Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dominasi Indomaret dan Alfamart Mulai Terancam oleh Astro dan Quick Commerce Lainnya

11 November 2024   09:45 Diperbarui: 12 November 2024   20:29 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Tantangan yang Dihadapi Indomaret dan Alfamart dalam Menghadapi Quick Commerce

Meskipun Indomaret dan Alfamart tetap menjadi pemain dominan di pasar ritel Indonesia, mereka kini menghadapi tantangan serius dari industri quick commerce seperti Astro.

Salah satu tanda bahwa gerai-gerai minimarket tradisional ini mulai terpengaruh oleh tren baru ini adalah penurunan jumlah pengunjung di beberapa lokasi strategis, seperti di perumahan atau apartemen kalangan menengah atas.

Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Bahkan, di beberapa kawasan, gerai Indomaret dan Alfamart mulai tutup secara perlahan, meskipun hal ini belum banyak dilaporkan di media.

Ada beberapa alasan mengapa hal ini bisa terjadi:

  1. Perubahan Pola Belanja Konsumen: Konsumen kalangan menengah atas kini lebih memilih kenyamanan dan efisiensi dalam berbelanja. Dengan perkembangan teknologi dan penetrasi internet yang semakin tinggi, mereka lebih cenderung beralih ke layanan belanja daring yang menawarkan pengiriman cepat, seperti Astro. Keinginan untuk mendapatkan barang dalam waktu yang singkat, tanpa harus pergi ke toko fisik, menjadi daya tarik utama bagi konsumen yang memiliki mobilitas tinggi dan sedikit waktu luang.
  2. Meningkatnya Ketergantungan pada Digitalisasi: Layanan seperti Astro yang memungkinkan konsumen untuk membeli barang hanya melalui aplikasi dengan pengiriman dalam waktu singkat semakin populer, terutama di kalangan konsumen muda dan digital-savvy. Dengan kemudahan aplikasi dan berbagai promosi menarik, quick commerce memberikan pengalaman belanja yang lebih modern dan sesuai dengan kebutuhan zaman.
  3. Keterbatasan Minimarket dalam Menyediakan Layanan 24 Jam: Salah satu kelemahan dari minimarket tradisional adalah keterbatasan jam operasional. Banyak konsumen yang membutuhkan layanan lebih fleksibel, terutama pada malam hari atau di luar jam kerja. Keunggulan Astro yang menyediakan pengiriman 24 jam sehari memberi mereka keunggulan kompetitif yang sulit ditandingi oleh gerai minimarket yang hanya beroperasi pada jam tertentu.
  4. Kurangnya Diferensiasi dan Inovasi: Sementara Indomaret dan Alfamart telah lama menguasai pasar ritel konvensional, keduanya lebih banyak mengandalkan model bisnis yang sudah dikenal, dengan sedikit inovasi dalam hal pengalaman berbelanja. Dibandingkan dengan layanan quick commerce yang terus berinovasi, baik dari segi kecepatan layanan, promosi, hingga pemanfaatan teknologi, minimarket konvensional terlihat mulai kehilangan daya tarik bagi beberapa konsumen.

Menghadapi Realitas Baru di Pasar Ritel

Astro dan quick commerce lainnya memang memiliki potensi besar untuk menggantikan sebagian pasar ritel di kota besar. Namun, untuk benar-benar menggeser dominasi Indomaret dan Alfamart di seluruh Indonesia, mereka harus menghadapi banyak tantangan, terutama dalam hal infrastruktur dan efisiensi biaya.

Dengan inovasi berkelanjutan dan adaptasi terhadap perubahan kebutuhan konsumen, layanan seperti Astro mungkin dapat mengubah wajah industri ritel di Indonesia dalam beberapa tahun mendatang.

Sementara itu, Indomaret dan Alfamart masih memiliki posisi yang sangat kuat dengan jaringan toko fisik yang luas dan kedekatannya dengan konsumen di seluruh Indonesia. Bisa jadi, keduanya akan terus bersaing di pasar yang sama, melayani segmen pasar yang berbeda, dan saling melengkapi dalam ekosistem ritel Indonesia yang semakin dinamis.

Namun demikian, jika tren ini terus berlanjut, kita mungkin akan melihat pergeseran besar dalam cara orang berbelanja, dengan lebih banyak konsumen beralih ke layanan quick commerce dan memprioritaskan kecepatan serta kenyamanan dalam berbelanja.

Penulis: Merza Gamal (Pemerhati Sosial Ekonomi Syariah)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun