Stabilitas Keuangan Global (Global Financial Stability Report) edisi Oktober 2024 yang diterbitkan oleh Dana Moneter Internasional (IMF) mengusung tema "Menjaga Arah: Ketidakpastian, Kecerdasan Buatan, dan Stabilitas Keuangan."
LaporanLaporan ini menyajikan analisis mendalam mengenai tantangan yang dihadapi dunia keuangan internasional di tengah ketidakpastian global, sekaligus menyoroti peran yang semakin besar dari kecerdasan buatan (AI) dalam perekonomian.
Poin penting yang ditekankan dalam laporan ini adalah meskipun risiko stabilitas keuangan jangka pendek saat ini tampak terkendali, terdapat kerentanan yang terus meningkat yang dapat memicu guncangan besar di masa depan.
Kondisi tersebut semakin krusial di saat kesenjangan antara ketidakpastian ekonomi yang tinggi dan volatilitas pasar yang rendah semakin lebar.
Bagaimana dunia keuangan internasional, termasuk Indonesia, dapat merespons kondisi ini untuk menjaga stabilitas keuangan di masa yang penuh tantangan ini?
Mengatasi Risiko Sistemik: Pengawasan yang Lebih Ketat
Ketidakpastian ekonomi global telah memunculkan kekhawatiran akan meningkatnya risiko sistemik di sektor keuangan. Menurut laporan IMF, volatilitas pasar yang rendah selama ketidakpastian makroekonomi tinggi dapat menjadi tanda bahaya terselubung bagi stabilitas pasar keuangan.
Dalam kondisi ini, pengawasan terhadap risiko sistemik perlu diperkuat agar otoritas keuangan dapat mendeteksi potensi ancaman sejak dini.
Bagi Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) perlu memainkan peran kunci dalam memonitor pergerakan risiko sistemik di dalam negeri. Pemantauan ini mencakup risiko di sektor perbankan, fintech, hingga pasar modal yang terhubung dengan ekonomi global.
Langkah ini penting untuk memastikan Indonesia siap menghadapi berbagai dinamika pasar yang tidak terduga.
AI dan Stabilitas Keuangan: Inovasi dengan Pengawasan
Laporan IMF juga menyoroti peran penting AI dalam transformasi sektor keuangan. Teknologi kecerdasan buatan, termasuk AI Generatif, semakin banyak diadopsi untuk meningkatkan efisiensi operasional, analisis data, dan pengambilan keputusan di berbagai sektor keuangan. Meski demikian, adopsi AI yang masif ini juga menghadirkan risiko baru yang harus diantisipasi.
AI, jika tidak diatur dengan baik, dapat menciptakan volatilitas pasar yang tidak terduga. Misalnya, penggunaan algoritma yang berlebihan dalam perdagangan saham bisa memicu fluktuasi harga yang tidak wajar.
Oleh karena itu, regulator keuangan internasional diharapkan dapat mengembangkan standar pengawasan yang mengedepankan transparansi, keandalan, dan keamanan dalam implementasi AI.
Di Indonesia, tantangan serupa muncul dalam upaya mendorong inovasi teknologi keuangan. Pemerintah dan regulator perlu menyusun kebijakan yang memfasilitasi adopsi teknologi AI (Artificial Intelligence), namun tetap menjaga batasan agar tidak mengancam stabilitas sistem keuangan.
Bank Indonesia dan OJK harus memastikan penerapan AI dalam fintech, perbankan, dan pasar modal diatur dengan prinsip kehati-hatian, guna meminimalisir risiko kegagalan teknologi atau manipulasi pasar.
Memperkuat Ketahanan Pasar: Modal dan Likuiditas
Salah satu tantangan utama dalam menjaga stabilitas keuangan global adalah kerentanan pasar modal terhadap guncangan eksternal. Ketika ketidakpastian ekonomi meningkat, risiko penurunan pasar, terbatasnya akses kredit, dan perlambatan pertumbuhan ekonomi semakin nyata.
Untuk itu, sektor keuangan global perlu memperkuat ketahanan modal dan likuiditas, sehingga mampu menyerap guncangan tanpa mengalami krisis besar.
Bagi Indonesia, langkah untuk memperkuat ketahanan pasar keuangan bisa dilakukan melalui kebijakan makroprudensial yang lebih adaptif. Diversifikasi portofolio investasi serta peningkatan manajemen risiko akan membantu mengurangi eksposur terhadap risiko eksternal.
Di saat yang sama, lembaga keuangan perlu memastikan pencadangan modal yang memadai agar tetap kuat dalam menghadapi potensi guncangan ekonomi global.
Kolaborasi Global dalam Mengelola Risiko
Dalam dunia yang semakin terintegrasi, tantangan yang dihadapi sektor keuangan tidak dapat diselesaikan secara individual oleh satu negara saja. Oleh karena itu, kolaborasi internasional menjadi kunci untuk menjaga stabilitas keuangan global.
Forum-forum seperti IMF, Bank Dunia, dan G20 berperan penting dalam menyusun kebijakan bersama untuk mengelola risiko keuangan yang berasal dari ketidakpastian geopolitik, perubahan iklim, hingga adopsi teknologi.
Indonesia, sebagai bagian dari ekonomi global, perlu memainkan peran aktif dalam kerja sama internasional ini. Partisipasi Indonesia dalam G20 dan forum-forum internasional lainnya dapat menjadi platform untuk memperkuat kerangka kebijakan dalam menjaga stabilitas keuangan.
Lebih dari itu, Indonesia juga dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk berbagi pengalaman dalam mengelola risiko domestik dan internasional.
Literasi Keuangan dan Digital: Kunci Adaptasi
Seiring dengan berkembangnya AI dan teknologi keuangan, penting bagi pelaku bisnis dan masyarakat umum untuk meningkatkan literasi keuangan dan digital. Pemahaman yang baik tentang teknologi finansial dapat membantu masyarakat memanfaatkan inovasi dengan lebih efektif dan aman.
Di Indonesia, pemerintah bersama sektor swasta perlu meningkatkan program edukasi literasi keuangan agar masyarakat dapat memahami dan beradaptasi dengan teknologi baru yang digunakan di sektor keuangan. Literasi digital juga perlu ditingkatkan untuk mengurangi risiko kejahatan siber dan penipuan yang semakin marak di era digital.
Fleksibilitas Kebijakan Moneter dan Fiskal
Dalam situasi ketidakpastian yang tinggi, kebijakan moneter dan fiskal yang fleksibel sangat diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi. Bank sentral dan pemerintah harus siap menyesuaikan kebijakan mereka sesuai dengan perkembangan ekonomi yang dinamis, termasuk dalam menghadapi inflasi dan fluktuasi suku bunga global.
Bagi Indonesia, menjaga keseimbangan antara stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi adalah tantangan utama. Bank Indonesia harus terus memonitor tren inflasi global dan menentukan kebijakan suku bunga yang sesuai, sementara pemerintah harus mempertahankan kebijakan fiskal yang sehat untuk mendukung pemulihan ekonomi.
Kesimpulan
Dalam dunia keuangan yang terus berubah, menjaga stabilitas keuangan merupakan tantangan besar. Laporan IMF 2024 menekankan bahwa meskipun risiko jangka pendek tampak terkendali, dunia harus waspada terhadap potensi guncangan di masa depan yang mungkin timbul dari ketidakpastian makroekonomi, volatilitas pasar yang rendah, dan perkembangan teknologi AI.
Indonesia, sebagai bagian dari ekonomi global, harus memanfaatkan momentum ini untuk memperkuat sektor keuangannya melalui pengawasan risiko yang ketat, penerapan AI yang bertanggung jawab, kolaborasi internasional, serta literasi keuangan yang lebih baik.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan stabilitas keuangan dapat terus terjaga, meskipun dihadapkan pada tantangan yang kompleks di masa depan.
Penulis: Merza Gamal (Pemerhati Sosial Ekonomi Syariah)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H