Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mengurangi Emisi Scope 3 Menuju Rantai Nilai yang Bekelanjutan

11 Agustus 2024   19:42 Diperbarui: 11 Agustus 2024   19:53 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diolah dengan AI: copilot.microsoft.com, dokumentasi Merza Gamal 

Di tengah upaya global untuk mengatasi perubahan iklim, emisi Scope 3 menjadi perhatian utama bagi banyak pengecer. Sebagai bagian terbesar dari jejak karbon perusahaan, emisi Scope 3 meliputi dampak lingkungan dari seluruh rantai nilai produk.

Emisi Scope 3 adalah kategori emisi gas rumah kaca (GRK) yang tidak langsung dan paling kompleks dalam rantai nilai suatu perusahaan. Metrik ini mencakup seluruh emisi yang terkait dengan aktivitas perusahaan namun tidak dikendalikan secara langsung oleh perusahaan itu sendiri. Emisi ini meliputi seluruh siklus hidup produk, mulai dari pengadaan bahan baku, proses manufaktur, transportasi, penggunaan produk, hingga pembuangan akhir.

Sebagai contoh, untuk sebuah pengecer, emisi Scope 3 mencakup emisi yang dihasilkan oleh pabrik pemasok, transportasi barang dari pabrik ke toko, serta penggunaan energi oleh produk yang dijual setelah dibeli oleh konsumen.

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, mari kita bandingkan emisi Scope 3 dengan Scope 1 dan Scope 2. Emisi Scope 1  adalah emisi gas rumah kaca langsung yang dihasilkan dari sumber yang dimiliki atau dikendalikan oleh perusahaan. Contohnya termasuk emisi dari kendaraan perusahaan atau boiler yang digunakan di fasilitas produksi.

Sedangan, Emisi Scope 2 merupakan emisi yang dihasilkan dari pembangkitan energi listrik, uap, atau panas yang dibeli dan dikonsumsi oleh perusahaan. Meskipun perusahaan tidak langsung mengendalikan proses pembangkitan energi ini, mereka bertanggung jawab atas emisi yang timbul dari penggunaan energi tersebut.

Berbeda dengan Scope 1 dan 2, emisi Scope 3 mencakup seluruh emisi yang tidak langsung dari aktivitas perusahaan namun relevan dalam rantai nilai mereka. Ini termasuk emisi dari pemasok, penggunaan produk, dan pengelolaan limbah.

Perlu kita ingat, bahwa mengurangi emisi ini bukan hanya tentang tanggung jawab lingkungan, tetapi juga tentang menciptakan efisiensi dan keberlanjutan dalam bisnis. Artikel ini akan membahas secara mendalam strategi global untuk mengurangi emisi Scope 3 dan bagaimana strategi ini dapat diterapkan dalam konteks lokal, khususnya di Indonesia.

Strategi Global untuk Mengurangi Emisi Scope 3

Di tengah dorongan global untuk mengurangi jejak karbon dan melawan perubahan iklim, pengecer di seluruh dunia menghadapi tantangan besar dalam mengelola emisi Scope 3. Namun, tantangan ini juga membuka peluang untuk inovasi dan kolaborasi yang dapat mendorong perubahan positif.

Mari kita eksplorasi bagaimana pengecer di berbagai belahan dunia menangani masalah ini dengan strategi-strategi yang kreatif dan efektif. Dengan pendekatan yang terencana dan berfokus, mereka tidak hanya mengurangi dampak lingkungan mereka tetapi juga menginspirasi industri lain untuk mengikuti jejak mereka.

Berikut adalah beberapa strategi yang digunakan secara global untuk mengurangi emisi Scope 3 dan menciptakan rantai nilai yang lebih berkelanjutan:

  • Meningkatkan Transparansi Rantai Nilai: Pengecer global semakin fokus pada transparansi dalam rantai nilai mereka. Dengan melacak emisi dari setiap tahap, dari pengadaan bahan baku hingga penggunaan produk oleh konsumen, perusahaan dapat mengidentifikasi area untuk perbaikan dan bekerja sama dengan pemasok untuk mengurangi emisi.
  • Berinvestasi dalam Teknologi Rendah Karbon: Teknologi seperti energi terbarukan, efisiensi energi, dan pengelolaan limbah canggih menjadi kunci dalam mengurangi emisi Scope 3. Banyak pengecer mengadopsi teknologi ini untuk mengurangi jejak karbon mereka secara signifikan.
  • Mengadopsi Praktik Berkelanjutan dalam Pengadaan: Perusahaan-perusahaan besar berkomitmen untuk membeli bahan baku dari sumber yang berkelanjutan. Ini termasuk menggunakan bahan yang lebih ramah lingkungan dan bekerja dengan pemasok yang menerapkan praktik ramah lingkungan.
  • Menggalang Kemitraan dan Kolaborasi: Mengurangi emisi Scope 3 memerlukan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan dalam rantai nilai. Pengecer berkolaborasi dengan pemasok, konsumen, dan bahkan pesaing untuk menciptakan solusi yang lebih efektif.
  • Mengubah Pola Konsumsi Konsumen: Pengecer juga berfokus pada edukasi konsumen tentang cara-cara untuk mengurangi jejak karbon mereka, seperti memilih produk yang lebih ramah lingkungan atau mengurangi konsumsi energi di rumah.

Implementasi di Indonesia: Menyesuaikan Strategi Global dengan Konteks Lokal

Ketika kita berbicara tentang mengurangi emisi Scope 3, strategi yang diterapkan di tingkat global menawarkan panduan berharga. Namun, keberhasilan implementasi strategi ini sangat bergantung pada kemampuan untuk menyesuaikan pendekatan dengan konteks lokal.

Di Indonesia, sebuah negara yang kaya akan sumber daya alam dan sedang mengalami pertumbuhan pasar yang pesat, tantangan dan peluang dalam mengelola emisi Scope 3 memiliki dimensi yang unik.

Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah, namun juga dihadapkan pada tantangan seperti deforestasi, penggunaan energi fosil, dan pengelolaan limbah. Pasar yang berkembang pesat membuka peluang untuk mengadopsi praktik keberlanjutan yang inovatif dan berorientasi masa depan.

Gambar diolah dengan AI: copilot.microsoft.com, dokumentasi Merza Gamal 
Gambar diolah dengan AI: copilot.microsoft.com, dokumentasi Merza Gamal 

Untuk mencapai pengurangan emisi Scope 3 yang efektif di Indonesia, penting untuk menyesuaikan strategi global dengan kebutuhan dan kondisi lokal. Berikut adalah beberapa langkah kunci dalam menyesuaikan strategi global untuk implementasi di Indonesia:

  • Mengoptimalkan Sumber Daya Alam: Dengan kekayaan alam yang melimpah, Indonesia dapat memanfaatkan sumber daya tersebut untuk mengurangi jejak karbon. Misalnya, mengembangkan energi terbarukan dari biomassa atau tenaga air untuk menggantikan energi fosil.
  • Meningkatkan Pengelolaan Deforestasi dan Konservasi Hutan: Indonesia dapat menerapkan praktik terbaik dalam pengelolaan hutan dan mencegah deforestasi untuk mengurangi emisi karbon. Program konservasi hutan yang efektif dapat membantu mengurangi emisi Scope 3 yang terkait dengan pengadaan bahan baku.
  • Memperkuat Kebijakan dan Regulasi Lingkungan: Pemerintah dapat memperkuat kebijakan dan regulasi yang mendorong praktik keberlanjutan di seluruh sektor, termasuk peraturan yang mendukung pengurangan emisi dan pengelolaan limbah.
  • Kolaborasi dengan Pemasok Lokal: Pengecer di Indonesia dapat bekerja sama dengan pemasok lokal untuk meningkatkan efisiensi energi dan mengadopsi praktik berkelanjutan. Dukungan terhadap pemasok lokal dapat memperkuat rantai nilai dan mengurangi emisi secara keseluruhan.
  • Edukasi dan Peningkatan Kesadaran Konsumen: Meningkatkan kesadaran konsumen tentang keberlanjutan dan dampak lingkungan dari produk yang mereka beli dapat membantu mengurangi emisi Scope 3. Kampanye edukasi dan promosi produk ramah lingkungan dapat mendorong perubahan perilaku.

Kesimpulan

Mengurangi emisi Scope 3 mungkin terasa seperti tantangan besar, namun ini adalah langkah yang sangat penting untuk menciptakan masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan. Melalui pendekatan yang strategis dan kolaboratif, pengecer memiliki kesempatan untuk membuat kemajuan yang berarti dalam mengurangi dampak lingkungan mereka.

Dengan mengadopsi praktik terbaik global dan menyesuaikannya dengan konteks lokal, seperti di Indonesia, pengecer dapat mencapai tujuan keberlanjutan mereka secara efektif.

Inovasi, kemitraan, dan komitmen terhadap keberlanjutan adalah kunci untuk menghadapi tantangan ini. Dengan upaya yang terencana dan penuh semangat, kita tidak hanya dapat mengurangi jejak karbon tetapi juga menginspirasi perubahan positif di seluruh industri.

Mari terus berupaya, berinovasi, dan bekerja sama untuk mewujudkan dunia yang lebih hijau dan berkelanjutan untuk generasi mendatang!

Penulis: Merza Gamal (Pemerhati Sosial Ekonomi Syariah)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun