Dalam rentang waktu NYFW 2025, 60 rumah mode akan mengisi jadwal resmi yang dirilis oleh Council of Fashion Designers of America (CFDA). Beberapa rumah mode yang masih setia menampilkan karyanya di pekan mode ini antara lain 3.1 Phillip Lim, Jason Wu, Brandon Maxwell, Carolina Herrera, Eckhaus Latta, Ulla Johnson, Khaite, Prabal Gurung, Coach, Patbo, Michael Kors, Tommy Hilfiger, Luar, dan Elena Velez.
Selain sederet rumah mode langganan, ada pula yang baru debut di panggung NYFW 2025, yang wajib dinantikan. Nama-nama seperti Campillo, Cotte D'Armes, Ekouaer, Michael Fausto, Ronald Van Der Kemp (yang akan merayakan anniversary ke-10), Toteme, Alaa, dan Off-White akan menjadi sorotan baru di dunia mode internasional.
Sementara para top model dari berbagai belahan dunia melenggak-lenggok di catwalk NYFW, dari Asia Tenggara didominasi oleh model muda Thailand. New York yang sudah menjadi ikon mode dunia sekali lagi menegaskan dominasinya dengan gaya berani dan statement fashion yang kuat.
Dengan desainer lokal dan internasional, serta kehadiran selebriti, influencer, dan media, NYFW tetap menjadi acara yang harus diperhatikan, tidak hanya oleh mereka yang bekerja di industri ini, tetapi juga oleh setiap orang yang peduli dengan tren dan gaya hidup masa kini.
Dari ruang pamer di Soho hingga peragaan busana eksklusif di Manhattan, NYFW akan mengungkap tren mode terbaru yang akan mendominasi musim mendatang. Para fashionista tidak hanya akan memamerkan karya mereka di panggung resmi, tetapi juga di berbagai acara afterparty yang membentuk budaya mode kota ini.
Namun, meskipun Kota New York telah memainkan peran penting dalam membentuk industri mode global, perusahaan mode di sana kini menghadapi tantangan besar. Menurut riset yang dilakukan oleh McKinsey dan Kemitraan untuk Kota New York, kesehatan industri mode di kota ini telah mengalami perubahan mendasar.
Melalui wawancara dengan para pemimpin industri dan tinjauan data ekonomi hingga tahun 2023, penelitian ini mengidentifikasi indikator-indikator utama yang mencerminkan kerentanan sektor mode New York.
Salah satu temuan utamanya adalah penurunan produk regional bruto (PRB) dari industri mode New York. PRB, yang mencerminkan nilai pasar akhir dari semua barang dan jasa yang diproduksi di sektor ini, mulai menurun sejak tahun 2014. Penurunan ini diperburuk oleh pandemi COVID-19, dengan penurunan tajam sebesar 19,6 persen dari 2019 hingga 2020.
Hingga tahun 2023, industri ini belum sepenuhnya pulih, menandakan betapa parahnya dampak yang dialami dan perlunya tindakan yang lebih kuat untuk membantu pemulihan dan pertumbuhan jangka panjang.
Selain itu, pengaruh globalisasi, digitalisasi, dan perubahan perilaku konsumen telah mengubah dinamika industri mode secara signifikan. Merek-merek mode New York menghadapi persaingan ketat dari pemain internasional, sementara pergeseran ke belanja online dan perubahan preferensi konsumen telah menantang model bisnis tradisional.
Masa Depan Mode di New York: Tantangan dan Peluang
Mempertahankan keunggulan New York dalam industri mode global akan memerlukan upaya kolektif dari berbagai pihak. Di tengah tantangan ini, terdapat peluang besar bagi New York untuk kembali memperkuat posisinya sebagai pusat mode global dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, memperkuat pendidikan mode, dan mendorong keberlanjutan.