Pasar global saat ini berada dalam sorotan, dengan pergerakan mata uang yen Jepang menjadi salah satu titik fokus utama. Pedagang di Tokyo memulai pekan ini dengan kembali ke pasar setelah libur tiga hari, di mana mereka cenderung berhati-hati.
Pada hari Senin (16 September 2024), yen sempat menyentuh level kuat 140 per dolar AS dalam kondisi likuiditas rendah. Namun, dengan perhatian yang tertuju pada pertemuan Federal Reserve (Fed) dan Bank of Japan (BOJ) minggu ini, pergerakan pasangan dolar/yen diperkirakan akan menjadi lebih dinamis.
Ekspektasi Terhadap Kebijakan Federal Reserve
Pasar saat ini menantikan keputusan Fed yang dijadwalkan pada hari Rabu(18 September 2024), dengan peluang sebesar 67% bahwa Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin. Ini merupakan peningkatan signifikan dibandingkan perkiraan hanya 30% seminggu yang lalu.
Penguatan yen selama beberapa bulan terakhir, yang telah naik lebih dari 12% sejak mencapai titik terendahnya dalam 38 tahun pada Juli, didorong oleh menyempitnya selisih suku bunga antara AS dan Jepang.
Namun, pertanyaan besar yang muncul adalah bagaimana Fed akan merespons ketangguhan ekonomi AS. Menurut divisi riset BlackRock, ekonomi yang tangguh mungkin menyebabkan penurunan suku bunga Fed lebih dangkal daripada prediksi penurunan hingga 250 basis poin yang banyak dipertimbangkan para pedagang. Panduan kebijakan dari Fed ini akan sangat memengaruhi langkah selanjutnya dari pergerakan yen di pasar global.
Posisi Bank of Japan dalam Kebijakan Moneter
Di sisi lain, kebijakan moneter BOJ juga akan menjadi penentu besar dalam tren yen. Jika BOJ mengadopsi sikap yang lebih hawkish dan mulai memetakan jalur menuju kenaikan suku bunga, maka yen dapat menguat lebih lanjut.
Pasangan dolar/yen bisa melampaui level kunci 140 per dolar, yang akan membuka peluang untuk menyentuh kembali puncaknya di 127,215 per dolar, yang terakhir terlihat pada Januari lalu.
Kenaikan yen melewati batas tersebut akan menjadi perhatian bagi perusahaan-perusahaan Jepang, yang umumnya menetapkan asumsi nilai tukar tertentu untuk tahun keuangan mereka.
Jika yen bergerak di luar ekspektasi, perusahaan-perusahaan ini akan terdorong menjadi pembeli yen, yang akan memperkuat pergerakan mata uang tersebut lebih lanjut dan mempercepat momentum yang ada.
Sentimen Pasar Global
Di luar Jepang, pasar saham juga merespons dengan penuh kewaspadaan. Indeks saham utama Jepang, Nikkei, mencatat penurunan 1,7% pada pembukaan Selasa (17 September 2024). Sementara itu, di Australia, indeks ASX 200 mencapai rekor tertinggi, menunjukkan optimisme di pasar Australia.