Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Memahami Kesehatan Spiritual dalam Kehidupan Modern

8 Oktober 2024   19:43 Diperbarui: 8 Oktober 2024   20:04 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam beberapa dekade terakhir, istilah kesehatan spiritual telah mendapat perhatian yang lebih besar di berbagai bidang seperti kesehatan mental, sosial, dan bahkan fisik. Namun, sering kali ada anggapan bahwa spiritualitas ini selalu berhubungan langsung dengan keberagamaan atau keyakinan agama tertentu.

Padahal, kesehatan spiritual mencakup sesuatu yang jauh lebih luas: bagaimana seseorang menemukan makna, tujuan, dan hubungan mendalam dalam hidup mereka, yang tidak harus terkait dengan agama atau praktik keagamaan tradisional tertentu.

Kesehatan Spiritual dalam Konteks Global

Survei Gen Z Global dari McKinsey Health Institute (MHI) menawarkan wawasan penting tentang bagaimana orang dari berbagai belahan dunia melihat kesehatan spiritual.

Salah satu temuan utama dari survei ini adalah bahwa spiritualitas tidak hanya terkait dengan agama, melainkan juga bisa mencakup perasaan keterhubungan dengan diri sendiri, orang lain, alam, atau bahkan dengan konsep yang lebih abstrak seperti kemanusiaan secara keseluruhan.

Banyak responden, terutama di negara-negara berpendapatan rendah hingga menengah, menilai kesehatan spiritual sebagai bagian penting dari kesejahteraan mereka. Di Indonesia, misalnya, 88 persen responden melaporkan bahwa kesehatan spiritual yang positif membantu kesehatan mental mereka.

Namun demikian, perbedaan yang signifikan terlihat di negara-negara maju seperti Jepang, di mana hanya 15 persen responden setuju dengan pandangan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi tentang kesehatan spiritual sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya dan lingkungan sosial.

Spiritualitas Tidak Terikat pada Agama

Meski begitu, banyak yang masih menyamakan spiritualitas dengan keberagamaan. Namun, data menunjukkan bahwa ada pemisahan yang semakin jelas antara kedua konsep ini. Dalam survei di 21 dari 26 negara yang disurvei, mayoritas responden mengatakan bahwa kesehatan spiritual penting bagi mereka, tetapi jauh lebih sedikit yang melaporkan terlibat dalam praktik keagamaan secara rutin, seperti menghadiri ibadah.

Penelitian dari Pew Research Center juga mendukung gagasan ini. Hampir sepertiga responden di Amerika Serikat, yang mengidentifikasi diri mereka sebagai ateis, agnostik, atau "tidak ada yang khusus" secara spiritual, tetap menyatakan bahwa spiritualitas penting bagi mereka.

Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal diolah dengan Copilot.Microsoft.AI
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal diolah dengan Copilot.Microsoft.AI

Bagi banyak orang, spiritualitas adalah jalan untuk mencari makna hidup dan merasa terhubung dengan dunia di luar diri mereka, baik melalui hubungan antar manusia, alam, atau tujuan hidup yang lebih besar.

Tantangan Spiritual Gen Z: Antara Agama dan Makna Hidup

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun