Kesehatan organisasi terus menjadi salah satu faktor utama yang menentukan keberhasilan jangka panjang sebuah perusahaan. Sebuah studi terbaru dari McKinsey menegaskan bahwa kesehatan organisasi bukan sekadar "nilai tambah," melainkan kunci penciptaan nilai yang berkelanjutan dan sumber keunggulan kompetitif.
Kesehatan organisasi mencakup kapasitas perusahaan untuk beradaptasi, inovasi, serta menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kinerja tinggi dan kesejahteraan karyawan. Temuan studi di atas menggarisbawahi bahwa kesehatan organisasi bukan sekadar tentang profitabilitas jangka pendek, tetapi tentang membangun landasan yang kuat untuk daya saing dan keberlanjutan jangka panjang.
Dalam konteks ini, perusahaan yang sehat adalah perusahaan yang mampu secara konsisten menyesuaikan diri terhadap guncangan eksternal, baik berupa perubahan geopolitik, kemajuan teknologi, atau tantangan ekonomi.
Mereka tidak hanya bertahan tetapi juga menemukan peluang untuk berkembang di tengah perubahan. McKinsey menemukan bahwa perusahaan yang berfokus pada kesehatan organisasinya menunjukkan performa lebih baik secara operasional dan finansial.
Sebagai prediktor terbaik untuk penciptaan nilai jangka panjang, kesehatan organisasi memberikan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk lebih responsif terhadap perubahan, mengambil keputusan yang lebih cepat, dan menciptakan nilai lebih bagi pemangku kepentingan.
Membangun budaya yang kuat, komunikasi yang efektif, dan keterlibatan karyawan yang tinggi adalah beberapa elemen kunci yang dapat membantu mempertahankan kesehatan organisasi dalam jangka panjang.
Di tengah dunia yang semakin kompleks dan tidak pasti, perusahaan yang sehat lebih mungkin untuk bertahan dan berkembang, sementara perusahaan yang gagal dalam menjaga kesehatannya kerap tersingkir dari persaingan.
Apa Itu Kesehatan Organisasi?
Untuk mengukur kesehatan organisasi, McKinsey mengembangkan Indeks Kesehatan Organisasi (OHI), sebuah alat diagnostik yang mengukur elemen penting dari budaya organisasi berkinerja tinggi. OHI memanfaatkan data dari lebih dari delapan juta responden di lebih dari 2.500 organisasi di berbagai industri dan geografi.
Dengan menggabungkan pandangan karyawan dan manajer, indeks ini memberikan skor keseluruhan yang memungkinkan perusahaan untuk membandingkan kesehatan mereka dengan organisasi lain di basis data McKinsey.
Seiring perkembangan waktu, OHI diperbarui untuk mencerminkan perubahan kebutuhan organisasi, termasuk aspek kelincahan, ketahanan, inklusivitas, dan kesejahteraan karyawan.
Kesehatan organisasi mengacu pada seberapa efektif sebuah perusahaan dikelola---bagaimana pemimpin membuat keputusan, mengalokasikan sumber daya, menjalankan operasi sehari-hari, dan memimpin tim mereka. Kesehatan organisasi terdiri dari tiga elemen kunci:
- Kesatuan Visi dan Strategi Bersama:Â Elemen ini berarti bahwa seluruh anggota organisasi memahami dan berbagi tujuan serta arah yang sama. Visi yang jelas dan strategi yang terdefinisi dengan baik membantu memastikan bahwa semua individu bekerja menuju tujuan yang sama, menciptakan rasa kepemilikan dan komitmen di antara karyawan.
- Efektivitas Eksekusi Strategi:Â Ini merujuk pada kemampuan organisasi untuk menerapkan rencana yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif. Organisasi yang mampu mengeksekusi strategi dengan baik akan lebih cepat mencapai hasil yang diinginkan, serta lebih mampu beradaptasi dengan perubahan dan tantangan yang muncul.
- Kemampuan untuk Terus Berinovasi:Â Kemampuan untuk terus berinovasi memastikan organisasi tetap relevan dan kompetitif. Ini melibatkan pencarian ide-ide baru dan pengembangan produk serta layanan. Organisasi yang mengutamakan inovasi menciptakan lingkungan yang mendorong kreativitas dan eksperimen, di mana karyawan merasa bebas untuk berbagi ide dan mengambil risiko.
Budaya Perusahaan: Fondasi Kesehatan Organisasi
Sementara itu, budaya perusahaan mencakup nilai-nilai, keyakinan, dan praktik yang dianut oleh seluruh anggota organisasi. Budaya yang positif menciptakan lingkungan kerja yang mendukung, di mana karyawan merasa dihargai dan termotivasi untuk berkontribusi.
Budaya yang kuat membantu mengikat seluruh elemen kesehatan organisasi, memperkuat komitmen terhadap visi dan strategi perusahaan.
Organisasi dengan budaya yang inklusif dan kolaboratif cenderung lebih mampu menarik dan mempertahankan talenta terbaik. Ketika karyawan merasa menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar, mereka lebih berkomitmen untuk mencapai tujuan bersama.
Oleh karena itu, membangun budaya perusahaan yang sehat sejalan dengan upaya meningkatkan kesehatan organisasi.
Mengelola Kesehatan Organisasi dan Budaya Perusahaan
Kesehatan organisasi dan budaya perusahaan dapat dipandang sebagai denyut nadi perusahaan. Pemimpin yang efektif harus secara teratur memantau dan memperbarui pendekatan mereka terhadap kedua aspek ini. Berikut adalah beberapa prinsip penting:
- Kepemimpinan yang Menginspirasi: Pemimpin harus menunjukkan nilai-nilai yang diinginkan dalam tindakan mereka. Kepemimpinan yang inklusif dan transparan akan membangun budaya kepercayaan dan kolaborasi.
- Penggunaan Data untuk Keputusan:Â Data dapat membantu memahami perilaku karyawan dan kebutuhan mereka. Dengan informasi yang tepat, pemimpin dapat membuat keputusan yang lebih baik dan lebih mendukung budaya yang sehat.
- Fleksibilitas dalam Manajemen Bakat:Â Memastikan penempatan bakat yang tepat dan memberikan kesempatan pengembangan akan mendukung pertumbuhan individu dan kolektif. Organisasi yang menghargai karyawan mereka cenderung memiliki tingkat retensi yang lebih tinggi.
Kesimpulan: Jalan Menuju Keberhasilan Jangka Panjang
Kesehatan organisasi dan budaya perusahaan yang kuat adalah fondasi bagi keberhasilan yang berkelanjutan. Organisasi yang memahami pentingnya kedua aspek ini dan berkomitmen untuk mengelolanya secara aktif akan lebih siap menghadapi tantangan dan meraih peluang baru.
Dengan demikian, para pemimpin harus melihat kesehatan organisasi dan budaya perusahaan sebagai prioritas utama yang memerlukan perhatian berkelanjutan. Keberhasilan bukan hanya tentang pencapaian target jangka pendek, tetapi tentang membangun fondasi yang kokoh untuk pertumbuhan jangka panjang dan daya tahan yang kuat.
Penulis: Merza Gamal (Advisor & Konsultan Transformasi Corporate Culture)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H