Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Di Balik Kemegahan Upacara Pembukaan Olimpiade Paris 2024: Simbolisme, Keyakinan, dan Representasi

28 Juli 2024   19:48 Diperbarui: 28 Juli 2024   19:57 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: olympics.com

Olimpiade Paris 2024 telah diantisipasi sebagai salah satu acara olahraga terbesar yang akan menyatukan bangsa-bangsa dari seluruh dunia dalam semangat persatuan dan kompetisi. Namun, upacara pembukaan yang seharusnya menjadi momen meriah dan penuh harapan, justru menimbulkan kontroversi yang memancing berbagai reaksi dari masyarakat, terutama dari kalangan umat beragama.

Artikel sederhana dari seorang konvensionalis seperti saya ini akan membahas secara mendalam kontroversi tersebut, menyoroti berbagai sudut pandang, dan mencoba memahami dampak dari simbolisme yang digunakan dalam acara tersebut.

Simbolisme dalam Upacara Pembukaan

Upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024 dirancang untuk menjadi spektakuler dan mengesankan, dengan berbagai elemen artistik yang diharapkan dapat menggambarkan keragaman budaya dan semangat persatuan. Namun, salah satu elemen yang menjadi sorotan adalah pelambangan meja altar jamuan bersama.

Bagi sebagian kalangan, simbol ini dianggap suci dan memiliki makna religius yang dalam, terutama dalam keyakinan Katolik. Penggunaan simbol tersebut dalam konteks yang lebih sekuler dan terbuka memicu reaksi keras, dengan tuduhan bahwa kesucian keyakinan telah dinodai.

Selain itu, keputusan untuk menghapus salib dari kubah Invalides di poster resmi Olimpiade juga memicu perdebatan. Banyak yang melihat ini sebagai upaya untuk menghilangkan elemen religius dari acara publik besar, yang dianggap tidak menghormati warisan budaya dan agama.

Kritik ini mencerminkan ketegangan yang sering muncul antara upaya sekularisasi dan penghargaan terhadap simbol-simbol religius dalam masyarakat modern. Kontroversi ini semakin diperkuat dengan munculnya pertanyaan tentang kehancuran total Notre Dame de Paris.

Beberapa orang mengaitkan kejadian ini dengan ketidakpedulian atau bahkan niat tersembunyi untuk mengabaikan situs-situs religius yang penting. Meskipun ini adalah spekulasi, perasaan bahwa ada kurangnya penghargaan terhadap warisan religius membuat kontroversi upacara pembukaan semakin kompleks.

Representasi Komunitas Kaum Pelangi

Salah satu elemen yang paling kontroversial dalam upacara pembukaan adalah apa yang dianggap sebagai promosi komunitas Kaum Pelangi. Beberapa kritik menyebut acara ini sebagai "misa kulit hitam LGBT" dan menuduh bahwa pembukaan Olimpiade digunakan sebagai platform untuk mempromosikan agenda Kaum Pelangi secara terbuka.

Reaksi tersebut mencerminkan pandangan yang kuat dan seringkali konfrontatif terhadap representasi dan penerimaan komunitas kaum pelangi dalam acara internasional besar.

Di samping itu, terdapat pula perdebatan mengenai tanggung jawab penyelenggara acara. Beberapa berpendapat bahwa para penulis kreatif memiliki kebebasan dalam berkreasi, tetapi penyelenggara harus bertanggung jawab atas validasi dan arahan keseluruhan acara.

Kondisi tersebut menimbulkan pertanyaan tentang batas antara kebebasan artistik dan tanggung jawab terhadap audiens yang beragam dengan berbagai keyakinan dan nilai.

Bagaimana Kita Bersikap dan Memandang Kontroversi Ini?

  1. Menghargai Keragaman dan Sensitivitas: Sangat penting untuk memahami bahwa acara global seperti Olimpiade melibatkan beragam budaya, keyakinan, dan pandangan. Menghargai keragaman ini berarti menunjukkan sensitivitas terhadap simbol-simbol yang mungkin memiliki makna mendalam bagi kelompok tertentu.
  2. Dialog Terbuka: Kontroversi sering kali mencerminkan kebutuhan akan dialog yang lebih terbuka dan konstruktif. Mengundang berbagai pihak untuk berdiskusi tentang interpretasi dan representasi simbol-simbol tersebut dapat membantu menemukan titik temu dan mengurangi ketegangan.
  3. Kebebasan Artistik vs. Tanggung Jawab Sosial: Kreativitas dan kebebasan artistik adalah elemen penting dalam setiap acara budaya. Namun, para penyelenggara juga harus mempertimbangkan tanggung jawab sosial mereka, memastikan bahwa karya mereka tidak menyinggung atau merendahkan keyakinan dan nilai-nilai kelompok tertentu.
  4. Mengedepankan Pendidikan dan Pemahaman: Kontroversi ini juga dapat menjadi kesempatan untuk mendidik masyarakat tentang pentingnya simbol-simbol religius dan budaya. Dengan meningkatkan pemahaman, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan toleran.
  5. Mengambil Sikap yang Bijak dan Penuh Kasih: Bagi individu, penting untuk mengambil sikap yang bijak dan penuh kasih dalam menghadapi kontroversi. Menghindari reaksi yang berlebihan dan berusaha memahami perspektif orang lain dapat membantu meredakan ketegangan dan mempromosikan harmoni.

Wasana Kata

Kontroversi seputar upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024 menyoroti kompleksitas dan sensitivitas yang muncul ketika simbolisme, keyakinan, dan representasi bertemu dalam panggung global. Acara yang seharusnya menjadi momen persatuan dan perayaan keragaman justru memicu debat sengit dan polarisasi.

Sumber gambar: Dokumentasi pribadi Merza Gamal
Sumber gambar: Dokumentasi pribadi Merza Gamal

Bagi umat beragama, ini adalah pengingat akan pentingnya penghargaan terhadap simbol-simbol suci dan sensitivitas dalam representasi budaya. Bagi yang lain, ini adalah kesempatan untuk merenungkan bagaimana kita dapat mencapai keseimbangan antara kebebasan artistik dan penghargaan terhadap nilai-nilai yang beragam.

Dengan segala kontroversi yang ada, Olimpiade Paris 2024 tetap menjadi momen penting dalam kalender global, mengundang kita semua untuk berpartisipasi dalam dialog yang lebih luas tentang inklusivitas, penghargaan, dan persatuan di tengah keragaman.

Mari kita jadikan momen ini sebagai peluang untuk belajar, memahami, dan memajukan dunia yang lebih harmonis dan saling menghormati.

Penulis: Merza Gamal (Pensiunan Gaul Banyak Acara)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun