Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Meluruskan Enam Mitos tentang Partisipasi Orang Dewasa Lebih Tua di Masyarakat

10 September 2024   08:59 Diperbarui: 10 September 2024   13:29 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal diolah dengan ChatGPT.OpenAI

Meskipun manfaatnya jelas, partisipasi masyarakat lansia sering kali terhambat oleh berbagai kesalahpahaman. Berdasarkan laporan MHI dan situasi di Indonesia, berikut adalah enam kesalahpahaman yang sering menghambat partisipasi masyarakat dari orang dewasa yang lebih tua:

  1. Keyakinan yang Ketinggalan Zaman tentang Usia: Masih ada stereotip bahwa lansia kurang produktif atau tidak mampu bekerja. Budaya pensiun dini memperkuat pandangan bahwa lansia seharusnya "beristirahat," padahal banyak dari mereka yang masih sehat, aktif, dan ingin berkontribusi.
  2. Upaya yang Terisolasi di Seluruh Sektor: Program-program yang melibatkan lansia di Indonesia sering kali tersebar di berbagai sektor tanpa koordinasi yang baik. Upaya pemberdayaan masyarakat tidak selalu terintegrasi dengan sektor swasta atau dunia usaha, sehingga dampaknya terhadap partisipasi lansia sering kali tidak berkelanjutan.
  3. Akses yang Tidak Merata terhadap Peluang: Kesenjangan antara daerah perkotaan dan pedesaan sangat signifikan di Indonesia. Lansia di pedesaan memiliki akses terbatas terhadap peluang ekonomi dan sosial, sementara lansia di perkotaan lebih mudah mendapatkan akses terhadap program pemberdayaan dan partisipasi sosial.
  4. Kesenjangan dalam Dukungan Struktural: Dukungan bagi lansia di Indonesia masih minim. Program jaminan sosial seperti Jaminan Hari Tua (JHT) dan pensiun belum mencakup seluruh lansia. Tanpa dukungan yang memadai, lansia sering kali terpinggirkan dari partisipasi aktif dalam masyarakat.
  5. Kesenjangan dalam Data: Kekurangan data yang akurat tentang partisipasi lansia menghambat pembuatan kebijakan yang tepat sasaran. Kurangnya data menyebabkan lansia sering kali tidak terhitung dalam analisis ekonomi dan sosial, sehingga kebijakan yang dibuat kurang relevan dengan kebutuhan mereka.
  6. Topik yang Kurang Diteliti: Partisipasi masyarakat bagi lansia di Indonesia belum banyak diteliti. Tanpa penelitian yang mendalam, program-program yang ada sering kali tidak dievaluasi secara menyeluruh, sehingga efektivitasnya sulit diukur.

Menuju Partisipasi Lansia yang Lebih Inklusif di Indonesia

Untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif bagi lansia, Indonesia perlu mengatasi berbagai hambatan tersebut. Pertama, perubahan paradigma mengenai produktivitas lansia perlu ditanamkan di masyarakat. Lansia bukan beban, melainkan aset yang bisa memberikan kontribusi besar bagi ekonomi dan kehidupan sosial.

Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal diolah dengan Copilot.Microsoft-AI
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal diolah dengan Copilot.Microsoft-AI

Kedua, koordinasi antara berbagai sektor, baik pemerintah, swasta, maupun LSM, perlu ditingkatkan untuk menciptakan program pemberdayaan lansia yang lebih terintegrasi dan berkelanjutan. Program ini harus memperhatikan kebutuhan spesifik lansia di berbagai wilayah, baik di perkotaan maupun pedesaan.

Ketiga, kebijakan publik yang mendukung partisipasi lansia harus diperkuat. Dukungan struktural, seperti perluasan program jaminan sosial dan peningkatan akses terhadap layanan kesehatan, sangat penting untuk memastikan lansia dapat berpartisipasi secara aktif di masyarakat.

Keempat, pengumpulan data yang lebih baik diperlukan untuk merancang kebijakan yang akurat dan tepat sasaran. Penelitian lebih lanjut juga dibutuhkan untuk memahami dinamika partisipasi lansia di Indonesia dan bagaimana kebijakan dapat mendukung mereka secara efektif.

Penutup

Partisipasi masyarakat dari orang dewasa yang lebih tua adalah isu penting yang tidak boleh diabaikan. Baik di tingkat global maupun lokal, lansia memiliki peran signifikan dalam membangun masyarakat yang sehat, produktif, dan inklusif. Di Indonesia, tantangan dalam partisipasi masyarakat lansia memerlukan perhatian lebih, baik dari segi kebijakan, dukungan struktural, maupun perubahan persepsi sosial.

Dengan langkah-langkah yang tepat, lansia di Indonesia dapat terus memberikan kontribusi berharga bagi masyarakat dan membantu membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Penulis: Merza Gamal (Pemerhati Sosial Ekonomi Syariah)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun