Meski angka malnutrisi di Indonesia, menurut catatan UNICEF (United Nations International Children's Emergency Fund/Dana Darurat Anak Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa), telah menurun dalam sepuluh tahun terakhir, tantangan yang dihadapi masih cukup besar.
Indonesia masih menjadi salah satu negara dengan angka malnutrisi ibu dan anak tertinggi di dunia. Masalah gizi di Indonesia bukan hanya soal makanan yang terlalu sedikit atau berlebih, tetapi jauh lebih kompleks.
Hal tersebut merupakan masalah mutu makanan, kondisi kesehatan ibu, kualitas pengasuhan anak, serta terbatasnya akses kepada layanan kesehatan, kebersihan, dan sanitasi yang bermutu.
Tantangan ini diperburuk oleh kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah, ketimpangan gender, serta infrastruktur yang tidak memadai. Bencana alam yang sering terjadi semakin menghambat upaya pemenuhan gizi yang memadai.
Di tengah situasi ini, ada secercah harapan dengan dibentuknya Badan Gizi Nasional oleh Presiden Joko Widodo pada 15 Agustus 2024. Badan ini diharapkan mampu merumuskan kebijakan yang lebih terarah dan efektif dalam mengatasi permasalahan gizi di Indonesia.
Tiga Beban Malnutrisi di Indonesia
Indonesia menghadapi tiga beban malnutrisi yang saling berkaitan. Yang pertama adalah gizi kurang, seperti stunting dan wasting, di mana anak-anak tumbuh dengan tinggi badan yang tidak sesuai dengan usianya atau mengalami kekurangan berat badan.
Beban kedua adalah kekurangan mikronutrien, di mana anak-anak mengalami kekurangan vitamin dan mineral penting seperti zat besi, vitamin A, dan yodium. Ironisnya, yang ketiga adalah kelebihan berat badan dan obesitas, yang justru terjadi di tengah masalah gizi kurang. Ini disebabkan oleh pola makan yang tidak seimbang dan gaya hidup yang kurang aktif, terutama di perkotaan.
Ketiga beban ini memerlukan pendekatan yang berbeda-beda, namun satu benang merah yang menghubungkan semuanya adalah kualitas makanan. Tidak hanya soal jumlah, tetapi juga kandungan gizi dalam makanan sehari-hari.
Harapan dengan Terbentuknya Badan Gizi Nasional
Di tengah tantangan ini, terbentuknya Badan Gizi Nasional membawa harapan baru. Badan ini diharapkan bisa menjadi penggerak utama dalam memastikan pemenuhan gizi nasional, mulai dari anak usia dini hingga remaja, serta ibu hamil dan menyusui.
Tugas badan ini bukan hanya merumuskan kebijakan, tetapi juga memastikan kebijakan tersebut dijalankan dengan baik di lapangan.