Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Memaksimalkan Potensi ASN sebagai Nasabah Utama dalam Transformasi Bank Pembangunan Daerah

14 Oktober 2024   21:55 Diperbarui: 14 Oktober 2024   22:05 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal diolah dengan Copilot.Misrosoft.AI 

Mengapa ASN Penting dalam Transformasi Bank Pembangunan Daerah?

Bank Pembangunan Daerah (BPD) sedang giat melakukan transformasi untuk menjadi bank yang lebih modern, kompetitif, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat daerah.

Sebagaimana yang sudah saya tulis sebelumnya, bahwa Mahasiswa adalah salah satu komunitas yang memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan basis nasabah BPD. Banyak kampus negeri di daerah mewajibkan pembayaran uang kuliah melalui rekening BPD.

Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa hanya menggunakan rekening tersebut untuk melakukan pembayaran uang kuliah, dan setelahnya rekening mereka kosong hingga semester berikutnya. Hal ini sangat disayangkan, karena jika dikelola dengan baik, rekening mahasiswa dapat menjadi sumber dana retail (dana pihak ketiga) yang stabil dan menguntungkan bagi BPD.

Salah satu kelompok lain, yang sangat berpotensi untuk digarap lebih maksimal oleh BPD adalah Aparatur Sipil Negara (ASN). Sebagai komunitas yang besar dan memiliki kestabilan pendapatan, ASN seharusnya bisa menjadi tulang punggung nasabah BPD. Namun, kenyataannya masih ada beberapa halangan yang membuat potensi ini belum tergarap sepenuhnya.

Sebagai konsultan yang terlibat dalam proses transformasi di beberapa BPD, saya telah melakukan Focus Group Discussion (FGD) dengan berbagai komunitas ASN di beberapa daerah. Hasilnya cukup menarik dan menunjukkan bahwa ada peluang besar bagi BPD untuk menjadi pilihan utama ASN. Namun, BPD juga harus lebih kreatif dan responsif dalam mengatasi tantangan yang ada.

Apa yang Ditemukan dalam FGD?

Hasil FGD dengan beberapa komunitas ASN menunjukkan sejumlah hal yang penting untuk dipahami oleh BPD jika ingin memaksimalkan potensi mereka sebagai nasabah utama. Berikut adalah beberapa temuan utama dari FGD tersebut:

  1. Gaji ASN Pindah Bank dalam Sehari. Meski gaji ASN disalurkan melalui BPD, sebagian besar dari mereka langsung memindahkan dananya ke bank lain dalam waktu kurang dari 24 jam. Ini menunjukkan bahwa meski BPD sudah memiliki akses utama untuk menyalurkan gaji, ASN belum merasa nyaman untuk menggunakan BPD sebagai bank utama mereka. Ini tanda alarm bahwa BPD perlu meningkatkan layanan dan kenyamanan agar ASN betah.
  2. Kurang Paham tentang Layanan Mobile Banking BPD. Banyak ASN yang belum tahu bahwa BPD sudah punya layanan mobile banking yang cukup lengkap. Ini artinya ada peluang besar untuk mengedukasi mereka tentang kemudahan yang bisa didapatkan lewat aplikasi mobile banking BPD. Dengan segmen ASN yang sibuk, layanan ini sebenarnya bisa menjadi solusi praktis untuk memudahkan urusan keuangan sehari-hari.
  3. Masalah ATM dan Kartu Debit. Salah satu keluhan terbesar dari ASN adalah seringnya ATM dan kartu debit BPD mengalami masalah teknis, seperti error atau hang. Ini tentu jadi alasan kuat bagi mereka untuk lebih memilih bank lain yang punya layanan lebih stabil. Jika BPD tidak segera memperbaiki hal ini, mereka akan semakin tertinggal.
  4. Pelayanan di Kantor Cabang Kurang Memuaskan. ASN juga merasa pengalaman di kantor cabang kurang menyenangkan karena antrian yang panjang, dan staf bank yang dianggap kurang ramah serta minim pengetahuan tentang produk. Hal ini membuat mereka malas untuk datang langsung ke bank. Layanan nasabah yang ramah, cepat, dan profesional menjadi kebutuhan yang harus segera diperbaiki.
  5. Keinginan untuk Layanan yang Lebih Eksklusif. ASN juga berharap mendapatkan layanan eksklusif seperti diskon belanja, bonus, atau fitur investasi yang menarik. Ini menunjukkan bahwa ada peluang besar untuk menyediakan fasilitas khusus yang bisa membuat mereka lebih loyal sebagai nasabah.
  6. Layanan Digital yang Efisien. ASN mengharapkan semua transaksi dapat diselesaikan melalui gawai atau laptop tanpa perlu verifikasi fisik atau kunjungan ke kantor bank. Ini berarti BPD harus terus meningkatkan efisiensi dan kelengkapan layanan digital agar nasabah ASN merasa lebih nyaman dan dimudahkan dalam setiap transaksi keuangan.

Strategi BPD untuk Menggarap Potensi ASN

Setelah mengetahui beberapa tantangan yang dihadapi, BPD harus merespon dengan langkah-langkah strategis agar bisa menarik dan mempertahankan ASN sebagai nasabah utama. Berikut adalah beberapa strategi penting yang bisa dilakukan:

  1. Promosikan dan Kembangkan Layanan Mobile Banking. Layanan mobile banking BPD sebenarnya sudah cukup mumpuni, namun tidak banyak ASN yang tahu tentang itu. BPD perlu melakukan promosi yang lebih masif tentang fitur-fitur yang ada, seperti pembayaran tagihan, transfer antarbank, dan pembelian pulsa yang bisa dilakukan langsung dari aplikasi. ASN yang sibuk pasti akan sangat terbantu dengan layanan ini, apalagi jika fitur mobile banking-nya terus diperluas dengan integrasi pembayaran layanan publik seperti pajak atau pendidikan.
  2. Perbaiki Fasilitas ATM dan Kartu Debit. Tidak ada yang lebih bikin frustrasi bagi nasabah daripada kartu debit yang tiba-tiba tidak bisa digunakan atau ATM yang sering error. BPD perlu melakukan perbaikan teknis dan evaluasi sistem agar masalah ini tidak terus berulang. Dengan layanan ATM dan kartu debit yang lebih stabil, kepercayaan ASN akan meningkat.
  3. Tingkatkan Layanan Nasabah di Kantor Cabang. Meskipun tren perbankan sudah mulai beralih ke digital, masih banyak ASN yang ingin tetap dilayani di kantor cabang, terutama untuk transaksi besar atau permasalahan yang membutuhkan kehadiran fisik. BPD harus memastikan bahwa stafnya memiliki product knowledge yang baik dan mampu memberikan pelayanan yang ramah, cepat, dan solutif. Hal ini bisa dilakukan dengan pelatihan rutin bagi staf frontliner.
  4. Sediakan Layanan Prioritas untuk ASN. BPD bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk menyediakan layanan priority banking bagi ASN, seperti pengelolaan dana pensiun atau investasi yang menarik. Dengan memberi mereka perlakuan khusus, BPD bisa meningkatkan loyalitas nasabah. ASN yang merasa dihargai pasti akan lebih setia menggunakan BPD sebagai bank utama.
  5. Tingkatkan Layanan Digital yang Efisien. Mengingat ASN mengharapkan segala hal bisa dilakukan secara digital tanpa perlu verifikasi fisik, BPD harus terus berinovasi dalam layanan digital mereka. BPD perlu menyediakan platform yang user-friendly dengan fitur-fitur lengkap untuk memungkinkan semua jenis transaksi dilakukan secara daring, mulai dari transfer, pembukaan rekening baru, hingga pengajuan kredit. Efisiensi dan kenyamanan dalam penggunaan teknologi digital akan menjadi faktor kunci yang membuat ASN lebih memilih BPD sebagai bank utama mereka.

Belajar dari Bank Lain yang Sudah Berhasil

Di samping beberapa bank nasional, ada beberapa bank daerah yang juga sudah berhasil menarik ASN dengan layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Misalnya, bank tersebut menawarkan program kredit khusus ASN dengan suku bunga rendah atau layanan khusus untuk pembayaran gaji dan tunjangan.

Hal tersebut merupakan contoh yang bisa dijadikan role model oleh BPD untuk lebih mengembangkan program-program serupa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun