Pengelolaan brand internasional di Indonesia memang penuh tantangan, terutama ketika faktor geopolitik memengaruhi preferensi konsumen. Bagi MAPB, langkah adaptif dengan situasi pasar yang berubah-ubah menjadi kunci untuk mempertahankan Starbucks di Indonesia.
Fleksibilitas dalam strategi bisnis akan sangat berarti dalam menjaga eksistensi Starbucks, terutama jika mereka mampu mengatasi tantangan-tantangan yang timbul akibat situasi global saat ini.
Kesimpulan: Mungkinkah Starbucks Menutup Gerai-gerainya?
Kasus kerugian dan penurunan kinerja yang dialami MAPB ini menunjukkan bahwa brand internasional tidak kebal terhadap perubahan pasar lokal yang sangat dipengaruhi faktor ekonomi, sosial, dan politik.
Penutupan gerai Starbucks belum menjadi pilihan pasti, namun langkah ini akan sangat mungkin ditempuh jika situasi terus memburuk. Di sisi lain, jika MAPB berhasil berinovasi dengan strategi lokal yang relevan dan fleksibel, peluang untuk mempertahankan brand Starbucks tetap terbuka.
Mengembangkan brand lokal sebagai pengganti juga dapat menjadi pilihan jangka panjang yang memperkuat posisi MAPB di pasar Indonesia, dengan brand yang lebih sesuai dengan preferensi konsumen lokal.
Penulis: Merza Gamal (Pemerhati Sosial Ekonomi Syariah)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H