Setiap tanggal 17 Agustus, bangsa Indonesia memperingati hari Proklamasi Kemerdekaan yang menandai awal dari sebuah perjalanan panjang menuju kebebasan dan kedaulatan. Pada tahun ini, kita merayakan 79 tahun kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Namun, di tengah perayaan ini, kita dihadapkan pada kenyataan bahwa generasi muda saat ini, terutama Generasi Z dan Alpha, mungkin hanya mengenal Soekarno dan Mohammad Hatta sebagai gambar pada uang pecahan Rp 100.000,-. Bahkan, dengan semakin jarangnya penggunaan uang tunai yang digantikan oleh e-wallet, mereka semakin jarang melihat wajah kedua proklamator ini.
Realitas ini membuat kita perlu kembali mengenalkan sosok Soekarno dan Hatta, bukan hanya sebagai figur sejarah, tetapi sebagai tokoh besar yang visinya membentuk negara ini. Lebih dari sekadar simbol, mereka adalah pahlawan yang mewujudkan impian bangsa Indonesia untuk merdeka, dan perjuangan mereka seharusnya menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus mempertahankan dan memperjuangkan kemerdekaan ini.
Soekarno: Sang Orator dan Pemimpin Bangsa
Soekarno lahir pada 6 Juni 1901 di Surabaya, Jawa Timur, dengan nama Koesno Sosrodihardjo. Ia dibesarkan dalam keluarga yang menanamkan nilai-nilai nasionalisme sejak dini.
Pendidikan Soekarno yang cemerlang membawanya ke Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang Institut Teknologi Bandung), di mana ia meraih gelar insinyur pada tahun 1926. Namun, lebih dari sekadar insinyur, Soekarno adalah seorang pemimpin yang mampu membangkitkan semangat juang rakyat Indonesia melalui pidato-pidato inspiratifnya.
Soekarno mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) pada tahun 1927, dengan tujuan memerdekakan Indonesia dari penjajahan Belanda. PNI dan Soekarno sendiri sering kali menjadi target represi pemerintah kolonial, yang mengakibatkan Soekarno beberapa kali dipenjara. Namun, tekanan tersebut tidak mematahkan semangatnya, malah semakin mengukuhkan tekadnya untuk memimpin bangsa menuju kemerdekaan.
Puncak perjuangannya adalah ketika ia bersama Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Sebagai Presiden pertama Indonesia, Soekarno memainkan peran kunci dalam membentuk identitas bangsa melalui Pancasila, yang menjadi dasar negara dan panduan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Visi Soekarno untuk persatuan dalam keberagaman serta upayanya untuk memperjuangkan solidaritas internasional melalui Konferensi Asia-Afrika tahun 1955, menjadikannya tokoh yang diakui tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia.
Setelah lebih dari dua dekade memimpin, Soekarno akhirnya meletakkan jabatan pada tahun 1967. Ia menghabiskan sisa hidupnya di bawah pengawasan ketat pemerintah hingga meninggal dunia pada 21 Juni 1970.
Soekarno dimakamkan di Blitar, Jawa Timur, di samping makam ibunya, sebuah tempat yang kini menjadi tujuan ziarah bagi banyak orang yang ingin mengenang jasa sang proklamator.
Mohammad Hatta: Negarawan yang Bijaksana dan Bapak Koperasi Indonesia
Mohammad Hatta, yang lahir pada 12 Agustus 1902 di Bukittinggi, Sumatera Barat, adalah seorang intelektual dan negarawan yang tak kalah pentingnya dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Hatta berasal dari keluarga terpandang di Minangkabau, yang sangat menghargai pendidikan. Ia melanjutkan pendidikan tinggi di Belanda, tempat ia memperoleh gelar ekonomi di Handels Hoogeschool, Rotterdam.
Di Belanda, Hatta aktif dalam Perhimpunan Indonesia, organisasi mahasiswa yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui diplomasi dan advokasi internasional.
Setelah kembali ke Indonesia pada tahun 1932, Hatta meneruskan perjuangan politiknya dengan bergabung dalam Partai Nasional Indonesia Baru. Kepemimpinan Hatta yang penuh integritas dan dedikasi terhadap rakyat membuatnya menjadi figur yang dihormati di kalangan pergerakan nasional.
Pada 17 Agustus 1945, Hatta bersama Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, menjadikannya Wakil Presiden pertama Republik Indonesia. Sumbangsih Hatta tidak hanya terbatas pada politik, tetapi juga ekonomi. Ia dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia, yang memperjuangkan ekonomi kerakyatan dengan mengedepankan prinsip gotong royong.
Gagasan Hatta tentang koperasi sebagai pilar ekonomi Indonesia masih relevan hingga saat ini, terutama dalam upaya membangun ekonomi yang inklusif dan berkeadilan. Setelah mengundurkan diri sebagai Wakil Presiden pada tahun 1956, Hatta menjauh dari dunia politik dan lebih banyak berkecimpung dalam pendidikan serta menulis.
Hatta meninggal dunia pada 14 Maret 1980 di Jakarta dan dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta, meninggalkan warisan yang tak ternilai bagi bangsa ini.
Pelajaran Berharga untuk Generasi Muda
Kisah hidup Soekarno dan Hatta adalah cerminan dari semangat perjuangan, kecintaan pada tanah air, dan pengorbanan pribadi demi kemerdekaan dan kesejahteraan bangsa. Mereka bukan hanya pejuang yang memerdekakan Indonesia dari penjajahan, tetapi juga pemikir yang meletakkan dasar-dasar penting bagi masa depan negara ini.
Bagi generasi muda, pelajaran yang bisa diambil dari kehidupan Soekarno dan Hatta adalah pentingnya memiliki visi yang jelas, integritas, dan dedikasi untuk mewujudkan perubahan yang positif.
Sebagai calon pemimpin masa depan, anak muda harus belajar untuk selalu mengedepankan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kelompok. Persatuan, keadilan, dan gotong royong, yang menjadi inti dari perjuangan kedua proklamator ini, adalah nilai-nilai yang harus terus dijaga dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Memperingati Proklamasi Kemerdekaan ke-79 ini, mari kita tidak hanya merayakan kemerdekaan yang telah diraih, tetapi juga mengenang dan menghargai perjuangan Soekarno dan Hatta.
Dengan mengenal lebih dalam tentang sejarah mereka, kita bisa memahami betapa besar pengorbanan yang telah mereka lakukan demi kemerdekaan Indonesia. Semoga kita semua, terutama generasi muda, dapat melanjutkan perjuangan mereka dengan menjaga persatuan dan membangun Indonesia menjadi negara yang lebih maju, adil, dan sejahtera.
Penutup: Mempertahankan Kemerdekaan dengan Tanggung Jawab
Sebagai penutup, penting untuk merenungkan bahwa kemerdekaan yang kita nikmati hari ini bukanlah sesuatu yang datang dengan mudah. Ini adalah hasil dari pengorbanan tak terhingga, perjuangan panjang, dan visi besar yang digagas oleh para pendiri bangsa seperti Soekarno dan Hatta. Kemerdekaan ini adalah anugerah yang harus terus kita jaga dan pertahankan dengan penuh tanggung jawab.
Bagi generasi muda, ingatlah bahwa mempertahankan kemerdekaan tidak hanya berarti menjaga kedaulatan dari ancaman luar, tetapi juga membangun negara yang adil, makmur, dan bermartabat. Kemerdekaan yang sejati adalah ketika seluruh rakyat Indonesia merasakan kesejahteraan, keadilan, dan kebebasan dalam menjalani kehidupan.
Untuk itu, penting bagi setiap anak bangsa untuk mengambil pelajaran dari perjalanan hidup Soekarno dan Hatta, menghidupkan kembali semangat perjuangan mereka, dan mengaplikasikannya dalam menghadapi tantangan zaman yang terus berubah.
Kita semua memiliki tanggung jawab moral untuk melanjutkan perjuangan para pendiri bangsa ini, bukan dengan senjata, tetapi dengan ilmu, integritas, kerja keras, dan kebersamaan.
Mari kita jadikan peringatan Proklamasi Kemerdekaan ini sebagai momentum untuk memperkuat tekad kita dalam membangun Indonesia yang lebih baik, lebih kuat, dan lebih bersatu.
Merdeka adalah untuk selama-lamanya. Mari kita jaga dan pelihara bersama...!!!
Penulis: Merza Gamal (Pensiunan Gaul Banyak Acara)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H