Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Tantangan Gizi Anak Indonesia, Harapan dengan Terbentuknya Badan Gizi Nasional

25 Agustus 2024   09:22 Diperbarui: 25 Agustus 2024   09:25 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Merza Gamal, sumber data: UNICEF

Meski angka malnutrisi di Indonesia, menurut catatan UNICEF (United Nations International Children's Emergency Fund/Dana Darurat Anak Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa), telah menurun dalam sepuluh tahun terakhir, tantangan yang dihadapi masih cukup besar.

Indonesia masih menjadi salah satu negara dengan angka malnutrisi ibu dan anak tertinggi di dunia. Masalah gizi di Indonesia bukan hanya soal makanan yang terlalu sedikit atau berlebih, tetapi jauh lebih kompleks.

Hal tersebut merupakan masalah mutu makanan, kondisi kesehatan ibu, kualitas pengasuhan anak, serta terbatasnya akses kepada layanan kesehatan, kebersihan, dan sanitasi yang bermutu.

Tantangan ini diperburuk oleh kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah, ketimpangan gender, serta infrastruktur yang tidak memadai. Bencana alam yang sering terjadi semakin menghambat upaya pemenuhan gizi yang memadai.

Di tengah situasi ini, ada secercah harapan dengan dibentuknya Badan Gizi Nasional oleh Presiden Joko Widodo pada 15 Agustus 2024. Badan ini diharapkan mampu merumuskan kebijakan yang lebih terarah dan efektif dalam mengatasi permasalahan gizi di Indonesia.

Tiga Beban Malnutrisi di Indonesia

Indonesia menghadapi tiga beban malnutrisi yang saling berkaitan. Yang pertama adalah gizi kurang, seperti stunting dan wasting, di mana anak-anak tumbuh dengan tinggi badan yang tidak sesuai dengan usianya atau mengalami kekurangan berat badan.

Beban kedua adalah kekurangan mikronutrien, di mana anak-anak mengalami kekurangan vitamin dan mineral penting seperti zat besi, vitamin A, dan yodium. Ironisnya, yang ketiga adalah kelebihan berat badan dan obesitas, yang justru terjadi di tengah masalah gizi kurang. Ini disebabkan oleh pola makan yang tidak seimbang dan gaya hidup yang kurang aktif, terutama di perkotaan.

Ketiga beban ini memerlukan pendekatan yang berbeda-beda, namun satu benang merah yang menghubungkan semuanya adalah kualitas makanan. Tidak hanya soal jumlah, tetapi juga kandungan gizi dalam makanan sehari-hari.

Harapan dengan Terbentuknya Badan Gizi Nasional

Di tengah tantangan ini, terbentuknya Badan Gizi Nasional membawa harapan baru. Badan ini diharapkan bisa menjadi penggerak utama dalam memastikan pemenuhan gizi nasional, mulai dari anak usia dini hingga remaja, serta ibu hamil dan menyusui.

Tugas badan ini bukan hanya merumuskan kebijakan, tetapi juga memastikan kebijakan tersebut dijalankan dengan baik di lapangan.

Langkah awal yang penting bagi Badan Gizi Nasional adalah memetakan masalah gizi secara menyeluruh di seluruh Indonesia. Pemetaan ini akan membantu mereka memahami daerah mana yang paling membutuhkan intervensi dan jenis intervensi apa yang paling efektif.

Misalnya, di daerah dengan angka stunting pada anak yang tinggi, fokus bisa diarahkan pada pemberian makanan tambahan dan edukasi gizi bagi ibu dan anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun