Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Mengintip Kinerja Bank Digital di Indonesia; Mana Pilihan Anda?

19 November 2024   09:48 Diperbarui: 19 November 2024   13:35 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bank Jago, yang memiliki modal inti sebesar Rp6,53 triliun, meskipun mengalami penurunan 6,2% secara tahunan, tetap memiliki rasio CAR yang kuat di angka 45,56%. Meskipun lebih rendah dibandingkan tahun lalu, Bank Jago tetap mampu mengelola risiko dengan baik di tengah persaingan yang ketat.

Bank lain yang mencatatkan pertumbuhan modal inti yang signifikan adalah Bank Saqu (PT Bank Jasa Jakarta), yang modal intinya mencapai Rp6,45 triliun, meningkat 6,4% YoY pada semester I-2024. Rasio CAR-nya juga cukup tinggi, meskipun turun menjadi 138,50% dibandingkan dengan 198,84% pada tahun sebelumnya.

Tantangan dan Peluang Ke Depan

Meskipun sebagian besar bank digital di Indonesia telah mencatatkan laba yang signifikan, tantangan besar tetap ada, terutama dalam mengelola risiko kredit, perubahan suku bunga, dan penurunan rasio CAR. Penurunan CAR menunjukkan bahwa bank digital harus lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit dan mengelola portofolio risiko.

Selain itu, untuk terus tumbuh, bank digital perlu fokus pada pengembangan produk yang lebih inovatif dan meningkatkan pengalaman pengguna agar tetap relevan di pasar yang semakin kompetitif.

Bagi para nasabah, kinerja positif bank digital ini bisa menjadi kesempatan untuk memanfaatkan berbagai produk dan layanan inovatif yang ditawarkan. Di sisi lain, bagi para pelaku industri, penting untuk terus mengembangkan teknologi, memperbaiki manajemen risiko, dan mengikuti perkembangan regulasi yang ada untuk memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan yang stabil.

Kesimpulan

Bank digital Indonesia telah menunjukkan pencapaian yang luar biasa dalam mencatatkan laba dan pengelolaan modal, meskipun tantangan terkait rasio kecukupan modal masih perlu diwaspadai. Perbankan digital tetap menjadi pendorong utama dalam transformasi sektor perbankan nasional.

Dalam menghadapi tantangan yang ada, penting bagi bank digital untuk memperhatikan prinsip kehati-hatian, memperkuat modal, dan terus berinovasi untuk menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan.

Industri perbankan digital di Indonesia diprediksi akan terus berkembang dengan pesat, mendorong inklusi keuangan dan memberikan lebih banyak pilihan bagi masyarakat dalam mengakses layanan perbankan.

Bagi nasabah dan pelaku industri, memahami dinamika ini akan sangat membantu dalam mengambil keputusan finansial yang cerdas dan mengoptimalkan potensi yang ada.

Penulis: Merza Gamal (Advisor & Konsultan Transformasi Corporate Culture)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun