Untuk memperjelas peran GenAI sebagai alat yang mendukung manusia, mari kita lihat beberapa contoh nyata. Salah satu contohnya adalah bagaimana perusahaan ritel besar menggunakan GenAI untuk menganalisis data pelanggan dan menciptakan kampanye pemasaran yang lebih personal.
Dengan bantuan AI, perusahaan ini mampu memahami preferensi pelanggan dengan lebih baik, namun keputusan akhir tentang strategi pemasaran tetap berada di tangan manusia yang memahami konteks dan nuansa yang tidak dapat dimengerti oleh AI.
Contoh lain datang dari industri kreatif, di mana GenAI digunakan untuk menghasilkan draft konten yang kemudian disempurnakan oleh penulis manusia. AI membantu menghemat waktu dalam proses penulisan, tetapi kreativitas, empati, dan suara manusia tetap menjadi elemen penting dalam menciptakan konten yang menarik dan relevan.
Bergerak Cepat dan Buat Sesuatu
GenAI adalah teknologi baru yang sangat menarik perhatian banyak pihak. Namun, banyak perusahaan yang masih ragu untuk menerapkannya karena khawatir akan risiko atau merasa belum siap.
Dalam survei tahun 2019 oleh Pusat Hubungan Masyarakat USC Annenberg, hanya 18 persen responden yang percaya bahwa AI akan menjadi bagian penting dari bisnis masa depan mereka. Empat tahun kemudian, angka tersebut melonjak menjadi 80 persen, tetapi hanya 16 persen responden pada tahun 2023 yang merasa "sangat berpengetahuan" tentang aplikasi AI. Ini menunjukkan bahwa banyak organisasi masih dalam tahap mengejar ketertinggalan.
Memahami dan mengadopsi GenAI secara menyeluruh membutuhkan waktu dan upaya yang berkelanjutan. Pemimpin terbaik menjadikan kecepatan sebagai strategi mereka, meraih kemenangan yang cepat dan bermakna untuk membangun kepercayaan diri dan keyakinan, serta tetap berada di garis depan inovasi.
Mengambil langkah-langkah proaktif dan berinvestasi dalam pelatihan adalah kunci untuk memanfaatkan potensi GenAI secara maksimal.
Jelaskan Aspek Etika dan Keamanan
Salah satu tantangan terbesar dalam penerapan GenAI adalah menjaga agar teknologi ini digunakan secara etis dan aman. Misalnya, menghindari bias dalam algoritma AI yang dapat menghasilkan keputusan yang tidak adil, serta menjaga privasi data pengguna.
Organisasi harus transparan dalam proses penerapan AI dan memastikan bahwa semua tindakan yang diambil sejalan dengan nilai-nilai etika.
Satukan Sudut Pandang yang Berbeda dan Ciptakan Agenda Pertumbuhan
Jumlah perusahaan yang menunjuk posisi Chief AI Officer hampir tiga kali lipat secara global dalam lima tahun terakhir. Meskipun penting untuk memiliki kejelasan dalam kepemimpinan AI, organisasi terbaik adalah yang mampu membentuk tim lintas fungsi yang mencakup seluruh organisasi.
Pemimpin komunikasi memainkan peran penting dalam menyatukan sudut pandang yang berbeda untuk mempercepat inisiatif transformasional di seluruh perusahaan.