Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Membangun Keterampilan Masa Depan di Era Kecerdasan Buatan (AI), Tantangan dan Peluang untuk Indonesia

7 Oktober 2024   09:12 Diperbarui: 7 Oktober 2024   09:22 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal diolah dengan Copilot.Microsoft.AI

Teknologi terus mengubah wajah dunia kerja dengan cepat. Otomatisasi dan kecerdasan buatan (AI=Artificial Intelligence) semakin mendominasi berbagai sektor, menggeser tugas-tugas manual dan menuntut keterampilan yang lebih kompleks.

Di era transformasi digitalisasi ini, Indonesia menghadapi tantangan besar: bagaimana mempersiapkan tenaga kerja masa depan agar dapat terus relevan dan mampu bersaing di tingkat global. Untuk mencapai pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan, pendidikan dan pelatihan kejuruan harus beradaptasi dengan cara kerja yang baru.

Laporan McKinsey untuk World Government Summit 2023 menyoroti betapa pentingnya revolusi keterampilan dalam menghadapi otomatisasi dan AI. Laporan ini memaparkan delapan temuan utama yang menjadi kunci dalam menyiapkan tenaga kerja masa depan, terutama di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA).

Dengan mempertimbangkan konteks Indonesia, temuan-temuan ini memberikan wawasan yang relevan dan bisa diterapkan di negara kita.

Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal diolah dengan Copilot.Microsoft.AI
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal diolah dengan Copilot.Microsoft.AI

Delapan Temuan Utama dan Relevansinya untuk Indonesia

  1. Otomatisasi akan mengubah jenis pekerjaan secara masif. Di MENA, 45 persen aktivitas kerja dapat diotomatisasi---mendekati rata-rata global 50 persen. Di Indonesia, otomatisasi di berbagai sektor, termasuk manufaktur dan layanan, akan memaksa jutaan pekerja untuk beralih profesi. Kesiapan dan kelincahan tenaga kerja Indonesia untuk menghadapi perubahan ini menjadi sangat penting.
  2. Keterampilan sosial dan emosional akan semakin dibutuhkan. Permintaan untuk keterampilan digital, sosial, dan emosional yang lebih tinggi terus meningkat. Sistem pendidikan di Indonesia harus mulai memperkenalkan keterampilan ini sejak dini, sejalan dengan pengembangan literasi dan numerasi dasar. Kolaborasi antara sektor publik dan swasta diperlukan untuk menciptakan program-program pendidikan berbasis keterampilan masa depan.
  3. Pengalaman kerja adalah modal utama. Penelitian McKinsey menunjukkan bahwa pengalaman kerja berkontribusi hingga 60 persen terhadap nilai modal manusia seseorang. Indonesia harus mendorong kesempatan belajar sambil bekerja (work-based learning), dengan melibatkan perusahaan-perusahaan dalam memberikan pelatihan yang relevan.
  4. Teknologi pendidikan berkembang pesat pasca-pandemi. Pembelajaran berbasis teknologi semakin marak digunakan, terutama dalam model pendidikan campuran (blended learning). Di Indonesia, penting untuk memastikan bahwa teknologi pendidikan tidak hanya terfokus pada konektivitas, tetapi juga mengintegrasikan interaksi manusia yang mendalam agar lebih efektif, terutama untuk pendidikan usia dini.
  5. Pentingnya investasi dalam pendidikan anak usia dini. Di kawasan MENA, rasio pendaftaran prasekolah adalah salah satu yang terendah di dunia. Meskipun Indonesia memiliki rasio yang lebih baik, masih ada kesenjangan dalam akses dan kualitas pendidikan anak usia dini. Investasi dalam pendidikan ini akan menghasilkan laba sosial dan ekonomi jangka panjang, membentuk generasi yang lebih siap menghadapi tantangan masa depan.
  6. Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah perlu berfokus pada keterampilan masa depan. Kementerian Pendidikan di Indonesia telah mulai berupaya merevisi kurikulum agar lebih relevan dengan kebutuhan keterampilan masa depan. Namun, ini perlu diimbangi dengan pelatihan guru yang lebih komprehensif serta penerapan metode berbasis bukti yang membantu siswa menguasai literasi dan numerasi dasar, sambil juga menyiapkan mereka dengan keterampilan abad ke-21.
  7. Pendidikan tinggi mengarah ke kredensial mikro dan pengalaman nyata. Perguruan tinggi di Indonesia perlu lebih menekankan penerapan dunia nyata dalam pembelajaran, dan mulai mengembangkan kredensial mikro yang lebih fleksibel. Ini akan mempermudah lulusan dalam memasuki pasar kerja dengan keterampilan yang sesuai dengan permintaan.
  8. Pengembangan keterampilan berkelanjutan di tempat kerja. Setelah menyelesaikan pendidikan formal, pengembangan keterampilan harus berlanjut di tempat kerja. Perusahaan di Indonesia perlu mengadopsi pola pikir "inkubator bakat" dengan lebih fokus pada keterampilan karyawan daripada sekadar pengalaman atau kualifikasi formal.

Implementasi di Indonesia: Sinergi Sektor Publik dan Swasta

Pemerintah Indonesia melalui program "Merdeka Belajar" sudah mulai melakukan reformasi dalam sistem pendidikan yang lebih fleksibel dan adaptif terhadap perubahan dunia kerja. Namun, tantangan utama masih terletak pada implementasi di lapangan.

Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal diolah dengan Copilot.Microsoft.AI
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal diolah dengan Copilot.Microsoft.AI

Agar semua temuan utama dari laporan McKinsey ini bisa diterapkan secara maksimal, kolaborasi erat antara pemerintah, sektor swasta, dan institusi pendidikan sangat diperlukan.

Sektor swasta juga memiliki peran penting dalam mempersiapkan tenaga kerja masa depan. Perusahaan teknologi di Indonesia, seperti Gojek dan Tokopedia, telah mulai berinvestasi dalam pelatihan keterampilan digital bagi karyawan dan masyarakat umum.

Selain itu, perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia juga bisa menjadi mitra strategis dalam memfasilitasi program pelatihan, terutama yang berfokus pada keterampilan teknis dan non-teknis.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan perlu terus mendorong integrasi pendidikan berbasis keterampilan digital sejak usia dini hingga pendidikan tinggi. Melalui upaya ini, Indonesia bisa lebih siap menghadapi otomatisasi dan tetap kompetitif di era global.

Mengubah Tantangan Menjadi Peluang: Saatnya Bertindak untuk Masa Depan Indonesia

Indonesia sedang berada di persimpangan penting. Revolusi keterampilan yang dipicu oleh kecerdasan buatan dan otomatisasi adalah tantangan besar, tetapi juga merupakan peluang luar biasa bagi negara ini untuk melompat jauh ke depan.

Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal diolah dengan Copilot.Microsoft.AI
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal diolah dengan Copilot.Microsoft.AI

Dengan populasi muda yang besar, dorongan untuk digitalisasi, dan semangat inovasi yang terus tumbuh, Indonesia memiliki modal manusia dan potensi yang luar biasa. Namun, potensi ini hanya akan terwujud jika kita bersama-sama mengambil langkah tegas dan berani.

Sektor pendidikan, perusahaan, pemerintah, dan setiap individu harus menyadari bahwa masa depan tidak akan menunggu. Keterampilan masa depan adalah tentang kemampuan beradaptasi, belajar cepat, dan bekerja dalam ekosistem yang terus berubah.

Indonesia harus berani membuat keputusan yang mungkin tidak nyaman hari ini---mengubah cara kita belajar, bekerja, dan berkolaborasi---agar masa depan yang inklusif dan berkelanjutan bisa kita capai bersama.

Para pemimpin di sektor publik dan swasta tidak hanya dituntut untuk berinovasi, tetapi juga harus bersedia untuk menanamkan investasi besar dalam sumber daya manusia---sumber daya terpenting bangsa ini.

Melalui kolaborasi yang erat, investasi dalam pendidikan, pelatihan berkelanjutan, dan perbaikan ekosistem kerja, Indonesia dapat menciptakan generasi yang siap menghadapi revolusi teknologi dan memanfaatkan peluang besar di masa depan.

Saatnya bukan hanya untuk bicara, tetapi untuk bertindak. Setiap langkah kecil yang kita ambil hari ini adalah fondasi bagi lompatan besar yang akan membentuk masa depan Indonesia sebagai salah satu pusat pertumbuhan ekonomi global.

Ini bukan hanya revolusi keterampilan, melainkan juga revolusi cara berpikir kita tentang pekerjaan, pendidikan, dan kesejahteraan bangsa.

Jika kita berani memimpin perubahan ini, Indonesia bukan hanya akan bertahan, tetapi juga akan bersinar di panggung dunia. Masa depan ada di tangan kita---apakah kita siap untuk mengambilnya?

Penulis: Merza Gamal (Advisor & Konsultan Transformasi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun