Â
Topik partisipasi masyarakat menjadi semakin relevan baik di tingkat global maupun lokal, khususnya dalam konteks penuaan yang sehat. PBB dalam Dekade Penuaan Sehat mencantumkan "kemampuan untuk berkontribusi kepada masyarakat" sebagai salah satu dari lima domain kemampuan fungsional yang dibutuhkan untuk penuaan yang sehat.
Pada saat yang sama, Global Roadmap for Healthy Longevity dari National Academy of Medicine menyoroti bahwa partisipasi masyarakat orang dewasa yang lebih tua menjadi komponen penting untuk mencapai tujuan penuaan sehat di seluruh dunia.
Perubahan demografi dunia yang mengarah pada peningkatan jumlah orang yang berusia di atas 65 tahun menciptakan tantangan baru. Pada tahun 2050, diperkirakan 16,5 persen dari populasi dunia akan terdiri dari lansia, meningkat dari 9,4 persen pada tahun 2022.
Di tingkat lokal, khususnya di Indonesia, kesenjangan antara daerah pedesaan dan perkotaan menghadirkan tantangan tambahan dalam menciptakan pengalaman penuaan yang setara bagi seluruh masyarakat.
Oleh karena itu, memecahkan masalah partisipasi masyarakat akan menjadi kunci untuk membangun masa depan yang inklusif, di mana lansia dapat berpartisipasi aktif di manapun mereka tinggal.
Mengapa Partisipasi Masyarakat Penting?
Partisipasi masyarakat bagi orang dewasa yang lebih tua bukan hanya soal keterlibatan sosial; hal ini memiliki dampak nyata terhadap kesehatan mereka. Penelitian dari McKinsey Health Institute (MHI)Â menunjukkan bahwa lansia yang berpartisipasi dalam kegiatan sosial melaporkan peningkatan kesehatan secara keseluruhan sebesar 4 hingga 8 persen dibandingkan dengan mereka yang tidak berpartisipasi tetapi ingin terlibat.
Temuan ini didukung oleh berbagai studi akademis yang menyoroti enam manfaat kesehatan utama dari partisipasi masyarakat, termasuk penurunan angka kematian, pengurangan disabilitas kognitif, peningkatan aktivitas fisik, penurunan kesepian dan depresi, serta peningkatan makna dan kualitas hidup.
Studi Harvard tentang Perkembangan Orang Dewasa, yang berlangsung selama beberapa dekade, mengungkapkan bahwa hubungan sosial yang kuat menjadi faktor penentu utama kebahagiaan dan kesehatan seiring bertambahnya usia.
Robert Waldinger, direktur studi tersebut, menegaskan bahwa "orang-orang yang memiliki hubungan terhangat dengan orang lain" adalah mereka yang tetap paling sehat dan berumur paling panjang.
Selain manfaat kesehatan, partisipasi masyarakat dari lansia juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan. MHI memperkirakan peluang ekonomi global sebesar US$6,2 triliun jika lansia yang ingin bekerja dapat kembali bekerja.
Di Amerika Serikat saja, peluang ini mencapai US$1,7 triliun, atau sekitar 7,2 persen dari PDB tahun 2021. Di Indonesia, lansia yang berpartisipasi aktif juga memiliki potensi besar untuk meningkatkan ekonomi nasional, khususnya di sektor-sektor informal dan pekerjaan berbasis komunitas.
Enam Kesalahpahaman tentang Partisipasi Masyarakat Orang Dewasa yang Lebih Tua