Era pengaruh sudah di depan mata, dan itu berlaku tidak hanya di media sosial, tetapi juga di tempat kerja. Di sini, kita berbicara tentang influencer karyawan --- individu yang memiliki kekuatan untuk mendorong, atau bahkan menghancurkan, perubahan di lingkungan profesional.
Menurut penelitian terbaru dari McKinsey, influencer di tempat kerja adalah kunci penting dalam menggerakkan transformasi organisasi. Jadi, mengapa Generasi Z, yang baru saja memulai karier mereka, dianggap penting sebagai influencer di tempat kerja?
Gen Z sebagai Pendorong Transformasi Digital
Generasi Z dikenal sebagai generasi digital-native. Mereka tumbuh bersama teknologi, terbiasa dengan alat-alat digital, media sosial, dan berbagai platform kolaboratif. Dengan keahlian ini, mereka memiliki kemampuan alami untuk memimpin transformasi digital di tempat kerja.
Menggerakkan transformasi digital bukan hanya tentang memperkenalkan teknologi baru, tetapi juga memastikan seluruh tim mampu dan mau beradaptasi dengan alat-alat tersebut. Di sinilah influencer Gen Z memainkan peran vital: mereka memodelkan perilaku yang tepat dan membantu mempercepat adopsi teknologi.
Namun demikian, peran mereka tidak berhenti di sana. Mereka mampu membangun koneksi yang lebih dalam di lingkungan kerja, berkomunikasi secara efektif, dan membangun budaya yang inklusif. Sifat asli Generasi Z yang menghargai transparansi dan keaslian menjadikan mereka pemimpin alami yang dipercaya rekan-rekannya.
Influencer Karyawan Bukan Sekadar Alat Komunikasi
Menurut McKinsey, perusahaan yang berhasil dalam transformasi adalah mereka yang memberdayakan influencer karyawan dengan cara yang bermakna. Ini tidak cukup hanya melihat mereka sebagai vektor komunikasi atau pembawa pesan.
Sebaliknya, mereka harus diperlakukan sebagai mitra pemikiran strategis yang mampu memberikan umpan balik dan pandangan kritis kepada manajemen. Memberikan ruang bagi influencer untuk berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan juga penting.
Pemberdayaan ini sangat penting karena influencer karyawan yang baik tidak hanya memodelkan perilaku positif, tetapi juga mampu menginspirasi rekan kerja untuk melihat perubahan sebagai kesempatan, bukan ancaman.
Transformasi yang berhasil, bagi perusahaan, berarti meningkatkan nilai pemegang saham. Sementara bagi influencer karyawan, terlibat dalam transformasi memberikan makna lebih mendalam dalam pekerjaan mereka.
Gen Z Tidak Boleh Meremehkan Pengaruh Mereka
Bagi Generasi Z, yang baru memulai karier, menggunakan pengaruh mungkin terasa seperti tanggung jawab yang seharusnya dipegang oleh rekan kerja yang lebih senior. Namun, Vanessa Bohns, penulis You Have More Influence than You Think, mengatakan bahwa sering kali kita tidak menyadari pengaruh kita sendiri terhadap orang lain.
Bahkan tindakan kecil atau perkataan sederhana bisa memicu perubahan besar. Jadi, Gen Z harus memahami bahwa kedudukan mereka di organisasi tidak membatasi kemampuan mereka untuk menjadi influencer yang berpengaruh.
Sebagai influencer, Gen Z dapat menjadi superkomunikator. Mereka dikenal karena kebiasaan mendengarkan yang baik, kemampuan mengajukan pertanyaan yang relevan, dan pendekatan yang lebih kolaboratif. Mereka juga memiliki intuisi untuk memahami apakah percakapan di tempat kerja bersifat sosial, praktis, atau emosional, memungkinkan mereka untuk menyesuaikan pendekatan mereka dalam mendukung tim.
Ketika Percakapan Menjadi Rumit
Tentu saja, tidak semua percakapan di tempat kerja berjalan lancar. Ketika percakapan menjadi rumit atau penuh dengan ketidaksepakatan, menjadi influencer yang tepercaya berarti cukup percaya diri untuk memberikan umpan balik yang konstruktif.
McKinsey menyarankan agar influencer karyawan menerapkan dua pedoman penting dalam menyampaikan pendapat berbeda: pertama, selalu meminta izin untuk menyampaikan perbedaan pendapat; kedua, bersikap terbuka tentang percakapan tersebut untuk menjaga transparansi dan hubungan baik.
Gen Z, dengan pendekatan mereka yang inklusif dan berorientasi pada komunikasi terbuka, bisa menjadi jembatan dalam situasi-situasi sulit ini. Mereka mampu mengubah perbedaan pendapat menjadi diskusi yang produktif dan memperkaya dinamika kerja.
Di sini, mereka berperan sebagai katalis perubahan, mengubah ketegangan menjadi kesempatan untuk tumbuh bersama.
Kesimpulan: Pengaruh Gen Z Lebih Besar dari yang Mereka Sadari
Pada akhirnya, influencer karyawan dari Generasi Z memiliki potensi besar untuk membantu organisasi menghadapi tantangan transformasi. Tidak hanya dengan keahlian digital mereka, tetapi juga melalui kemampuan mereka membangun hubungan yang kuat dan memberikan umpan balik yang bermakna.Â
Dengan pendekatan yang autentik, Gen Z mampu menginspirasi rekan kerja dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih kolaboratif, inovatif, dan siap menghadapi masa depan. Sebagai bagian dari organisasi, influencer Gen Z bisa menjadi agen perubahan yang membawa dampak nyata.
Generasi Z tidak hanya berkontribusi dalam menggerakkan transformasi, tetapi juga membangun budaya kerja yang lebih adaptif dan inklusif --- memberikan pekerjaan mereka makna yang lebih dalam, dan pada akhirnya, membantu perusahaan mencapai kesuksesan yang lebih besar.
Inilah mengapa kantor dan bisnis Anda membutuhkan influencer Gen Z. Mereka membawa visi baru, kemampuan untuk beradaptasi, dan energi segar yang penting bagi keberhasilan transformasi di dunia kerja modern.
Penulis: Merza Gamal (Advisor & Konsultan Transformasi Corporate Culture)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H