Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Kisah di Balik Novel Bersama 33 Kompasianer dan Perolehan Rekor MURI

5 Oktober 2024   20:09 Diperbarui: 5 Oktober 2024   21:59 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Setiap penulis membubuhkan tandatangan di flyer novel,  sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Di tengah pandemi yang membatasi aktivitas sosial dan fisik, lahirlah sebuah prestasi luar biasa dari komunitas Kompasianer.

Sebanyak 33 penulis dari berbagai latar belakang profesi berhasil mencatatkan rekor sebagai tim penulis yang menghasilkan novel Kapak Algojo dan Perawan Vistal, sebuah novel yang ditulis secara kolektif oleh penulis terbanyak, hingga mendapatkan Rekor MURI.

Proyek ini menjadi simbol kekuatan kolaborasi di tengah keterbatasan serta semangat komunitas dalam dunia literasi. Pada tanggal 4 Oktober 2024, sebuah acara syukuran diadakan di Senyawa + (Creator Space), Cikini, Jakarta Pusat, untuk merayakan pencapaian tersebut.

Dari 33 penulis, 16 hadir langsung, dan meski saya tidak terlibat dalam penulisan novel ini, saya merasa sangat terhormat diundang bersama dua Kompasianer lainnya, Pak Ferry Widiatmoko (Mas EfWe) dan Edward Simanjuntak (Bang Horas). Pertemuan ini sekaligus menjadi ajang offline pertama bagi banyak Kompasianer yang selama ini hanya berinteraksi secara virtual.

Para penulis yang hadir berasal dari berbagai kota, mulai dari Amerika Serikat, Makassar, Martapura di Kalimantan Selatan, Pekanbaru di Riau, hingga beberapa kota di Pulau Jawa.

Acara ini tidak hanya menjadi ajang perayaan, tetapi juga mempererat hubungan antarpenulis yang berjuang bersama untuk menyelesaikan novel ini. Namun sayang, pihak pengelola Kompasiana yang diundang tidak dapat hadir pada acara ini.

Suasana Haru di Tengah Kegembiraan

Dalam momen yang penuh kebersamaan, ada suasana haru yang terasa ketika mengenang salah satu dari 33 penulis, Indra Rahadian, yang telah mendahului penulis lainnya berpulang ke Rahmatullah.

Istri Almarhum hadir dalam acara tersebut untuk mewakili suaminya, dan suasana haru pun mengiringi ketika ia memberikan pernyataan tentang kontribusi Indra dalam penulisan novel ini. Ucapan beliau menyentuh hati semua yang hadir, mengingatkan kita semua tentang makna kehidupan dan kebersamaan, serta jejak yang ditinggalkan almarhum dalam karya ini.

Para penulis memeberian kesan dan pesan, sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal
Para penulis memeberian kesan dan pesan, sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Pada kesempatan ini, setiap penulis yang hadir diberi kesempatan untuk memberikan kesan dan pesan mereka terhadap karya kolaboratif ini. Masing-masing mengekspresikan kebanggaan dan kebahagiaan bisa terlibat dalam proyek besar ini.

Setelah itu, setiap penulis membubuhkan tandatangan di flyer novel Kapak Algojo dan Perawan Vistal, menjadikan momen ini kenangan yang abadi bagi semua yang hadir.

Setiap penulis membubuhkan tandatangan di flyer novel,  sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal
Setiap penulis membubuhkan tandatangan di flyer novel,  sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Kapak Algojo dan Perawan Vistal: Sebuah Kisah Balas Dendam dan Cinta

Novel Kapak Algojo dan Perawan Vistal membawa pembaca ke dalam kisah Segara, seorang pemuda yang menyaksikan ayahnya dibunuh oleh Craen Mark dengan kapak algojo saat usianya baru lima tahun.

Hidup Segara sejak saat itu hanya berfokus pada satu tujuan: membalas dendam. Namun, ketika ia mendekati putri Craen Mark, Flora, dan jatuh cinta padanya, rencana balas dendamnya berubah. Ia terjebak dalam dilema moral yang rumit, penuh dengan pengkhianatan, cinta, dan kebingungan batin.

Dengan plot penuh kejutan, novel ini mengajak pembaca untuk menyelami kompleksitas emosi manusia dan pesan bahwa balas dendam tidak selalu membawa kedamaian. Novel ini disusun dalam waktu 175 hari oleh 33 penulis dengan latar belakang profesi yang berbeda, masing-masing menyumbangkan perspektif dan gaya mereka yang unik.

Tart Novel Kapak Algojo dan Perawan Vistal, sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal
Tart Novel Kapak Algojo dan Perawan Vistal, sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Hasilnya, sebuah karya yang kaya akan nuansa emosi dan dinamika yang menarik, menggugah pembaca untuk merenungkan arti cinta, pengampunan, dan kedamaian batin.

Perjalanan Panjang dan Sinergi yang Kuat

Proyek ini tidak akan berhasil tanpa peran besar Bu Widz Stoops, Kompasianer yang berbasis di Amerika Serikat, sebagai inisiator, serta dukungan penuh dari Rudy Kurniawan (dikenal sebagai Acek Rudi) yang berdomisili di Makassar.

Proses editing novel ini juga ditangani oleh Khrisna Pabichara, yang ikut terlibat sebagai salah satu penulis. Sinergi yang terbangun meski terpisah jarak dan waktu ini menunjukkan bahwa dengan kerja sama dan teknologi, segala keterbatasan dapat diatasi.

Meskipun pengelola Kompasiana tidak hadir dalam syukuran ini, walaupun telah diundang oleh inisiator, antusiasme dan kebersamaan para penulis tetap terasa. Acara ini bukan hanya perayaan keberhasilan, tetapi juga bukti nyata bahwa komunitas Kompasianer memiliki potensi besar untuk terus berkarya dan berinovasi di masa depan.

Masa Depan Kolaborasi Komunitas

Keberhasilan novel Kapak Algojo dan Perawan Vistal memberikan harapan bahwa ini bukanlah akhir dari karya kolaboratif komunitas Kompasianer. Dengan dukungan lebih lanjut dari pengelola Kompasiana, kita bisa berharap bahwa proyek-proyek serupa akan terus bermunculan.

Kompasianer, yang berasal dari berbagai latar belakang, memiliki potensi besar untuk menghasilkan karya yang tidak hanya memajukan dunia literasi, tetapi juga bermanfaat bagi masyarakat luas.

Semoga memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan literasi dan budaya bangsa, sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal
Semoga memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan literasi dan budaya bangsa, sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Kami berharap pengelola Kompasiana lebih peduli terhadap proyek-proyek kolaboratif seperti ini dan terus mendorong inovasi di dalam komunitas. Dukungan dari platform dan komunitas sangat diperlukan agar karya-karya Kompasianer bisa berkembang lebih luas dan memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan literasi dan budaya bangsa.

Kesimpulan: Inspirasi dari Kolaborasi

Pencapaian Rekor MURI oleh 33 Kompasianer melalui novel Kapak Algojo dan Perawan Vistal adalah bukti nyata bahwa kekuatan komunitas dan kolaborasi dapat mengatasi segala tantangan.

Dengan semangat gotong royong dan inovasi, karya-karya yang menginspirasi dapat terus lahir dari komunitas ini. Semoga keberhasilan ini menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus berkarya dan menjadi motivasi bagi pengelola Kompasiana untuk mendukung inisiatif-inisiatif positif dari komunitasnya.

Dengan semangat kolaborasi, kita semua dapat berkontribusi lebih banyak untuk kemajuan literasi dan budaya bangsa, yang pada akhirnya bermanfaat bagi umat dan negeri tercinta, Indonesia.

Penulis: Merza Gamal (Pensiunan Gaul Banyak Acara)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun