Mengatasi dismorfia uang bukanlah hal yang mudah, tetapi ada beberapa langkah yang dapat diambil:
- Kenali Tanda-tandanya:Â Menyadari bahwa Anda memiliki masalah adalah langkah pertama. Jika Anda merasa cemas atau tidak puas dengan keuangan Anda, coba identifikasi apakah perasaan tersebut berdasarkan kenyataan atau persepsi yang tidak realistis.
- Cari Bantuan Profesional: Terapis atau konselor keuangan dapat membantu Anda memahami dan mengelola perasaan Anda terkait uang. Mereka dapat memberikan perspektif objektif dan strategi untuk mengatasi kecemasan finansial.
- Fokus pada Diri Sendiri: Kurangi waktu di media sosial dan fokuslah pada apa yang membuat Anda bahagia. Setiap orang memiliki perjalanan keuangannya sendiri, dan membandingkan diri dengan orang lain hanya akan menambah tekanan yang tidak perlu.
- Tetapkan Tujuan yang Realistis:Â Buatlah tujuan keuangan yang sesuai dengan kenyataan dan kebutuhan Anda. Jangan terjebak dalam tekanan untuk mencapai standar yang tidak relevan dengan situasi Anda.
Kesimpulan
Dismorfia uang adalah fenomena yang kompleks dan melibatkan interaksi antara persepsi diri, tekanan sosial, dan kecemasan akan masa depan. Dalam dunia yang semakin terhubung, kita sering kali terjebak dalam lingkaran perbandingan tanpa henti dengan orang lain yang tampaknya lebih sukses atau lebih kaya.
Namun demikian, kebahagiaan dan keamanan sejati tidak ditentukan oleh angka di rekening bank, melainkan oleh bagaimana kita melihat dan mengelola sumber daya kita. Kunci untuk mengatasi dismorfia uang adalah mengenali bahwa perasaan tidak pernah cukup sering kali berasal dari persepsi yang terdistorsi, bukan dari kenyataan objektif.
Dengan mengembangkan kesadaran diri, mencari bantuan yang tepat, dan membangun hubungan yang sehat dengan uang, kita dapat mengarahkan hidup kita ke arah yang lebih positif dan seimbang.
Jangan biarkan ilusi finansial dan tekanan sosial menguasai hidup Anda. Kendalikan narasi keuangan Anda sendiri, hargai apa yang Anda miliki, dan nikmati perjalanan menuju kesejahteraan yang lebih holistik.
Penulis: Merza Gamal (Pemerhati Sosial Ekonomi Syariah)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H