Tak jauh dari tempat saya menikmati sate, saya melanjutkan perjalanan ke salah satu pengrajin Batik Madura. Batik Madura terkenal dengan warna-warnanya yang cerah dan motif-motifnya yang khas. Di sini, saya berkesempatan melihat langsung proses pembuatan batik yang membutuhkan kesabaran dan ketelitian luar biasa.Â
Setiap goresan lilin pada kain menggambarkan keindahan seni yang diwariskan dari generasi ke generasi. Saya pun tidak melewatkan kesempatan untuk membeli beberapa lembar batik sebagai oleh-oleh, sekaligus sebagai kenang-kenangan dari perjalanan ini.
Melangkah masuk ke dalam Masjid Jamik, saya merasakan suasana khusyuk dan damai. Interior masjid ini tetap memancarkan aura spiritual yang kuat, dan ornamen-ornamen khasnya menambah keindahan bangunan ini. Saya sempat berhenti sejenak, merenungkan perjalanan panjang sejarah Sumenep yang telah melewati berbagai zaman dan tantangan, namun tetap berdiri kokoh hingga hari ini.
Perjalanan napak tilas ini bukan sekadar eksplorasi bangunan-bangunan bersejarah, tetapi juga sebuah refleksi spiritual dan budaya. Menjelajahi Sumenep membuat saya menyadari betapa pentingnya menjaga warisan sejarah dan budaya kita. Keraton Sumenep, Masjid Jamik, serta cita rasa kuliner dan karya seni Batik Madura adalah harta yang tak ternilai yang terus hidup hingga kini.
Jika Anda mencari pengalaman yang kaya akan sejarah, budaya, dan cita rasa kuliner di Pulau Madura, maka Sumenep adalah tempat yang tepat. Di sini, Anda akan menemukan jejak kejayaan masa lalu yang masih hidup hingga kini, menunggu untuk dijelajahi dan dipelajari.
Penulis: Merza Gamal (Pensiunan Gaul Banyak Acara)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H