Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tips Mengatasi 'Jam Koma' pada Generasi Z

24 Oktober 2024   20:37 Diperbarui: 24 Oktober 2024   21:27 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tips Hidup Seimbang agar Tidak Mudah Lelah dan Menyerah dalam Mengatasi Jam Koma pada Gen Z

Fenomena jam koma tengah viral di kalangan Gen Z, merujuk pada kondisi kelelahan fisik dan mental yang kerap dialami pada waktu-waktu tertentu dalam sehari.

Di media sosial seperti TikTok dan X (sebelumnya Twitter), istilah ini ramai dibicarakan karena banyak anak muda yang merasa kehilangan fokus, tiba-tiba melamun, atau merasa kelelahan yang mendalam.

Fenomena ini tidak hanya mempengaruhi produktivitas, tetapi juga dapat berdampak pada kesehatan mental. Lalu, apa yang menjadi penyebab dan bagaimana cara mengatasinya?

Penyebab Terjadinya Jam Koma pada Gen Z

Jam koma disebabkan oleh kombinasi dari berbagai faktor, termasuk gaya hidup modern yang sering menuntut produktivitas tinggi dan terpaku pada media sosial. Berikut adalah beberapa penyebab utama yang banyak dialami oleh Gen Z:

  1. Kurang Tidur atau Begadang: Begadang untuk menonton video, bermain game, atau sekadar scroll di media sosial menjadi salah satu faktor penyebab utama. Kurangnya tidur berdampak langsung pada konsentrasi dan kemampuan kognitif, yang mengakibatkan seseorang cepat merasa lelah.
  2. Stimulasi Berlebihan: Gen Z sering kali terpapar pada berbagai rangsangan secara simultan, seperti beralih antara platform media sosial, notifikasi digital, atau mengerjakan banyak tugas dalam waktu bersamaan. Hal ini menciptakan kelelahan kognitif yang kronis.
  3. Tekanan untuk Selalu Produktif: Keharusan untuk terus produktif, terutama di era digital ini, menciptakan tekanan emosional dan mental. Ketika terus-menerus merasa harus mencapai lebih banyak, banyak dari mereka merasa lelah secara mental.
  4. Lingkungan yang Tidak Kondusif: Lingkungan kerja atau belajar yang penuh gangguan, seperti suara bising atau ruang yang tidak nyaman, memperburuk kemampuan seseorang untuk fokus dan akhirnya memicu kelelahan.

Dampak Jam Koma pada Kesehatan Mental

Jam koma tidak hanya mempengaruhi produktivitas, tetapi juga memiliki dampak serius pada kesehatan mental. Kelelahan mental yang berkepanjangan dapat memicu kecemasan, stres, hingga depresi. 

Seseorang yang mengalami jam koma mungkin merasa sulit untuk menjaga konsentrasi, melupakan hal-hal penting, atau bahkan kehilangan minat pada aktivitas yang biasanya mereka nikmati. Selain itu, kebiasaan kurang tidur atau begadang juga memperburuk suasana hati dan meningkatkan risiko gangguan tidur yang lebih serius.

Cara Mengatasi Jam Koma agar Tidak Mudah Lelah

Mengatasi jam koma memerlukan perubahan gaya hidup yang lebih seimbang dan perhatian pada kesehatan fisik serta mental. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa diterapkan untuk membantu mengurangi kelelahan dan menjaga energi sepanjang hari:

Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal diolah dengan Copilot.Microsoft.AI
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal diolah dengan Copilot.Microsoft.AI
  • Perbaiki Pola Tidur: Tidur yang cukup adalah kunci utama untuk mengembalikan energi. Gen Z disarankan untuk tidur selama 7-9 jam setiap malam dan menjaga jadwal tidur yang konsisten. Hindari begadang atau menonton layar sebelum tidur karena cahaya biru dapat mengganggu kualitas tidur.
  • Batasi Penggunaan Media Sosial: Waktu yang dihabiskan di depan layar, terutama untuk media sosial, perlu dibatasi. Terlalu lama bermain media sosial dapat menyebabkan overstimulasi dan kelelahan mental. Cobalah untuk menerapkan aturan digital detox dengan menjauh dari perangkat elektronik beberapa saat setiap hari.
  • Atur Waktu Istirahat Secara Teratur: Beristirahat secara teratur adalah hal yang sangat penting. Gunakan teknik seperti Pomodoro, yaitu bekerja selama 25 menit dan istirahat 5 menit, untuk menjaga fokus tanpa membebani diri secara berlebihan.
  • Konsumsi Makanan Sehat: Makanan bergizi juga memiliki peran besar dalam menjaga energi. Pastikan untuk mengonsumsi makanan yang seimbang, termasuk sayuran, buah, dan protein yang cukup, serta menghindari asupan gula berlebih yang dapat menyebabkan energi naik-turun secara drastis.
  • Olahraga Rutin: Aktivitas fisik secara teratur, meskipun ringan seperti jalan kaki atau bersepeda, sangat efektif dalam meningkatkan energi dan suasana hati. Olahraga membantu mengurangi stres, memperbaiki aliran darah ke otak, dan meningkatkan kemampuan kognitif.
  • Kurangi Tekanan untuk Selalu Produktif: Penting bagi Gen Z untuk memahami bahwa istirahat adalah bagian dari produktivitas. Jangan memaksakan diri untuk selalu produktif setiap saat. Fokus pada pencapaian kecil setiap hari dan berikan apresiasi terhadap proses, bukan hanya hasil akhir.
  • Latihan Relaksasi dan Meditasi: Meditasi atau latihan pernapasan dalam dapat membantu mengatasi stres dan kelelahan. Meluangkan waktu untuk meditasi singkat dapat membantu menenangkan pikiran dan meningkatkan fokus serta kesejahteraan mental.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun