Meski demikian, baik Garuda maupun Lion Air berupaya menjaga operasional tetap berjalan lancar dengan mengoptimalkan armada yang tersedia dan melakukan penyesuaian jadwal jika diperlukan.
Pemerintah Indonesia juga mengambil langkah-langkah untuk memastikan maskapai dapat tetap beroperasi dengan optimal, mengingat tingginya permintaan perjalanan domestik. Namun, ketergantungan pada rantai pasokan global masih menjadi tantangan signifikan bagi maskapai nasional di tengah upaya mereka memenuhi kebutuhan pasar yang terus meningkat.
Pelajaran dari Krisis Rantai Pasokan bagi Industri Penerbangan
Dari tantangan rantai pasokan ini, ada beberapa pelajaran penting yang dapat diambil oleh industri penerbangan di Asia, termasuk Indonesia:
- Diversifikasi Rantai Pasokan
Ketergantungan pada satu atau beberapa pemasok dapat menjadi risiko besar. Maskapai perlu mencari alternatif dengan mengembangkan kerja sama dengan pemasok regional yang lebih mudah diakses dan dapat diandalkan. Langkah ini dapat membantu mengurangi risiko terjadinya gangguan yang berkepanjangan di masa depan. - Investasi dalam Fasilitas Perawatan Domestik
Peningkatan infrastruktur perawatan di dalam negeri atau kawasan dapat mengurangi ketergantungan pada pusat-pusat perawatan luar negeri. Kolaborasi dengan mitra lokal untuk meningkatkan kapasitas perawatan pesawat domestik akan membuat maskapai lebih siap dalam menghadapi permintaan perbaikan yang mendesak. - Perencanaan Krisis yang Proaktif
Industri penerbangan membutuhkan rencana kontingensi yang efektif untuk mengantisipasi berbagai krisis rantai pasokan. Strategi seperti penyewaan pesawat sementara atau menggunakan suku cadang alternatif adalah contoh pendekatan yang dapat membantu maskapai mempertahankan operasional meskipun terjadi gangguan tak terduga. - Kerja Sama dengan Pemerintah dan Regulator
Maskapai dapat mengupayakan kerja sama dengan pemerintah untuk menghadapi masalah rantai pasokan. Regulasi yang memberikan kelonggaran sementara atau insentif finansial bagi maskapai dapat membantu meringankan tekanan operasional. Pemerintah juga bisa mendukung maskapai dengan kebijakan yang mempercepat impor suku cadang untuk menjaga kelancaran operasional. - Transparansi dan Komunikasi yang Baik dengan Konsumen
Di tengah keterlambatan dan pembatalan yang tak terhindarkan, menjaga kepercayaan pelanggan sangatlah penting. Maskapai bisa meningkatkan komunikasi yang transparan mengenai jadwal penerbangan, kompensasi, atau solusi alternatif. Hal ini akan membantu pelanggan memahami kondisi yang sedang terjadi dan tetap merasa didukung. - Efisiensi Operasional sebagai Prioritas
Maskapai di Asia, termasuk di Indonesia, perlu memastikan bahwa setiap armada dan tenaga kerja digunakan seefisien mungkin untuk menghadapi keterbatasan yang ada. Misalnya, jam operasional pesawat bisa diperpanjang atau rute yang lebih menguntungkan dapat diprioritaskan agar dampak dari gangguan rantai pasokan dapat diminimalkan.
Menghadapi Masa Depan dengan Ketahanan Operasional
Krisis rantai pasokan yang mempengaruhi industri penerbangan Asia menjadi pengingat bahwa fleksibilitas dan ketahanan sangat penting dalam operasional maskapai. Kondisi ini membuka peluang bagi maskapai untuk membangun infrastruktur yang lebih tangguh, tidak hanya mengandalkan pemasok global tetapi juga mengembangkan jaringan perawatan dan suku cadang yang lebih lokal dan terjangkau.
Dengan kolaborasi yang lebih erat antara maskapai, pemerintah, dan produsen, industri penerbangan di Asia dapat lebih siap menghadapi krisis serupa di masa depan.
Maskapai di Asia, khususnya Indonesia, bisa mendapatkan manfaat jangka panjang dari penerapan strategi ini. Dengan langkah-langkah yang lebih terstruktur dan fleksibel, industri penerbangan diharapkan mampu melayani penumpang secara konsisten dan menjaga keberlanjutan bisnis dalam menghadapi situasi tak terduga.
Kesimpulan
Di tengah pemulihan permintaan perjalanan pascapandemi, maskapai penerbangan di Asia, termasuk di Indonesia, menghadapi tantangan operasional yang signifikan akibat gangguan rantai pasokan. Meskipun permintaan terus meningkat, maskapai harus beradaptasi dengan kondisi ini untuk memastikan layanan yang tetap berkualitas dan efisien.
Gangguan rantai pasokan memberikan pelajaran berharga bagi maskapai di Asia, terutama pentingnya memiliki strategi yang tangguh dan fleksibel. Kondisi ini juga menunjukkan perlunya diversifikasi pemasok dan kolaborasi yang lebih erat antara maskapai, pemerintah, dan penyedia layanan.
Dengan belajar dari pengalaman ini, maskapai di Asia, termasuk Indonesia, dapat membangun fondasi yang lebih kuat untuk menghadapi tantangan di masa depan dan memberikan pelayanan yang lebih baik bagi para penumpang.
Penulis: Merza Gamal (Advisor & Konsultan Transformasi Corporate Culture)