Apakah Anda pernah merasa tidak puas dengan keadaan keuangan Anda, meskipun sebenarnya keadaan Anda baik-baik saja? Atau mungkin Anda merasa cemas setiap kali memikirkan uang, bahkan ketika tidak ada masalah nyata yang dihadapi?
Jika ya, Anda mungkin sedang mengalami yang disebut dengan 'Money Dysmorphia Syndrome' atau dismorfia uang.
Apa itu Dismorfia Uang?
Dismorfia uang adalah kondisi di mana seseorang memiliki penilaian negatif yang tidak realistis terhadap situasi keuangan mereka. Meskipun tidak tercantum dalam buku diagnosis medis, istilah ini semakin dikenal karena menggambarkan perasaan cemas dan tidak puas yang dialami banyak orang terkait uang.
Dalam istilah sederhana, dismorfia uang adalah perasaan "tidak pernah cukup" yang sering kali tidak beralasan. Misalnya, meskipun Anda memiliki tabungan yang cukup dan tidak memiliki utang yang mengkhawatirkan, Anda tetap merasa cemas dan tidak puas.
Atau, Anda mungkin terus-menerus merasa tertekan untuk menghasilkan lebih banyak uang, meskipun secara finansial Anda sudah mapan.
Tanda-tanda Dismorfia Uang
Beberapa tanda umum yang bisa menunjukkan Anda mengalami dismorfia uang antara lain:
- Obsesi terhadap Penghasilan: Anda merasa tidak pernah cukup meskipun secara objektif Anda sudah memiliki penghasilan yang layak. Ada dorongan terus-menerus untuk mendapatkan lebih banyak, seolah-olah uang adalah satu-satunya jalan menuju kebahagiaan dan keamanan.
- Penimbunan Uang: Anda enggan untuk mengeluarkan uang, bahkan untuk kebutuhan dasar. Meskipun memiliki tabungan yang cukup, Anda selalu mencari cara untuk berhemat, terkadang hingga mengorbankan kualitas hidup.
- Belanja yang Merugikan: Sebaliknya, ada juga yang merasa perlu membeli barang-barang mahal untuk merasa mampu. Meskipun menyadari batasan keuangan, mereka tetap berbelanja lebih dari yang seharusnya, hanya untuk menghindari perasaan rendah diri.
Mengapa Dismorfia Uang Terjadi?
Dismorfia uang seringkali berakar dari perbandingan sosial yang tidak sehat. Media sosial membuat kita terus menerus melihat kehidupan orang lain yang tampak lebih baik, lebih sukses, dan lebih kaya. Ini menciptakan tekanan untuk "mengikuti" mereka, bahkan jika itu berarti mengambil keputusan keuangan yang buruk.
Generasi muda, terutama Gen Z dan milenial, seringkali menjadi korban dismorfia uang karena mereka lebih terpapar pada media sosial dan tekanan untuk tampil sukses. Mereka sering merasa tidak puas karena perbandingan yang terus-menerus dengan orang lain.
Bagaimana Menghadapinya?
Mengatasi dismorfia uang bukanlah hal yang mudah, tetapi ada beberapa langkah yang dapat diambil:
- Kenali Tanda-tandanya:Â Menyadari bahwa Anda memiliki masalah adalah langkah pertama. Jika Anda merasa cemas atau tidak puas dengan keuangan Anda, coba identifikasi apakah perasaan tersebut berdasarkan kenyataan atau persepsi yang tidak realistis.
- Cari Bantuan Profesional: Terapis atau konselor keuangan dapat membantu Anda memahami dan mengelola perasaan Anda terkait uang. Mereka dapat memberikan perspektif objektif dan strategi untuk mengatasi kecemasan finansial.
- Fokus pada Diri Sendiri: Kurangi waktu di media sosial dan fokuslah pada apa yang membuat Anda bahagia. Setiap orang memiliki perjalanan keuangannya sendiri, dan membandingkan diri dengan orang lain hanya akan menambah tekanan yang tidak perlu.
- Tetapkan Tujuan yang Realistis:Â Buatlah tujuan keuangan yang sesuai dengan kenyataan dan kebutuhan Anda. Jangan terjebak dalam tekanan untuk mencapai standar yang tidak relevan dengan situasi Anda.
Kesimpulan
Dismorfia uang adalah fenomena yang kompleks dan melibatkan interaksi antara persepsi diri, tekanan sosial, dan kecemasan akan masa depan. Dalam dunia yang semakin terhubung, kita sering kali terjebak dalam lingkaran perbandingan tanpa henti dengan orang lain yang tampaknya lebih sukses atau lebih kaya.
Namun demikian, kebahagiaan dan keamanan sejati tidak ditentukan oleh angka di rekening bank, melainkan oleh bagaimana kita melihat dan mengelola sumber daya kita. Kunci untuk mengatasi dismorfia uang adalah mengenali bahwa perasaan tidak pernah cukup sering kali berasal dari persepsi yang terdistorsi, bukan dari kenyataan objektif.
Dengan mengembangkan kesadaran diri, mencari bantuan yang tepat, dan membangun hubungan yang sehat dengan uang, kita dapat mengarahkan hidup kita ke arah yang lebih positif dan seimbang.
Jangan biarkan ilusi finansial dan tekanan sosial menguasai hidup Anda. Kendalikan narasi keuangan Anda sendiri, hargai apa yang Anda miliki, dan nikmati perjalanan menuju kesejahteraan yang lebih holistik.
Penulis: Merza Gamal (Pemerhati Sosial Ekonomi Syariah)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H