Seiring waktu, masjid ini mengalami berbagai renovasi, dengan perubahan signifikan pada arsitekturnya yang kini bergaya Eropa. Meskipun banyak perubahan, beberapa elemen sejarah dan bangunan lainnya masih dapat ditemukan di sekitar masjid.
Misteri Mimbar Kutbah Kembar
Para saudagar dari Pangkalan memanfaatkan jalur sungai untuk berdagang, termasuk menggunakan Sungai Kampar hingga ke muaranya di Selat Malaka. Dalam perjalanan perdagangan mereka, para saudagar ini membawa barang-barang seni dan budaya, termasuk dua buah mimbar masjid yang diambil dari Kesultanan Sambas di Kalimantan Barat.
Salah satunya ditempatkan di Masjid Raya Pangkalan Koto Baru, sementara yang lainnya di Masjid Raya di Pasar Bawah Pekanbaru.
Kedua mimbar kutbah ini tidak hanya berfungsi sebagai alat ibadah tetapi juga sebagai simbol hubungan historis antara masyarakat Pangkalan dan Pekanbaru. Mimbar yang diangkut melalui jalur perdagangan panjang ini adalah bukti dari hubungan erat antara dua daerah yang berbeda secara geografis, namun saling berhubungan melalui jalur perdagangan dan budaya.
Cerita ini memberikan gambaran yang kaya tentang sejarah dan budaya Nagari Pangkalan Koto Baru, yang dulunya merupakan pelabuhan besar dan ramai. Nama "Pangkalan" memang berasal dari banyaknya kapal yang berpangkalan di sana, terutama sebelum adanya jalan raya yang menghubungkan Riau dan Sumatera Barat.
Pelabuhan tersebut dikenal sebagai Sungai Mahek, tempat penting bagi jalur perdagangan yang menghubungkan wilayah tersebut dengan berbagai daerah lainnya, termasuk Riau, Malaysia, dan Singapura yang sekarang.
Para saudagar dari Pangkalan memanfaatkan jalur sungai untuk berdagang, termasuk menggunakan Sungai Kampar hingga ke muaranya di Selat Malaka. Perjalanan mereka mencakup rute yang panjang dan kompleks, menunjukkan keterampilan navigasi dan perdagangan yang tinggi.
Selain itu, mereka membawa budaya dan barang-barang seni, termasuk dua buah mimbar masjid yang diambil dari Kesultanan Sambas di Kalimantan Barat. Kedua mimbar ini kemudian ditempatkan di Masjid Raya Pangkalan Koto Baru dan Masjid Raya di Pasar Bawah Pekanbaru, sebagai tanda hubungan erat antara Pangkalan dan Riau.
Koneksi Kesultanan Sambas dan Perdagangan MelayuÂ
Kesultanan Sambas di Kalimantan Barat merupakan salah satu kerajaan Islam yang memiliki peran penting dalam perdagangan di Nusantara. Terletak di pesisir utara Kalimantan Barat, Kesultanan Sambas berperan sebagai pusat perdagangan yang menjalin hubungan dengan berbagai kerajaan di Nusantara dan bangsa-bangsa asing seperti Tiongkok, Portugis, Belanda, dan Inggris.
Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20, Kesultanan Sambas menghadapi perubahan besar dalam jaringan perdagangan karena munculnya kongsi-kongsi Cina dan kekuasaan Eropa.