Menjelang peringatan Proklamasi Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ke-79 pada tanggal 17 Agustus 2024, kita patut mengenang dan menghargai pengorbanan besar yang dilakukan oleh para pendahulu kita.
Perjuangan kemerdekaan Indonesia bukanlah hasil dari satu individu atau kelompok saja, melainkan buah dari kerja keras, pengorbanan, dan cinta yang tulus dari seluruh rakyat Indonesia, termasuk para Sultan, masyarakat Aceh, Minangkabau, dan banyak lagi yang tidak tercatat dalam sejarah.
Sumbangan Besar dari Sultan Hamengku Buwono IX dan Sultan Syarif Kasim II
Tidak banyak yang tahu bahwa di awal kemerdekaan, Indonesia hampir saja bangkrut karena kas negara yang kosong. Namun, dua sumbangan besar dari dua kesultanan telah menyelamatkan negara ini dari krisis ekonomi yang parah.
Sri Sultan Hamengku Buwono IX dari Yogyakarta menyumbang 6,5 juta gulden, setara dengan Rp 0,500 triliun, untuk kas negara. Sumbangan ini sangat berarti bagi pemerintah Indonesia yang baru berdiri, membantu negara bertahan di tengah gejolak politik dan ekonomi.
Tak kalah besar, Sultan Syarif Kasim II dari Siak, Riau, memberikan sumbangan sebesar 13 juta gulden, setara dengan 69 juta euro atau Rp 1,074 triliun, sebagai modal untuk Republik Indonesia yang baru lahir. Sumbangan ini menunjukkan komitmen dan cinta yang mendalam dari Sultan Syarif Kasim II untuk kemerdekaan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.
Kontribusi Besar Masyarakat Aceh dan Sumatera Barat
Sumbangan masyarakat Aceh dan Sumatera Barat juga memainkan peranan yang sangat penting dalam mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dakota RI-001 Seulawah, pesawat angkut pertama milik Republik Indonesia, dibeli dari sumbangan rakyat Aceh.
Pada 16 Juni 1948, di Hotel Kutaraja, Presiden Soekarno berhasil membangkitkan patriotisme rakyat Aceh melalui kepanitiaan yang diketuai oleh Djuned Yusuf dan Said Muhammad Alhabsji. Mereka berhasil mengumpulkan sumbangan setara dengan 20 kg emas, yang kemudian digunakan untuk membeli pesawat Dakota.