Pengalaman Berkunjung ke Museum Wasaka
Ketika memasuki museum, saya disambut oleh foto-foto gubernur Kalimantan Selatan dari masa ke masa, termasuk H. Sahbirin Noor, gubernur saat ini. Di tengah, di jalur kanan, terpampang teks proklamasi deklarasi Rakyat Kalimantan Selatan untuk bergabung menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Masuk lebih dalam ke bagian interior museum, saya melihat lebih banyak koleksi pakaian barajah dan berbagai senjata yang digunakan masyarakat Kalimantan Selatan dalam melawan penjajah. Ada pula beberapa kamera, tas, radio, dan mesin tik dari zaman dahulu yang sering digunakan para pejuang.
Di bagian belakang museum, terdapat replika pembuatan senjata yang dilengkapi dengan patung pembuatnya. Pengunjung biasanya lebih memilih menggunakan transportasi sungai seperti kelotok untuk mencapai tempat wisata ini.
Mereka biasa diturunkan di dermaga di seberang museum ini, dan sering kali kunjungannya satu paket dengan Pasar Terapung Lokbaintan di Kabupaten Banjar.
Museum Wasaka ini sering dikunjungi pada hari Sabtu dan Minggu. Masuk ke museum ini gratis, hanya perlu membayar parkir sebesar Rp 3.000 jika menggunakan mobil atau motor. Pengunjung museum ini tidak hanya berasal dari warga Kalimantan Selatan, tetapi juga dari daerah lain seperti Yogyakarta, Jakarta, dan Bali.
Museum ini beroperasi setiap hari Selasa hingga Kamis pukul 09.00-12.00, Jumat pukul 09.00-11.00, serta Sabtu dan Minggu pukul 09.00-12.30.
Saran untuk Masa Depan Museum Wasaka
Untuk menjaga relevansi Museum Wasaka dengan perkembangan zaman, beberapa strategi dapat dioptimalkan:
- Digitalisasi Koleksi dan Informasi:Â Membuat katalog online dan digitalisasi koleksi dapat memperluas jangkauan museum, memungkinkan pengunjung dari seluruh dunia untuk melihat dan mempelajari sejarahnya.
- Program Edukasi dan Workshop:Â Menyelenggarakan program edukasi, tur berpemandu, dan workshop tentang sejarah perjuangan rakyat Kalimantan Selatan dapat menarik minat generasi muda dan menjadikan museum ini lebih interaktif.
- Kolaborasi dengan Sekolah dan Universitas: Menjalin kemitraan dengan lembaga pendidikan untuk menjadikan museum sebagai sumber belajar sejarah lokal, serta meningkatkan kunjungan edukatif dari kalangan pelajar.
- Penggunaan Teknologi AR dan VR: Penerapan teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) dapat menciptakan pengalaman imersif bagi pengunjung, sehingga mereka dapat lebih merasakan perjuangan yang pernah terjadi.
- Pengelolaan Media Sosial yang Aktif:Â Menggunakan media sosial untuk membagikan konten menarik tentang museum dapat meningkatkan kesadaran dan minat pengunjung dari berbagai kalangan.
- Pameran Temporer dan Event Spesial: Mengadakan pameran khusus atau event sejarah, terutama pada peringatan Hari Pahlawan, dapat menambah daya tarik museum.
Dengan strategi-strategi ini, saya berharap Museum Wasaka akan terus berkembang dan tetap menjadi tempat yang penting untuk mengenang dan menghormati perjuangan rakyat Kalimantan Selatan. Museum ini tidak hanya menyimpan artefak sejarah, tetapi juga menjadi pengingat akan semangat juang yang tak pernah padam.