Islam sangat menghargai hidup sederhana (qana'ah), tetapi tidak membenarkan seseorang menutup diri dari kebutuhan orang lain. Hidup hemat justru dianjurkan sebagai wujud rasa syukur atas nikmat yang Allah berikan dan menghindari pemborosan. Firman Allah dalam Al-Isra' (17:27) menegaskan bahwa orang yang boros adalah saudara setan, tetapi Islam juga mendorong keseimbangan dan keterbukaan dalam berbagi harta bagi sesama.
Frugal Living dan Pelit: Perspektif Ekonomi
Dalam kajian ekonomi, frugal living adalah salah satu strategi pengelolaan keuangan yang sehat. Gaya hidup hemat ini bertujuan untuk menghindari utang, mengamankan masa depan finansial, dan menjaga kestabilan keuangan pribadi.
Mereka yang hidup hemat akan membelanjakan uang dengan bijaksana dan cermat, serta memilih untuk fokus pada investasi atau tabungan untuk tujuan masa depan, seperti pendidikan atau pensiun. Hal ini berbeda dengan pelit yang justru menghalangi aliran ekonomi, baik dalam lingkup sosial maupun ekonomi keluarga.
Orang yang pelit tidak hanya enggan mengeluarkan uang untuk kepentingan sosial, tetapi juga sering kali tidak mengeluarkan uang untuk kebutuhan yang sewajarnya. Hal ini bisa menimbulkan ketimpangan sosial, karena mereka hanya berfokus pada keuntungan pribadi tanpa memperhatikan keseimbangan atau timbal balik dalam hubungan dengan orang lain.
Kesimpulan: Memahami Frugal Living dan Menghindari Sikap Pelit
Kesalahpahaman antara frugal living dan pelit sering kali muncul karena keduanya melibatkan sikap menghemat pengeluaran.
Frugal living adalah pilihan sadar untuk hidup sederhana dengan tujuan jangka panjang dan kebijaksanaan finansial, sementara pelit adalah sifat yang berpusat pada diri sendiri dan menghindari berbagi atau membantu sesama.
Pelit justru bertentangan dengan nilai-nilai yang diusung oleh frugal living dan ajaran Islam yang mengutamakan keseimbangan, kepedulian sosial, dan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan.
Dalam Islam, kita diajarkan untuk menghindari pemborosan tetapi tetap peduli pada mereka yang membutuhkan, dan bahkan dianjurkan untuk berbagi rezeki melalui zakat, infak, dan sedekah. Hidup hemat sejalan dengan ajaran ini, sementara pelit adalah sikap yang tidak sesuai dengan nilai-nilai keadilan dan kepedulian dalam Islam.
Penutup
Dengan memahami perbedaan ini, kita dapat mengaplikasikan frugal living tanpa perlu khawatir dicap sebagai orang yang pelit.
Frugal living adalah cara hidup yang membantu kita menjadi pribadi yang lebih bijaksana dan bertanggung jawab dalam mengelola keuangan, namun tetap terbuka untuk membantu orang lain dan menjaga keseimbangan dalam kehidupan. Pelit bukanlah aplikasi dari frugal living, baik dari sudut pandang ekonomi maupun ajaran Islam.