Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Teori Benang Merah yang Viral di Media Sosial, Jalinan Tak Terlihat di Antara Kita

28 Oktober 2024   20:05 Diperbarui: 28 Oktober 2024   22:41 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya selalu terpesona dengan Teori Benang Merah. Saat masih kecil, saya membayangkan ada benang merah kecil yang diikatkan di jari saya, melilit dunia dan melilit tempat-tempat dalam ingatan saya, menciptakan alat tenun yang panjangnya terus bertambah.

Konsep ini menunjukkan bahwa orang-orang yang ditakdirkan untuk hadir dalam kehidupan satu sama lain terhubung oleh benang merah, dan kehidupan akan mempertemukan mereka lagi terlepas dari waktu, keadaan, atau jarak.

Ketika kita menghadapi momen-momen dalam hidup, seperti saat sebagai seorang anak militer meninggalkan pangkalan untuk terakhir kalinya, kita merasakan sakit hati saat memberi tahu teman-teman, "Saya pindah," dan merasakan kekosongan setelahnya. Kita merasa tersesat dan terputus dari dunia yang dikenal.

Namun demikian, dengan melihat dari perspektif yang berbeda, kita bisa menyadari bahwa kita semua berada dalam jalinan kehidupan kita. Persahabatan kita yang penting tidak hilang; mungkin hanya jalinannya yang sedikit lebih longgar. Kehidupan dapat menyatukan kita dan kemudian memisahkan kita, tetapi jalinan itu tetap ada, menjaga kita terhubung melalui kenangan.

Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal diolah dengan Copilot.Microsoft.AI
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal diolah dengan Copilot.Microsoft.AI

Jalinan benang merah ini mengingatkan kita bahwa, dengan orang tua kita, ikatan tersebut kuat dan tak terputus. Jika kita ditakdirkan untuk berada dalam kehidupan satu sama lain, kita akan selalu terhubung, meskipun terpisah oleh jarak. Setiap perpisahan dan perubahan memiliki tujuan, menciptakan pola dan tekstur baru dalam perjalanan hidup kita. Jalinan ini juga berfungsi sebagai peta jalan menuju jati diri kita, mengungkapkan kehidupan dan hubungan kita.

Meskipun cinta sering dikaitkan dengan pernikahan dan pasangan romantis, cinta juga harmonis melalui persahabatan dan keluarga. Cinta lebih dari sekadar bertemu dengan seseorang yang akan menjadi pasangan romantis Anda; ia berarti menerima perjalanan kita yang penuh dengan banyak cinta---cinta terhadap orang, tempat, dan ide. Cinta itu dapat ditemukan dalam tawa bersama teman, kasih sayang keluarga, dan keindahan alam.

Saat kita merayakan tahun baru atau fase baru dalam hidup, penting untuk menghargai cinta yang ada di sekitar kita---baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat. Teori Benang Merah mengajarkan bahwa cinta bukanlah tujuan akhir, tetapi bagian integral dari perjalanan kita. Cinta yang mengelilingi kita menjadi pengingat bahwa kita tidak pernah sendirian.

Sebagai penutup, mari kita ingat bahwa di balik setiap jalinan benang merah yang menghubungkan kita, ada kisah-kisah indah yang membentuk kehidupan kita. Cinta dan koneksi adalah jalinan tak terlihat yang mengikat kita dalam keindahan perjalanan ini. Mari kita terus merayakan cinta dalam semua bentuknya, karena di sinilah letak keindahan kehidupan.

Penulis: Merza Gamal (Pensiunan Gaul Banyak Acara)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun