Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Menjadi "Super Deciders" dengan Meningkatkan Pengambilan Keputusan di Era Ketidakpastian

22 Agustus 2024   20:00 Diperbarui: 22 Agustus 2024   20:06 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal diolah dengan AI: copilot-microsoft 

Pengambilan keputusan adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari, baik dalam ranah pribadi maupun profesional. Namun, di era yang penuh dengan ketidakpastian dan dinamika yang cepat, mengambil keputusan yang tepat menjadi semakin rumit.

Bagaimana kita bisa membuat keputusan yang lebih baik dan lebih efektif dalam situasi yang penuh ketidakpastian ini?

Buku "Super Deciders: The Science and Practice of Making Decisions in Dynamic and Uncertain Times" karya Claudio Feser dan timnya, menawarkan sebuah kerangka kerja inovatif untuk membantu kita menjadi "super deciders"---orang yang mampu membuat keputusan dengan cara yang lebih bijaksana dan efisien.

Mengapa Kita Membutuhkan Kerangka Kerja Baru dalam Pengambilan Keputusan?

Setiap hari kita membuat berbagai keputusan, mulai dari yang sederhana hingga yang kompleks. Namun, banyak dari keputusan ini diambil tanpa kita sadari proses di baliknya.

Biasanya, kita mengandalkan pengalaman masa lalu, intuisi, dan kebiasaan untuk memutuskan sesuatu. Sayangnya, pendekatan ini tidak selalu efektif, terutama ketika kita dihadapkan pada situasi yang baru atau tidak pasti.

Dalam lingkungan yang dinamis dan penuh ketidakpastian, kita sering kali harus membuat keputusan dengan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang tidak dapat kita prediksi dengan pasti.

Pertanyaan besar seperti, "Apakah saya harus pindah pekerjaan?" atau "Ke mana saya harus menginvestasikan dana ini?" memerlukan pemikiran yang mendalam dan pertimbangan yang cermat. Di sinilah pentingnya memahami ilmu di balik pengambilan keputusan dan mengapa sebuah kerangka kerja baru diperlukan.

Ilmu di Balik Pengambilan Keputusan

Mengambil keputusan bukanlah sekadar memilih antara dua opsi. Otak kita sebenarnya menjalani proses yang kompleks dalam menentukan keputusan. Penelitian neurosains menunjukkan bahwa ada tiga langkah utama yang secara alami kita lalui saat membuat keputusan:

  1. Menyederhanakan Situasi: Otak kita cenderung membuat situasi menjadi lebih sederhana dengan membingkainya dalam konteks yang lebih mudah dipahami. Misalnya, kita mungkin melihat keputusan sebagai pilihan antara melanjutkan apa yang sudah kita lakukan (eksploitasi) atau mencoba sesuatu yang baru (eksplorasi).
  2. Membuat Prediksi: Otak kita kemudian mencoba memprediksi kemungkinan hasil dari pilihan yang kita buat, meskipun sering kali prediksi ini berdasarkan asumsi atau informasi yang tidak lengkap.
  3. Menerapkan Heuristik: Akhirnya, otak menggunakan aturan praktis atau "heuristik" untuk membuat keputusan akhir. Heuristik ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk pengalaman pribadi, kecenderungan risiko, dan kondisi emosional kita.

Sebagian besar proses ini terjadi di bawah kesadaran kita, yang berarti kita sering kali tidak sepenuhnya menyadari bagaimana kita membuat keputusan. Proses ini juga dipengaruhi oleh bias, kebiasaan, dan pengalaman masa lalu, yang semuanya dapat membentuk cara kita melihat dan menyelesaikan masalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun