedang terjadi, perusahaan mampu mempertahankan momentum pertumbuhannya di pasar.

Hingga awal semester II tahun 2024, Aspirasi Hidup Indonesia telah membuka 10 toko baru di enam wilayah yang sebelumnya belum dijangkau, seperti Banyuwangi, Garut, Banda Aceh, Tanjungpinang, Ternate, dan Palopo.

Inspirasi Bagi Industri Lain: Menjawab Penutupan Gerai Merek Internasional

Dalam beberapa waktu terakhir, Indonesia telah menyaksikan penutupan gerai-gerai dari beberapa merek internasional besar seperti KFC, Pizza Hut, McDonald's, Starbucks, dan Tupperware. Keputusan-keputusan ini memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana industri yang bergantung pada merek internasional kini menghadapi tantangan berat.

Tren ini, meskipun menunjukkan adanya kesulitan bagi beberapa merek global, juga membuka peluang besar bagi bisnis lokal untuk mengambil alih dan menawarkan alternatif yang lebih relevan dan berkelanjutan bagi konsumen Indonesia.

Kasus Aspirasi Hidup Indonesia bisa menjadi contoh nyata bagi pelaku bisnis di sektor ritel, restoran cepat saji, dan barang konsumer yang juga bergantung pada merek internasional.

Perubahan pasar ini menunjukkan bahwa konsumen semakin memilih produk dan merek yang dekat dengan mereka, baik dalam hal kualitas, keberagaman budaya, maupun identitas lokal yang kuat.

Maka, strategi seperti yang dilakukan oleh AHI untuk memperkenalkan merek lokal dengan nilai-nilai Indonesia, dapat menjadi inspirasi besar bagi sektor-sektor lain yang ingin memanfaatkan momen pergeseran ini.

Restoran Cepat Saji: Menjawab Keinginan Konsumen Lokal

Restoran cepat saji internasional yang pernah menjadi favorit konsumen Indonesia kini mulai merasakan penurunan popularitas, seiring dengan kesadaran yang semakin besar terhadap kuliner lokal.

Konsumen yang semakin menghargai citarasa dan pengalaman makan yang lebih dekat dengan budaya mereka mencari pilihan yang lebih otentik dan personal.

  • Peluang Lokal: Restoran lokal dapat memanfaatkan momen ini dengan menawarkan menu khas Indonesia yang dikemas dengan cara yang lebih modern dan relevan dengan preferensi konsumen saat ini.
  • Diferensiasi: Dengan produk yang mencerminkan identitas lokal, restoran lokal memiliki peluang besar untuk menciptakan pengalaman makan yang lebih mendalam dan relevan dengan kebutuhan pasar.

Ritel: Menarik Minat Konsumen dengan Identitas Lokal

Industri ritel juga tidak luput dari dampak tren ini. Penutupan gerai-gerai merek internasional seperti Pizza Hut, Starbucks, dan Tupperware memberi kesempatan bagi merek lokal untuk mengisi kekosongan tersebut.

Dengan konsumen yang semakin sadar akan pentingnya kualitas dan kesesuaian produk dengan budaya lokal, ritel Indonesia bisa menghadirkan pengalaman berbelanja yang lebih sesuai dengan kebutuhan mereka.

  • Peluang Ritel Lokal: Ritel lokal dapat menonjolkan kualitas produk, pelayanan yang lebih personal, dan menawarkan produk yang berbasis pada nilai-nilai lokal.
  • Keunggulan Lokal: Merek lokal yang menawarkan produk-produk yang menggabungkan keberagaman Indonesia dengan kualitas yang lebih baik bisa memperkuat posisinya di pasar.

Barang Konsumer: Kemandirian dan Keberlanjutan Produksi Lokal - Mengambil Pelajaran dari Merosotnya Performa Unilever

Selain itu, penutupan merek internasional yang bergantung pada impor, seperti Pizza Hut, Starbucks, dan Tupperware, membuka peluang besar bagi merek lokal untuk tampil lebih dominan di pasar barang konsumer.

Perusahaan global yang bergantung pada strategi lama, seperti Unilever, yang dalam beberapa waktu terakhir mencatatkan penurunan performa di Indonesia, juga memberikan pelajaran penting bagi para pelaku bisnis.

Unilever yang sebelumnya memimpin pasar barang konsumer di Indonesia, kini menghadapi tantangan besar, terutama dengan adanya pergeseran tren konsumen yang semakin mengutamakan produk lokal, ramah lingkungan, dan inovatif.

Perubahan pola konsumsi ini menunjukkan bahwa merek internasional tidak bisa lagi hanya mengandalkan branding dan kekuatan global mereka.

  • Peluang untuk Merek Lokal: Menghadapi penurunan kinerja Unilever, merek lokal dapat menawarkan produk yang lebih sesuai dengan selera dan kebutuhan pasar Indonesia, seperti yang lebih menonjolkan keberagaman budaya, kualitas, dan inovasi yang lebih relevan dengan kehidupan sehari-hari konsumen lokal.
  • Pentingnya Keberlanjutan dan Kemandirian Produksi Lokal: Pelajaran yang bisa diambil dari Unilever adalah pentingnya keberlanjutan dan produksi lokal yang ramah lingkungan. Konsumen Indonesia semakin peduli dengan produk yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga memperhatikan dampak terhadap lingkungan dan komunitas sekitar. Merek lokal yang mampu memenuhi kebutuhan ini memiliki peluang besar untuk menggantikan posisi pemain besar seperti Unilever yang terkesan terlambat dalam menanggapi tren keberlanjutan dan keadilan sosial.

Kesimpulan: Peluang Baru untuk Bisnis Lokal

Dengan nama baru Aspirasi Hidup Indonesia, perusahaan ini tidak hanya bertransformasi dalam hal identitas, tetapi juga berfokus pada keberlanjutan dan kedekatannya dengan pasar Indonesia. Langkah ini menjadi sinyal penting bagi bisnis lokal untuk memanfaatkan tren keberagaman dan inovasi lokal dalam menghadapai tantangan globalisasi.

Dalam era di mana konsumen semakin cerdas dan menuntut pengalaman yang lebih autentik, perubahan yang dilakukan oleh Aspirasi Hidup Indonesia dan perusahaan lokal lainnya memberikan gambaran optimis tentang masa depan ritel Indonesia yang lebih mandiri, berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan pasar lokal.

Penulis: Merza Gamal (Advisor & Konsultan Transformasi Corporate Culture)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun