Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kerugian Bisnis Starbucks Semakin Dalam, Mungkinkah Menyusul KFC Menutup Gerai-gerainya?

14 November 2024   20:12 Diperbarui: 14 November 2024   20:51 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengelolaan brand internasional di Indonesia memang penuh tantangan, terutama ketika faktor geopolitik memengaruhi preferensi konsumen. Bagi MAPB, langkah adaptif dengan situasi pasar yang berubah-ubah menjadi kunci untuk mempertahankan Starbucks di Indonesia.

Fleksibilitas dalam strategi bisnis akan sangat berarti dalam menjaga eksistensi Starbucks, terutama jika mereka mampu mengatasi tantangan-tantangan yang timbul akibat situasi global saat ini.

Kesimpulan: Mungkinkah Starbucks Menutup Gerai-gerainya?

Kasus kerugian dan penurunan kinerja yang dialami MAPB ini menunjukkan bahwa brand internasional tidak kebal terhadap perubahan pasar lokal yang sangat dipengaruhi faktor ekonomi, sosial, dan politik.

Penutupan gerai Starbucks belum menjadi pilihan pasti, namun langkah ini akan sangat mungkin ditempuh jika situasi terus memburuk. Di sisi lain, jika MAPB berhasil berinovasi dengan strategi lokal yang relevan dan fleksibel, peluang untuk mempertahankan brand Starbucks tetap terbuka.

Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Mengembangkan brand lokal sebagai pengganti juga dapat menjadi pilihan jangka panjang yang memperkuat posisi MAPB di pasar Indonesia, dengan brand yang lebih sesuai dengan preferensi konsumen lokal.

Penulis: Merza Gamal (Pemerhati Sosial Ekonomi Syariah)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun