Kota New York telah lama dikenal sebagai pusat mode dunia, bersanding dengan Paris, Milan, dan London. Namun, di tengah perubahan zaman dan tantangan baru, status New York sebagai ibu kota mode global kini berada di persimpangan jalan.
Perubahan mendasar dalam industri mode mengharuskan para pelaku mode dan pemerintah untuk mengambil langkah-langkah strategis guna mempertahankan warisan mode kota ini dan memperkuat posisinya di masa depan.
Warisan Industri Mode New York yang Kaya
Warisan mode New York dimulai pada abad ke-19 dengan penemuan mesin jahit, yang menjadi fondasi terbentuknya Garment District di Midtown Manhattan. Distrik ini berkembang menjadi pusat operasi desain, produksi, dan distribusi mode yang besar, menjadikan New York sebagai salah satu pemain kunci dalam industri global.
Pada tahun 1943, New York mencatat sejarah dengan menyelenggarakan pekan pers mode pertama. Acara ini menjadi cikal bakal New York Fashion Week (NYFW) modern, yang tidak hanya meluncurkan desainer-desainer berbakat seperti Oscar de la Renta dan Ralph Lauren, tetapi juga memperkuat posisi New York di peta mode dunia.
Tren mode seperti pakaian olahraga, pakaian kerja, dan gaya preppy lahir dari kota New York ini dan mendominasi industri selama beberapa dekade.
Lebih dari sekadar tren, New York juga dikenal sebagai inkubator kreativitas dan inovasi. Kota ini telah melahirkan merek-merek seperti Aim Leon Dore, yang berhasil memanfaatkan estetika tahun 1990-an dan membawa kebangkitan gaya pakaian jalanan.
Keunikan New York dalam menggabungkan seni, musik, dan budaya urban dengan dunia mode telah memperkuat citranya sebagai pusat mode global.
New York Fashion Week (NYFW) 2025: Menegaskan Dominasi di Kancah Mode Dunia
New York Fashion Week (NYFW) Spring/Summer 2025 akan digelar dari tanggal 6 hingga 11 September 2024. Selama enam hari ini, New York akan menjadi pusat perhatian para pecinta mode dari seluruh dunia.
Meskipun secara resmi NYFW dimulai pada tanggal tersebut, beberapa rumah mode besar seperti Proenza Schouler dan Ralph Lauren telah "curi start" dengan menampilkan koleksi mereka lebih awal.
Dalam rentang waktu NYFW 2025, 60 rumah mode akan mengisi jadwal resmi yang dirilis oleh Council of Fashion Designers of America (CFDA). Beberapa rumah mode yang masih setia menampilkan karyanya di pekan mode ini antara lain 3.1 Phillip Lim, Jason Wu, Brandon Maxwell, Carolina Herrera, Eckhaus Latta, Ulla Johnson, Khaite, Prabal Gurung, Coach, Patbo, Michael Kors, Tommy Hilfiger, Luar, dan Elena Velez.
Selain sederet rumah mode langganan, ada pula yang baru debut di panggung NYFW 2025, yang wajib dinantikan. Nama-nama seperti Campillo, Cotte D'Armes, Ekouaer, Michael Fausto, Ronald Van Der Kemp (yang akan merayakan anniversary ke-10), Toteme, Alaa, dan Off-White akan menjadi sorotan baru di dunia mode internasional.
Sementara para top model dari berbagai belahan dunia melenggak-lenggok di catwalk NYFW, dari Asia Tenggara didominasi oleh model muda Thailand. New York yang sudah menjadi ikon mode dunia sekali lagi menegaskan dominasinya dengan gaya berani dan statement fashion yang kuat.
Dengan desainer lokal dan internasional, serta kehadiran selebriti, influencer, dan media, NYFW tetap menjadi acara yang harus diperhatikan, tidak hanya oleh mereka yang bekerja di industri ini, tetapi juga oleh setiap orang yang peduli dengan tren dan gaya hidup masa kini.
Dari ruang pamer di Soho hingga peragaan busana eksklusif di Manhattan, NYFW akan mengungkap tren mode terbaru yang akan mendominasi musim mendatang. Para fashionista tidak hanya akan memamerkan karya mereka di panggung resmi, tetapi juga di berbagai acara afterparty yang membentuk budaya mode kota ini.
Namun, meskipun Kota New York telah memainkan peran penting dalam membentuk industri mode global, perusahaan mode di sana kini menghadapi tantangan besar. Menurut riset yang dilakukan oleh McKinsey dan Kemitraan untuk Kota New York, kesehatan industri mode di kota ini telah mengalami perubahan mendasar.
Melalui wawancara dengan para pemimpin industri dan tinjauan data ekonomi hingga tahun 2023, penelitian ini mengidentifikasi indikator-indikator utama yang mencerminkan kerentanan sektor mode New York.
Salah satu temuan utamanya adalah penurunan produk regional bruto (PRB) dari industri mode New York. PRB, yang mencerminkan nilai pasar akhir dari semua barang dan jasa yang diproduksi di sektor ini, mulai menurun sejak tahun 2014. Penurunan ini diperburuk oleh pandemi COVID-19, dengan penurunan tajam sebesar 19,6 persen dari 2019 hingga 2020.
Hingga tahun 2023, industri ini belum sepenuhnya pulih, menandakan betapa parahnya dampak yang dialami dan perlunya tindakan yang lebih kuat untuk membantu pemulihan dan pertumbuhan jangka panjang.
Selain itu, pengaruh globalisasi, digitalisasi, dan perubahan perilaku konsumen telah mengubah dinamika industri mode secara signifikan. Merek-merek mode New York menghadapi persaingan ketat dari pemain internasional, sementara pergeseran ke belanja online dan perubahan preferensi konsumen telah menantang model bisnis tradisional.
Masa Depan Mode di New York: Tantangan dan Peluang
Mempertahankan keunggulan New York dalam industri mode global akan memerlukan upaya kolektif dari berbagai pihak. Di tengah tantangan ini, terdapat peluang besar bagi New York untuk kembali memperkuat posisinya sebagai pusat mode global dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, memperkuat pendidikan mode, dan mendorong keberlanjutan.
New York memiliki potensi untuk menjadi pemimpin dalam inovasi teknologi mode. Perusahaan teknologi di kota ini dapat membantu merek-merek mode memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) generatif, bahan berkelanjutan, dan teknologi biometrik untuk menciptakan produk-produk inovatif yang relevan dengan kebutuhan konsumen masa kini. Kemajuan ini menjadi semakin penting karena tuntutan keberlanjutan dari konsumen, terutama Generasi Z, yang semakin meningkat.
Selain itu, sekolah-sekolah mode terkemuka seperti Fashion Institute of Technology dan Parson's School of Design terus menghasilkan bakat-bakat kreatif yang dapat menjadi motor penggerak industri mode di masa depan. Lebih dari 2.600 lulusan setiap tahunnya di kota ini memperoleh gelar dan sertifikat dalam bidang mode, menunjukkan bahwa New York tetap menjadi pusat pendidikan mode yang penting.
Namun, pemulihan dan pertumbuhan industri ini juga memerlukan dukungan dari pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya. Kebijakan yang mendukung industri mode, baik dalam hal pendanaan, regulasi, maupun dukungan untuk infrastruktur dan ekosistem kreatif, akan menjadi kunci untuk mempertahankan posisi New York di kancah internasional.
Kesimpulan: Melangkah Maju dengan Inovasi dan Keberlanjutan
Industri mode Kota New York memiliki sejarah panjang dan kaya yang telah membentuk dunia mode selama beberapa dekade. Namun, untuk terus bertahan dan berkembang di era modern, kota ini harus mampu menghadapi tantangan baru dengan inovasi, teknologi, dan keberlanjutan sebagai prioritas utama.
Langkah-langkah strategis, kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan, serta kebijakan yang mendukung akan menjadi kunci untuk menjaga warisan mode New York dan memperkuat posisinya sebagai ibu kota mode global.
Dengan NYFW yang kembali memeriahkan kota pada September 2024, masa depan industri mode New York masih penuh dengan potensi, asalkan ada kemauan untuk beradaptasi dan berinovasi di tengah perubahan zaman.
Penulis: Merza Gamal (Pemerhati Sosial Ekonomi Syariah)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H