New York Fashion Week (NYFW) 2025, yang berlangsung dari 6 hingga 11 September 2024, tidak hanya menjadi ajang unjuk koleksi terbaru tetapi juga memberikan pandangan mendalam tentang masa depan mode dan fashion mewah.
Di tengah sorotan NYFW, Scott Malkin, pendiri dan ketua Value Retail, menawarkan wawasan berharga tentang bagaimana pengalaman berbelanja mewah seharusnya dirancang. Dalam konteks ini, kita dapat mempelajari beberapa pelajaran penting yang relevan baik untuk pelaku mode global maupun para profesional di Indonesia.
Menjaga Esensi Emosi dalam Pengalaman Berbelanja
Menurut Malkin, inti dari ritel mewah bukanlah sekadar transaksi, tetapi tentang menciptakan hubungan emosional yang mendalam dengan pelanggan. Value Retail, dengan jaringan destinasi belanjanya yang dikenal sebagai Bicester Collection, menerapkan filosofi ini secara konsisten.
Setiap lokasi dirancang sebagai oasis emosional di mana pelanggan merasa istimewa dan dihargai. Di NYFW, merek-merek mode terkemuka menunjukkan bagaimana mereka membangun pengalaman berbelanja yang memikat dan emosional.
Hal tersebut tidak hanya melibatkan tampilan visual dari koleksi terbaru tetapi juga cara merek berinteraksi dengan pelanggan mereka. Merek-merek ini memahami bahwa membangun hubungan emosional dengan konsumen dapat meningkatkan loyalitas dan menciptakan pengalaman yang lebih berkesan.
Integrasi Teknologi dan Sentuhan Personal
Teknologi memainkan peran penting dalam meningkatkan pengalaman berbelanja mewah, tetapi seperti yang diungkapkan oleh Malkin, teknologi tidak boleh menggantikan interaksi manusia yang esensial.
Pada Value Retail, teknologi digunakan untuk mendukung pengalaman fisik, bukan untuk menggantikannya. Misalnya, penggunaan iPad untuk menampilkan koleksi dan memberikan informasi tambahan memungkinkan staf untuk menawarkan produk dengan harga penuh dengan cara yang nyaman dan personal.
Di NYFW, teknologi seperti streaming langsung dan platform media sosial membantu merek menjangkau audiens global, namun interaksi langsung tetap menjadi inti dari pengalaman berbelanja mewah. Merek-merek harus menemukan keseimbangan antara efisiensi teknologi dan sentuhan manusia yang autentik.
Mengukur Keberhasilan Melalui Pengalaman, Bukan Hanya Transaksi
Malkin menekankan bahwa fokus Value Retail adalah pada menciptakan pengalaman yang luar biasa, bukan sekadar memaksimalkan penjualan. Prinsip ini dapat diterapkan oleh merek-merek mode di Indonesia. Menyediakan layanan VIP, fasilitas tambahan, dan menciptakan atmosfer yang menyenangkan adalah cara-cara untuk menciptakan pengalaman berbelanja yang tak terlupakan.
Di NYFW, pengalaman pelanggan sering kali diukur dengan bagaimana acara tersebut menciptakan kegembiraan dan keterhubungan dengan audiensnya. Merek yang berhasil menciptakan pengalaman yang berkesan akan membangun loyalitas dan meningkatkan citra merek mereka.
Potensi Indonesia sebagai Pusat Mode Syariah
Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat mode syariah, terutama dengan meningkatnya minat global terhadap pakaian yang mematuhi prinsip-prinsip syariah.
Mode syariah tidak hanya mencakup aspek keagamaan tetapi juga berfokus pada kualitas, desain, dan keberlanjutan. Dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia berada dalam posisi unik untuk memimpin dalam industri ini.
Adopsi Digital untuk Mendukung Pertumbuhan Mode Indonesia
Seiring dengan berkembangnya teknologi digital, Indonesia dapat memanfaatkan berbagai platform digital untuk memperluas jangkauan pertumbuhan mode. E-commerce, media sosial, dan aplikasi mobile memungkinkan merek untuk menjangkau konsumen yang lebih luas secara global.
Teknologi digital juga dapat membantu dalam hal personalisasi pengalaman belanja dan meningkatkan interaksi dengan pelanggan.
Misalnya, menggunakan teknologi untuk menyediakan pengalaman belanja yang dipersonalisasi---seperti rekomendasi produk berbasis AI dan aplikasi yang menawarkan panduan gaya---dapat meningkatkan daya tarik mode berbasis syariah. Selain itu, mengintegrasikan teknologi blockchain untuk transparansi dalam rantai pasokan dan keberlanjutan produk dapat memperkuat reputasi merek.
Pelajaran untuk Merek-Merek Mode Indonesia
Bagi pelaku mode di Indonesia, ada beberapa pelajaran penting yang dapat diambil dari pendekatan Value Retail, NYFW, dan potensi mode syariah:
- Fokus pada Pengalaman Emosional: Penting untuk tidak hanya fokus pada penjualan produk tetapi juga pada bagaimana menciptakan hubungan emosional dengan pelanggan. Menyediakan layanan yang personal dan menciptakan atmosfer yang istimewa dapat meningkatkan pengalaman berbelanja.
- Integrasi Teknologi dengan Sentuhan Personal: Gunakan teknologi untuk mendukung, bukan menggantikan, interaksi manusia. Teknologi harus digunakan untuk memperkaya pengalaman berbelanja dan tidak hanya sebagai alat transaksi.
- Menciptakan Kegembiraan dan Loyalitas: Bangun pengalaman yang memikat dan berkesan untuk menciptakan loyalitas pelanggan. Fokus pada menciptakan momen-momen yang membuat pelanggan merasa dihargai dan istimewa.
- Mengadaptasi Keunikan Lokal dan Global: Sesuaikan pendekatan dengan budaya dan ekspektasi lokal sambil mengadopsi praktik global. Mengintegrasikan elemen-elemen lokal dalam pengalaman berbelanja dapat memperkuat hubungan dengan pelanggan dan meningkatkan daya tarik merek.
- Maksimalkan Potensi Mode Syariah dengan Teknologi Digital: Manfaatkan teknologi digital untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan pengalaman berbelanja mode syariah. Transparansi dan personalisasi dapat membantu membangun reputasi dan menarik pelanggan secara global.
Kesimpulan
Dalam dunia mode yang terus berkembang, baik di tingkat global maupun lokal, penting untuk mengingat bahwa pengalaman berbelanja mewah melibatkan lebih dari sekadar transaksi.
Dengan mempelajari dan menerapkan wawasan dari Value Retail, NYFW, dan potensi mode syariah, merek-merek mode di Indonesia dapat menciptakan pengalaman yang lebih mendalam dan emosional.
Menyelaraskan teknologi dengan sentuhan personal dan berfokus pada menciptakan pengalaman yang berkesan dapat membantu merek untuk berkembang dan bersaing di pasar yang semakin kompetitif.
Penulis:Â Merza Gamal (Pemerhati Sosial Ekonomi Syariah)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H