Vasektomi merupakan salah satu metode kontrasepsi yang ditujukan khusus untuk pria. Meski efektif mencegah kehamilan, metode ini masih jarang dipilih dibandingkan dengan kondom atau kontrasepsi yang digunakan oleh perempuan.
Vasektomi, yang dilakukan dengan memotong dan mengikat saluran sperma, bersifat permanen dan memiliki tingkat keberhasilan mendekati 99%. Namun, selain dari sisi medis, keputusan untuk menjalani vasektomi memerlukan pertimbangan dari berbagai sudut pandang, termasuk sosial, tanggung jawab keluarga, serta ajaran agama.
Artikel sederhana berdasarkan pengamatan saya selama terlibat dalam mengelola rumah sakit selama lima tahun ini akan mengupas vasektomi secara menyeluruh, membantu pembaca untuk mempertimbangkan berbagai aspek sebelum mengambil keputusan.
Apa Itu Vasektomi?
Vasektomi adalah tindakan medis berupa sterilisasi permanen pada pria. Prosedur ini bertujuan untuk mencegah kehamilan dengan cara memutus saluran sperma (vas deferens), sehingga sperma tidak lagi keluar bersama air mani saat ejakulasi.
Meski demikian, air mani tetap diproduksi seperti biasa, hanya tanpa kandungan sperma. Vasektomi sangat efektif dalam mencegah kehamilan, lebih efektif daripada kondom dan metode kontrasepsi lainnya.
Namun, berbeda dengan metode sementara, vasektomi bersifat permanen. Oleh karena itu, vasektomi cocok untuk pria yang benar-benar yakin tidak ingin memiliki anak lagi.
Vasektomi dalam Program Keluarga Berencana
Vasektomi mulai diperkenalkan dalam program Keluarga Berencana (KB) secara global pada pertengahan abad ke-20. Program KB yang difokuskan pada pengendalian angka kelahiran berkembang seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya pengendalian populasi dan kesejahteraan keluarga.
Metode ini dipromosikan sebagai alternatif bagi pasangan yang sudah tidak ingin menambah anak dan membutuhkan solusi kontrasepsi permanen.
Pada awalnya, vasektomi lebih populer di negara-negara maju, seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris. Namun, lama-kelamaan metode ini juga diadopsi di negara-negara berkembang.
Di India, misalnya, vasektomi pernah menjadi salah satu metode yang cukup gencar dipromosikan dalam kampanye Keluarga Berencana pada tahun 1970-an, meskipun penerimaannya tidak selalu diterima secara luas karena berbagai kendala sosial dan budaya.