Magelang, Jawa Tengah, adalah surga bagi para pencinta sejarah dan alam. Tak lengkap rasanya jika mengunjungi kawasan ini tanpa mampir ke Candi Borobudur, salah satu keajaiban dunia. Namun, ada pengalaman menarik lain yang layak dicoba: tour VW Safari yang ikonik dan dikenal masyarakat Indonesia sebagai VW Camat.
Bersama 18 rekan seperjalanan dari Forum Jamaah Masjid Raya Bintaro Jaya, kami memulai petualangan dari Hotel yang terletak di seberang pagar samping Komplek Candi Borobudur, di mana kami telah memesan layanan tur sebelumnya.
Dengan menyewa lima mobil VW Safari, yang masing-masing dapat menampung empat penumpang ditambah satu sopir yang juga berperan sebagai pemandu wisata, kami siap menjelajahi pesona desa-desa di sekitar Borobudur dengan gaya klasik yang unik. Biaya sewa Rp 400.000 per mobil untuk durasi dua jam membuat pengalaman ini sangat terjangkau.
Untuk mengikuti tur VW Safari ini, Anda bisa mulai dari Lapangan Randu Alas, yang beralamat di Jalan Badrawati, Desa Tuksongo, sekitar 1,9 KM dari Candi Borobudur. Namun, bagi Anda yang menginap di kawasan Borobudur, seperti kami, Anda dapat memesan layanan antar jemput dari hotel Anda.
Dengan mobil yang nyaman dan sopir yang ramah, perjalanan kami dimulai dengan penuh semangat! Begitu mobil VW Safari melaju, kami langsung disuguhkan pemandangan indah persawahan yang menghampar, lengkap dengan latar belakang megah Candi Borobudur di kejauhan.
Suasana segar dan tenang membuat hati kami bergetar, merasakan kedamaian yang jarang ditemukan di perkotaan. Dengan atap terbuka, kami bisa merasakan angin sejuk menerpa wajah sambil menikmati keindahan alam yang luar biasa.
Menyusuri Keindahan Alam dan Budaya
Perjalanan kami dipenuhi dengan keajaiban budaya dan keindahan alam yang menggugah rasa ingin tahu. Saat melintasi jalan-jalan desa, kami menyaksikan kehidupan sehari-hari penduduk yang bersahabat, dari para petani yang sedang bekerja di sawah hingga anak-anak yang bermain riang.
Keberadaan Candi Borobudur yang megah di latar belakang membuat setiap momen terasa istimewa, seolah-olah kami tengah berjalan di jalur sejarah yang sarat makna. Setiap desa yang kami lewati menyimpan daya tarik tersendiri.