Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Menyelami Warisan Seni Grafis Jendela Marida Nasution di Bentara Budaya

31 Oktober 2024   08:27 Diperbarui: 31 Oktober 2024   09:15 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal & Akun IG Bentara Budaya

Pada 29 Oktober 2024 malam, saya bersama teman-teman dari Komunitas Kopaja71 (Kompasianer Jakarta) berkesempatan hadir dalam pembukaan pameran tunggal "Jendela Marida Nasution" di Bentara Budaya Jakarta.

Pameran ini mengajak kita menyelami karya dan perjalanan hidup Marida Nasution (1956-2008), sosok pegrafis yang melampaui zamannya, menjadi pelopor dalam mengeksplorasi teknik dan medium seni grafis di Indonesia.

Marida Nasution tidak hanya dikenal sebagai seniman grafis perempuan pertama yang menjajal berbagai medium dalam cetak grafis, tetapi juga sebagai sosok yang selalu menggali inspirasi dari lingkungan sekitarnya.

Rotua Magdalena, kurator pameran ini sekaligus junior Marida di Studio Grafis Institut Kesenian Jakarta, menceritakan bagaimana Marida kerap menjadikan setiap peristiwa sehari-hari sebagai sumber kreativitasnya.

Dalam setiap karyanya, Marida mengubah cetak dua dimensi menjadi instalasi ruang yang mengesankan dan menyentuh, membuat penikmat seni merasakan getaran emosional yang ia tuangkan dengan detail tangan.

Sosok Marida Nasution dan Perjalanannya di Dunia Seni Grafis

Marida Nasution bukan sekadar nama besar dalam seni grafis Indonesia. Lahir di Jakarta pada 1956, Marida adalah seniman perempuan pertama di Indonesia yang menggabungkan berbagai medium dalam karya cetak grafisnya. Langkah ini merupakan lompatan besar pada zamannya, memberikan Marida ruang eksplorasi yang melampaui batasan teknik konvensional.

Kehadirannya di dunia seni grafis sungguh unik, di tengah keterbatasan pendengaran dan kondisi kesehatan yang rentan, Marida menunjukkan kekuatan serta keunikan proses kreatifnya yang begitu personal.

Lingkungan keluarga yang mencintai seni turut membentuk kepribadian dan daya kreativitas Marida. Ibunya seorang penyair, sementara ayahnya seorang pelukis yang juga berprofesi sebagai pengacara. Dengan dukungan ini, Marida tumbuh menjadi sosok yang peka dan berani mengeksplorasi seni grafis sebagai bentuk ekspresi diri.

Jejak Karya dan Penghargaan Marida di Dunia Seni Grafis

Sepanjang hidupnya, Marida kerap mengadakan pameran tunggal yang menandai dedikasinya pada seni grafis. Berikut adalah beberapa pameran tunggalnya:

  • 2005: Perjalanan Marida Nasution, Paulinart Art Space & Studio, Jakarta
  • 2004: Opera Biru, Instalasi dan Seni Grafis, Museum Nasional, Jakarta
  • 2001: Harkat Perempuan, Instalasi Grafis, Galeri Nasional, Jakarta
  • 1997: Galeri Cipta II, Taman Ismail Marzuki, Jakarta
  • 1994: Pameran Tunggal Seni Grafis, Gedung Pameran Seni Rupa Depdikbud Gambir, Jakarta
  • 1991: Pameran Tunggal Seni Grafis: Cetak Saring (Screen Printing), Ruang Pameran Lama TIM, Jakarta

Tak hanya menggelar pameran, Marida juga menerima berbagai penghargaan internasional yang mengukuhkan kiprahnya sebagai pegrafis berbakat. Di antaranya adalah Medali Khusus dalam Pameran Pan Pacific Art di Seoul, penghargaan Medali Khusus dan Piringan Hitam di II Mediterranean Biennale of Graphic Art di Athena, serta penghargaan di Biennale of Graphic Arts di Ljubljana, Yugoslavia.

Sumber gambar: Dokumentasi Kopaja71, Photographer  Nur Taufik
Sumber gambar: Dokumentasi Kopaja71, Photographer  Nur Taufik

Penghargaan-penghargaan ini membuktikan bahwa karya Marida diakui di tingkat internasional, memberikan kebanggaan sekaligus tantangan bagi para seniman grafis tanah air.

Kehadiran Seni Grafis di Era Digital: Dukungan Bentara Budaya

Pada malam pembukaan, General Manager Bentara Budaya & Communication Management, Corporate Communication Kompas Gramedia, menyampaikan sambutannya. Ia menyoroti pentingnya dukungan terhadap seni grafis, yang meski belum sepopuler seni rupa atau seni lukis, menyimpan kekuatan visual yang luar biasa.

Bentara Budaya secara konsisten mendukung seni grafis, mengingat peran pentingnya sebagai bentuk seni yang merekam sejarah, budaya, serta perubahan sosial. Sejak penyelenggaraan Triennial Seni Grafis Indonesia pada 2003, Bentara Budaya terus menjadi wadah apresiasi bagi seni grafis di Indonesia.

Sumber gambar: Dokumentasi Kopaja71, Photogrpher Nur Taufik
Sumber gambar: Dokumentasi Kopaja71, Photogrpher Nur Taufik

Melalui pameran "Jendela Marida Nasution", Bentara Budaya mempersembahkan karya-karya yang menggambarkan kesungguhan, keterampilan, dan jiwa besar seorang Marida. Di era digital yang semakin mengedepankan teknologi dan kecerdasan buatan (AI), pameran ini mengingatkan kita akan pentingnya proses manual yang penuh sentuhan manusia, yang memberikan karya seni grafis nilai autentisitas dan karakter unik.

"Jendela" Sebagai Metafora dalam Karya-Karya Marida

Karya-karya yang dipamerkan di Bentara Budaya kali ini tak hanya sekadar cetakan dan patung; mereka adalah refleksi dari pandangan Marida terhadap dunia. Di dunia seni, "jendela" sering dimaknai sebagai cara untuk melihat lebih jauh, menjadi sarana introspeksi, atau bahkan sebagai media berinteraksi dengan ide-ide baru.

Di tangan Marida, "jendela" menjadi simbol ruang bebas bagi ide, kritik sosial, dan renungan yang membentuk identitas karyanya. Kurator Rotua Magdalena, yang juga merupakan junior Marida di Studio Grafis Institut Kesenian Jakarta, mengungkapkan bagaimana Marida sering kali terinspirasi dari lingkungan sekitar.

Marida berhasil membangun dunia dua dimensi yang sarat makna dan memperlihatkan bakatnya dalam menyatukan unsur visual dan konseptual. Setiap karya yang ia hasilkan, baik dalam tema Perempuan yang menonjolkan isu kesetaraan maupun tema Urban yang menyuarakan hiruk pikuk kota, memiliki daya tarik dan kedalaman tersendiri.

Menemukan Inspirasi dalam Karya Marida

Pameran yang berlangsung hingga 7 November 2024 ini menjadi kesempatan istimewa bagi masyarakat umum dan pencinta seni untuk mengenal lebih dalam tentang perjalanan hidup dan karya Marida.

Dari tema Perempuan yang mengangkat isu kesetaraan hingga tema Urban yang menyuarakan dinamika perkotaan, Marida menyentuh berbagai sisi kehidupan dengan cara yang ekspresif dan kritis.

Sumber gambar: Dokumentasi Kopaja71
Sumber gambar: Dokumentasi Kopaja71

Mengunjungi pameran ini, kita tidak hanya belajar tentang seni grafis, tetapi juga menyelami makna dan pesan yang terkandung di balik setiap karyanya. Mari luangkan waktu untuk hadir, resapi setiap karya Marida, dan hargai warisan seni grafis Indonesia yang tak ternilai ini.

Penulis: Merza Gamal (Kompasianer & Pensiunan Gaul Banyak Acara)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun