Batik Banyuwangi dibuat dengan beberapa tipe proses, yakni batik cap, batik kombinasi, dan batik tulis. Di sentra batik tersebut, kami berkesempatan melihat proses batik cap dan batik kombinasi. Sementara batik tulis dikerjakan oleh ibu-ibu rumah tangga di rumah mereka masing-masing sambil melakukan pekerjaan rumah tangga mereka.
Pembuatan batik cap menggunakan alat cap (semacam stempel besar yang terbuat dari tembaga) yang sudah didesain dengan motif tertentu dengan dimensi 20 cm x 20 cm. Proses pembuatan batik cap adalah kain mori diletakkan di atas meja dengan alas di bawahnya menggunakan bahan yang empuk.
Kemudian, cap dicelupkan ke malam (sejenis lilin) yang telah mencair, lalu cap ditekan ke kain mori. Selanjutnya adalah proses pewarnaan dengan cara mencelupkan kain mori yang sudah dicap tadi ke dalam tangki yang berisi cairan pewarna.
Kain mori direbus supaya cairan malam yang menempel hilang dari kain. Setelah proses perebusan, dilakukan proses pembersihan dan pencerahan warna dengan menggunakan soda. Proses terakhir adalah penjemuran kemudian disetrika supaya rapi.
Sedangkan pada batik kombinasi, setelah kain dicap, kemudian ditambahkan ornamen-ornamen pelengkap melalui proses penulisan dengan canting. Proses selanjutnya sama dengan proses batik cap. Batik yang sudah jadi dijual di showroom Batik Pringgokusumo Desa Labanasem. Harga batik Banyuwangi beragam tergantung tingkat kesulitan membuatnya.
Motif-Motif Khas Batik Banyuwangi
Selain motif Gajah Oling, Batik Banyuwangi juga memiliki beragam motif yang terinspirasi dari alam, kehidupan sehari-hari, hingga cerita rakyat setempat. Beberapa motif yang paling terkenal di antaranya adalah:
- Gajah Oling:Â Motif ini menggambarkan kombinasi antara gajah dan ular, yang dalam bahasa setempat disebut "oling". Gajah melambangkan kekuatan dan kebijaksanaan, sedangkan ular melambangkan kelincahan dan kehati-hatian. Motif ini sering dikaitkan dengan simbol perlindungan dan keberanian.
- Kangkung Setingkes:Â Motif ini terinspirasi dari tanaman kangkung yang tumbuh subur di Banyuwangi. Motif ini melambangkan kesuburan, kelimpahan, dan harapan untuk hidup yang sejahtera. Penggunaan motif ini juga sering dikaitkan dengan doa agar rezeki selalu melimpah.
- Paras Gempal:Â Motif ini menggambarkan batu paras yang kuat dan kokoh. Paras Gempal sering kali diartikan sebagai simbol keteguhan hati dan kekuatan dalam menghadapi cobaan hidup. Bentuknya yang sederhana namun elegan mencerminkan kepribadian masyarakat Banyuwangi yang kuat tetapi tetap rendah hati.
Setiap motif Batik Banyuwangi tidak hanya indah secara visual tetapi juga sarat dengan makna filosofis yang dalam. Misalnya, motif Gajah Oling tidak hanya mencerminkan kebijaksanaan dan kekuatan tetapi juga menekankan pentingnya keseimbangan antara kekuatan dan kelincahan dalam kehidupan.
Sementara itu, motif Kangkung Setingkes mengajarkan nilai-nilai kesederhanaan, kelimpahan yang diperoleh melalui kerja keras, dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.
Proses Pembuatan yang Berbeda